part 9

546 54 9
                                    

Hari ini weekend jadi baik Tay maupun New sedang ada di rumah.

Tay sedang ada di kamarnya, ia baru saja selesai bersih-bersih karena ia habis lari pagi. Tay pikir sudah lama ia tidak berolahraga, jadi ia memutuskan untuk lari pagi sendirian sekaligus menyegarkan pikirannya.

Tok tok tok

"Masuk" teriak Tay dari dalam kamar.

Pintu kamar terbuka membuat Tay menyeringit bingung melihat New yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Kan aku sudah bilang, kamu tinggal masuk saja tidak perlu ketuk pintu seperti tadi. Aku pikir bibi Fah" ujar Tay.

New menyengir, lalu ia berjalan menghampiri Tay. New dapat mencium aroma sabun Tay yang sangat wangi, New menyukainya.

"Ada apa?" Tanya Tay.

"Emm itu" New tampak bingung.

"Katakan saja"

New menatap Tay dengan malu "mau menemaniku Netflix?"

Tay terkekeh, ia pikir ada sesuatu yang serius.

"Ya udah ayo"

New bertepuk tangan dengan riang. New melompat kecil namun dengan cepat Tay menahannya.

"Jangan loncat-loncat, nanti baby kenapa-kenapa" ujar Tay khawatir sambil mengusap perut besar milik New.

"Tapi cemilanku habis, kita belanja dulu ya?" Pinta New dengan puppy eyes.

Tay menatap New gemas, tentu ia tidak akan bisa menolak permintaan New.

"Sebentar aku ambil dompet sama kunci mobil dulu"

New mengangguk, ia menunggu Tay dengan tidak sabaran. Setelahnya New langsung menarik Tay untuk pergi, sedangkan Tay hanya pasrah mengikuti New.



Tay dan New sudah sampai di supermarket, Tay langsung mengambil troli belanja dan berjalan mengikuti New yang mengarah pada rak makanan.

Tanpa berpikir panjang, New langsung mengambil seluruh makanan ringan yang terpajang satu persatu dan memasukkannya kedalam troli.

Tay menggelengkan kepalanya saat melihat New yang tampak kalap. New memang suka makan.

"New ini sudah, makanannya sudah banyak" ingatkan Tay.

New menghentikan pergerakannya, ia melihat troli belanja yang sudah terisi setengahnya.

"Gak papa, buat stok" New tersenyum manis yang menular pada Tay.

New kembali melanjutkan langkahnya untuk mengambil yang lainnya, namun langkahnya kembali terhenti saat New tidak bisa menggapai makanan yang berada di rak paling atas.

New berjinjit dan tangannya terangkat lurus, namun ia tetap saja tidak bisa menggapai makanan tersebut. Di satu sisi tangan New memeluk perutnya sendiri untuk menjaga dari benturan.

Tay yang melihat New sedang kesusahan tidak tinggal diam saja. Tay menghampiri New, lalu ia mengambil makanan tersebut dan memberinya pada New.

New tersenyum menerima makanannya. New berbalik dan betapa kagetnya ia saat melihat Tay berdiri di hadapannya dengan jarak yang sangat dekat.

Mata Tay dan New bertemu. Tay menatap New begitu dalam dan lembut. Ada rasa kenyamanan di hati New saat menatap mata elang milik Tay.

New meremas makanan yang ia pegang saat merasakan degup jantungnya semakin kencang. New berharap Tay tidak dapat mendengar detak jantungnya karena jarak mereka sangat dekat, bahkan New dapat merasakan hembusan nafas Tay.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang