Memoar VII

1K 109 5
                                    

POV KRESNA

Aku tidak begitu kesulitan untuk menumbangkan pengawal. Juga tidak kesulitan untuk menembus hutan berjam-jam. Yang aku khawatirkan adalah adikku. Adikku sebenarnya tidak seberapa kuat. Aku takut ia tergores, jatuh, ataupun tersesat di hutan yang luas ini. Sayangnya kami memang harus berpencar terlebih dahulu untuk mengelabuhi pengawal.

Janjinya, kami akan bertemu di daerah perbatasan terjauh dari keraton beberapa jam lagi. Semoga dia selamat. Semoga rencana kami bisa berjalan dengan lancar. Dan kami mendapatkan kebebasan yang dari dulu kami damba-dambakan.

Ayhanda, Ibunda, tolong doakan kami dari atas sana.

oOo

Rentetan awan menutupi langit. Seolah melarangku mengintip bagaimana rona langit yang sebenarnya.

_______






Tidak, ini kacau. Kacau sekali. Sudah hampir malam, tapi Laras tidak kujumpai bahkan di sudut desa ini. Dimana dia? Apakah dia tersesat? Tertangkap? Berita mengenai hilangnya pangeran dan putri sudah tersebar, kami harus segera sembunyi.

"Tuan, apa yang anda lakukan di sini?" Sebuah suara asing menyapa indranya.

Aku tersentak. Tidak, aku harus pergi. Orang ini mungkin mengenalku dan akan melaporkanku pada pihak keraton.

"Bukan apa-apa, aku hanya mengagumi betapa dalamnya hutan ini dan bagaimana jika kita tersesat di dalamnya."

"Ah, hutan ini memang sering menelan korban. Beberapa anak suka bermain ke dalam dan butuh beberapa orang dewasa untuk membawanya pulang."

Tanganku bergetar. Ah, Laras adikku. Dimanakah engkau.

"Tapi, tuan ini darimana? Orang luar daerah ya?"

"Ah, iya, saya baru pindah. Saya pergi dulu, kisanak."

Terpaksa, aku harus menjauh dari bibir hutan dulu. Kalau tidak, orang itu akan lebih curiga.

Laras, semoga kamu selamat.

_______

Pov end

Cont.

Time Travel (Batavia's Journey) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang