part 14

602 49 8
                                    

Tay sudah menyerahkan sampel rambut untuk dirinya dan sang bayi tes DNA. Hasil tes DNA akan keluar sekitar tiga sampai empat Minggu kedepan. Sambil menunggu hasil tes DNA tersebut keluar, tak jarang Tay berkunjung ke rumah lamanya dengan New dulu.

Sebenarnya Tay tidak sanggup mengingat kenangan pahit yang ada di rumah tersebut. Namun demi sang anak Tay rela mengorbankan rasa sakit hatinya. Terlebih saat ia melihat New dan Earth yang sering kali bermesraan di hadapannya. Tay berusaha untuk biasa saja walaupun hatinya harus menahan sakit.

Untuk soal bayi yang di kandung oleh New, Tay mempercayai jika bayi tersebut adalah darah dagingnya. Tay memiliki ikatan batin yang kuat sebagai seorang ayah.

Apabila nanti hasil menunjukkan negatif, Tay tidak apa-apa, karena bayi tersebut tidak bersalah.

Tay datang di sambut oleh bibi Fah. Tay datang membawa banyak hadiah untuk sang anak, seperti pakaian dan mainan.

"Silahkan masuk tuan, baby Phem ada di kamar"

Tay mengangguk tersenyum, lalu ia berjalan menuju kamar yang terletak di lantai dua. Tay sangat hapal letak kamar baby Phem, karena dulu ia yang menyiapkan kamar tersebut.

New memberikan nama pada sang anak Pluem Purim, dengan panggilan Phem. New belum meletakkan marga pada Phem, karena ia juga tidak tahu nama keluarga siapa yang harus ia pakai.

"Hai Phem, ayah datang" seru Tay.

New yang sedang berusaha mendiami Phem yang menangis langsung menoleh.

"Tay?"

Tay tersenyum tipis. Walaupun Tay kecewa terhadap New, bukan berarti Tay membenci New. Ya, sebaik itu hati seorang Tay Tawan. Tetap memaafkan walaupun terus tersakiti.

Saat ini, Tay hanya bersikap biasa saja terhadap New. Hal itu membuat New merasa jika Tay sedang menghindarinya.

"Phem kenapa?" Tanya Tay.

New menggeleng, semenjak pulang ke rumah Phem lebih sering menangis dan sulit untuk di diamkan.

Tay mengambil alih Phem dari gendongan New. Saat berada di gendongan Tay, Phem langsung terdiam.

Tay tersenyum, Phem selalu tenang saat berada di gendongannya. Mungkin itu ikatan batin ayah dan anak.

"Cup cup cup... Jagoan ayah kenapa hmm?"

New tersenyum, Tay selalu bisa membuat Phem tenang. Melihat bagaimana Tay saat bersama Phem membuat hati New menghangat.

"Phem sudah di kasih ASI?" Tanya Tay.

New menggeleng "aku sudah mencobanya, tapi Phem tidak mau" lirih New.

"Mana ASI nya? Biar aku yang coba"

New berjalan ke sudut kamar tempat penyimpanan ASI. Lalu New memberikan ASI tersebut kepada Tay. Dan benar saja, baby Phem langsung melahap ASI tersebut dengan rakus.

Tay terkekeh "baby haus ya? Baby maunya nen sama ayah?"

Tay terus menimang-nimang sang anak.

Cklek

Pintu kamar terbuka menampilkan Earth yang menatap kearah Tay dan New dengan tajam. Kehadiran Earth di sadari oleh Tay dan New. Earth berjalan mendekat ke arah mereka.

Cup

"Sayang bisa bantu aku carikan dasi yang cocok?"

Tay tersenyum tipis melihat bagaimana Earth mencium dahi New dan berkata manja pada New. Hati Tay sakit setiap kali melihat adegan tersebut, namun semua itu tidak sebanding dengan rasa bahagianya saat bermain bersama Phem.

Feeling of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang