1. Tawuran

353 17 0
                                    

"WOY MINGGIR!!" teriakan Arin membahana. Skateboard Arin melaju kencang menyusuri lorong kelas. Murid-murid yang lain pun menghindar. Mereka tau, gadis berambut pink itu akan menabrak siapa saja yang menghalangi jalannya.

Ini sudah menjadi kebiasaan Arin setiap pagi. Ia akan melajukan skateboardnya dengan kencang menuju kelas. Apakah guru-guru tidak menegur? Oh, bukan, bahkan guru-guru telah lelah menegur si Biang Onar itu. Mereka hanya bisa berharap Arin berubah atau keluar dari sekolah.

Arin menghentikan laju skateboardnya tepat di depan kelas. Dengan langkah santai ia memasuki kelas sambil menenteng skateboardnya. Arin menaruh skateboardnya hati-hati tepat di samping bangkunya. Setelah itu pun ia duduk.

Tiba-tiba pintu kelas terdobrak dengan keras. Siapa pun yang mendengar, pasti mengira orang itu tidak pernah belajar cara membuka pintu yang baik dan benar. Masuklah dua orang siswi lagi. Pandangan mereka langsung tertuju pada sosok siswi berambut pink di bangku paling pojok.

"Ariiinnnn!!" teriak mereka bersama lalu berlari menghampiri Arin.

"Ada apaan sih? Kalian berdua dikejar-kejar setan?" tanya Arin bingung.

"Gue lagi gak bercanda, Rin! Gue lagi serius, Rin, serius!" seru Chlora disambut anggukan Fio.

"Iya, Rin, kita serius ini," timpal Fio.

"Serius Black?" sahut Arin asal.

"Ih, bukan! Itu mah Sirius, pamannya Harry Potter, Arin!" seru Chlora gemas. "Ini s-e-r-i-u-s, serius!"

"Tau nih! Kita pengen ngomong serius tau!" Fio cemberut. Dia sama Chlora kan ingin ngomong serius, tapi Arin malah bercanda.

"Yaudah ngomong aja," jawab Arin kalem.

"Serius!" seru Chlora dan Fio bersamaan.

"Apaan sih! Katanya tadi mau ngomong serius!" Arin mulai kesal. Sahabatnya itu memang rada-rada sinting!

"Itu tadi kita udah ngomong serius," ujar Chlora. Fio mengangguk. Arin paham sekarang.

"Eh, lo berdua! Lapangan sepi tuh, berantem yuk!" kata Arin kesal. Apa-apaan mereka berdua! Ia sudah serius, malah mereka berdua bercanda. Oh, Arin lupa, sekarang karma datangnya pakai pesawat jet bukan jalan kaki, pantas datangnya cepat banget!

Chlora dan Fio terkekeh. Memangnya cuma Arin aja yang bisa bercanda, mereka juga bisa!

"Itu matanya biasa aja kali, ntar kelilipan loh!" cetus Chlora saat Arin menatap mereka ganas.

"Oh yah! Balik lagi ke topik, gue benar-benar pengen ngomong serius ini," kata Fio. "Gue dapet kabar, anak-anak SMA Spandentry mau nyerang kita nanti pulang sekolah."

Arin menghela napas gusar. "Kayaknya kita gak pernah cari masalah sama sekolah itu deh!"

Chlora mengendikan bahunya. "Kayaknya mereka kepancing sama Aryo deh! Kan si Aryo selalu ngelakuin cara apa pun asal lo kalah."

"Dia kayak punya dendam kesumat deh sama lo, Rin," timpal Fio.

"Shit!" rutuk Arin. Ia lupa kalau punya musih sejati. Aryo Putra Deswata. Musuh bebuyutan Arin yang selalu berusaha mengalahkan Arin. Cowok itu akan selalu mengompori sekolah lain untuk menyerang dirinya, karena itu pula Arin harus berurusan dengan beberapa genk sekolah yang ia tak kenal, seperti saat ini.

"Suruh anak-anak ngumpul pas istirahat," kata Arin final. Mau tak mau ia harus meladeni anak-anak dari sekolah itu.

Chlora dan Fio mengangguk. Mereka pun mengirim pesan ke kawan-kawan mereka yang lain. Bel masuk pun berbunyi. Chlora dan Fio pun duduk di bangkunya yang berada di depan Arin.

Bad Nerd #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang