part 23

725 49 17
                                    

New duduk dengan gelisah sambil memperhatikan Phem yang sedang di periksa oleh dokter. Kondisi Tay sama dengan New, ia mengkhawatirkan anaknya, namun Tay bisa bersikap biasa saja agar pikirannya menjadi tenang dan tidak membuat New semakin panik.

"Dokter anak saya sakit apa?" Tanya New cepat setelah dokter melakukan pemeriksaan.

Sedangkan Tay, ia membawa Phem kedalam gendongannya.

Tay dan New duduk berhadapan dengan dokter dan mendengarkan penjelasan mengenai kesehatan Phem.

"Bagaimana dokter?" Tanya Tay sambil menimang-nimang Phem yang tertidur.

"Tadi saya cek Phem sudah mulai tumbuh gigi ya?"

"Iya dokter" sahut New.

"Selama tumbuh gigi, anak biasanya akan mengalami demam tumbuh gigi ringan. Meski tidak perlu dikhawatirkan, orang tua tetap harus siap jika selama demam anak jadi lebih rewel" jelas dokter.

"Jadi itu hal yang biasa?"

Dokter mengangguk "itu hal yang wajar karena biasanya demam juga akan disertai dengan beberapa tanda lainnya, seperti ngiler, gusi bengkak, mudah marah, ruam di mulut dan nafsu makan turun. Perilaku anak biasanya juga akan berubah"

Tay dan New mengangguk mengerti.

"Lalu bagaimana cara mengatasinya?"

"Apa Phem suka gigit-gigit sesuatu?" Tanya dokter.

New mengangguk, ia teringat kejadian tempo hari.

"Phem suka gigit waktu di berikan ASI"

Dokter kembali menjelaskan mengenai pertumbuhan Phem. Tay dan New mendengarkan seksama karena mereka butuh pengetahuan lebih untuk merawat sang anak.

"Baik dokter terimakasih atas penjelasannya"

"Sama-sama" dokter tersenyum.

Setelahnya Tay dan New keluar dari ruangan dokter dan langsung di sambut oleh Namtan yang menunggunya di luar.

"Bagaimana?" Tanya Namtan khawatir.

"Phem hanya demam biasa karena tumbuh gigi"

Namtan bernafas lega, ia mengusap kepala Phem yang tertidur di dalam gendongan Tay.

New melihat interaksi orang di hadapannya ini. New merasa jika kehadirannya tidak di anggap.

"Biar aku saja yang menggendong Phem" New mengambil alih Phem, setelahnya New berjalan duluan keluar.

New duduk di bangku belakang bersama Phem di dalam dekapannya. Sedangkan di bangku depan ada Tay yang sedang menyetir dan Namtan yang duduk di sebelahnya.

New harus menahan hatinya kembali saat melihat bagaimana Tay menggenggam tangan Namtan, dan sesekali Tay mengusap kepala Namtan dengan lembut.

Seharusnya itu tempat ku, seharusnya aku yang mendapatkan perlakuan itu

New hanya bisa mengucapkannya di dalam hati.

Aku harus berusaha untuk mendapatkan Tay kembali. Tay itu milikku, hanya milikku!

Setelah mengantar Namtan pulang, Tay dan New langsung kembali ke apartemen.

New duduk di atas karpet bulu di ruang tamu. Saat sampai di apartemen Phem kembali rewel.

New memperhatikan Phem yang sedang bermain di hadapannya, Phem sudah tidak rewel lagi.

"Sudah malam, lebih baik kamu istirahat" ucap Tay pada New.

"Tidak, aku ingin menemani Phem bermain" jawab New tanpa menoleh pada Tay.

Tay merasa khawatir pada New mengenai kejadian tadi siang, seharunya New beristirahat sekarang agar kondisinya lebih membaik.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang