part 20

795 62 19
                                    

Deg

Dejavu

Hal pertama yang ia lihat saat pintu terbuka adalah pandangan yang sama seperti satu tahun yang lalu.

Untuk kedua kalinya dalam keadaan yang sama, posisi yang sama dan orang yang sama, Tay kembali menerima luka di hatinya.

"Hiks...T-Tay aghhh" rintih New.

Tay segera memutar tubuhnya, ia tidak ingin Phem yang berada di dalam gendongannya melihat bagaimana keadaan papanya saat ini.

"Hai Tay, kita bertemu kembali"

Tay mengeratkan gendongannya pada Phem.

"T-Tay Hiks... Aghhhh ak-kuhhh bisa jelaskan Aghhhh"

New berteriak kencang saat seseorang di bawah sana mengguncang tubuhnya lebih kuat.

"Agggg Earth.... Sak-kit" New meringis kesakitan saat Earth menambah kecepatan miliknya yang berbeda di bawah sana menghujam tubuh New.

Ya, lagi....

Untuk kedua kalinya Tay menyaksikan hal yang sama. Menyaksikan orang yang masih di cintainya itu sedang bergumul panas di atas ranjang.

"Tay kau tau ahhh. Newhhhh sangat nikmathhh" ujar Earth.

Tay menggelengkan kepalanya "maaf mengganggu. Tadinya aku kemari karena Phem ingin bertemu papanya. Tapi sepertinya waktunya kurang tepat" ujar Tay dengan suara yang ia buat sesantai mungkin.

Tay mendekap tubuh Phem, menutup telinga dan mata Phem agar tidak melihat dan mendengar tindakan tidak senonoh itu.

"P-Phem" lirih New.

"Kalu begitu aku dan Phem pulang dulu, mungkin lain kali saja. Sekali lagi maaf"

Dengan cepat Tay membawa Phem pergi dari sana, mengabaikan New yang berteriak memanggil nama mereka.



Beruntung Tay masih mengingat jika saat ini dirinya sedang bersama sang anak, jika tidak mungkin tragedi kecelakaan satu tahun yang lalu akan terulang kembali, dan Tay berharap dirinya benar-benar pergi untuk selamanya.

Tay menurunkan laju kecepatan mobilnya. Tentu Tay tidak ingin membahayakan Phem.

Tes

Sebulir air mata jatuh tanpa permisi.

"Untuk kedua kalinya New" lirih Tay.

Tay tersenyum miris "memang perkataanmu tidak dapat di percaya"

"Kamu memohon kepadaku untuk mendapatkan kesempatan kedua. Tapi nyatanya apa? Kesempatan kedua untuk menyakitiku lagi?"

"Apa kurang puas kamu New?"

Pandangan Tay pokus ke arah jalan, namun tidak hati dan pikirannya yang melayang entah kemana.

"Hiks..." Satu isakan lolos dari bibir Tay yang bergetar.

Bugh bugh bugh

Tay memukul stir mobil dengan kencang tanpa memperdulikan tangannya yang sakit.

"Hiks... Kenapa ini masih terasa sakit"

"Yayah..."

Tay menoleh saat Phem memanggilnya. Anak itu menatap Tay dengan raut wajah sendu seolah tahu kesedihan yang sedang Tay rasakan.

Tay menepikan mobilnya, lalu Tay meraih Phem dan mendekap tubuh Phem dengan erat.

"Hiks... Maafin ayah hampir membuatmu celaka"

"Phem harus tetap sama ayah hiks..."

"Karena hanya Phem yang menjadi semangat hidup ayah"

"Yayah hihi ya ya yah" gumam Phem.



Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang