Selamat Menanggung Akibatnya (27)

789 43 5
                                    


#Seputih_Cinta_Amelia27

~Selamat Menanggung Akibatnya.~

~Malam begitu cepat datang menyergapku. Padahal baru saja aku hendak memberi cerah pada harimu, menatap kebahagiaan pada malaikat kecil yang di matanya memberi harap, bahwa akan ada masa depan indah untuk kita di sana.~ (Reo)

[Aku akan ke Bandung, Mel. Kamu tak ada kabar. Itu sangat-sangat membuatku khawatir.]

Brian, lelaki ini benar-benar butuh jawabanku.

[Nggak usah, Bri. Tolong beri waktu dan ruang untukku. Aku sedang tidak ingin di ganggu.]

[Kamu sedang sibuk bekerja? Syukurlah. Terima kasih, Mel. Kamu sudah mau menjawab pesanku. Ini sangat melegakan.]

[Untuk saat ini, jangan kontak atau ganggu aku dulu. Sampai waktunya memang tepat. Aku akan fokus pada pekerjaan juga perceraianku, Bri.]

[Tapi aku rindu. Sejak melihatmu menangis kemarin. Aku terus memikirkanmu. Aku khawatir, juga rindu ... ]

Please Brian, jangan buat aku semakin dalam memendam rasa. Aku tak ingin terlalu jauh jatuh cinta padamu di saat yang tidak tepat. Aku mungkin sudah lepas dari Reo secara agama. Tapi secara negara, ini bisa jadi bumerang untuk kita.

Oh, andai kamu tahu, Bri. Saat inipun aku sedang begitu rindu.

[Jika ingin hubungan kita kedepan baik-baik saja, bersabar, Bri.]

[Tapi aku khawatir denganmu. Bukankah aku pernah berjanji akan melindungimu mulai saat ini dan seterusnya. Hanya saja ketika aku bertindak gegabah, aku khawatir akan semakin melukaimu. Melihat kamu menangis kemarin, aku merasa kalah dengan janjiku.]

[Aku akan baik-baik saja. Berada di tempat yang baik dan aman. Aku bisa menjaga diriku. Aku akan makan-makanan sehat, berolahraga dan hidup teratur. Apakah ini cukup buat kamu percaya aku akan selalu sehat dan baik?]

[Oke. Aku paham. Kabari aku jika membutuhkanku.]

[Dan jangan hubungi aku jika aku tak menghubungimu.]

Lama tak ada jawaban. Aku tahu dia sedang memikirkan pesan terakhirku.

Lima menit kemudian dia menjawab, [Oke.]

***
Hari yang indah, setelah dua minggu berkutat dengan pekerjaan, saat ini aku sudah berada di desa Tomok yang berada di jalur masuk dari Pulau Samosir, Sumatera Utara. Akan menjadi hari yang menyenangkan karena hari ini aku akan dijemput tur guide untuk mengunjungi rumah-rumah adat khas Batak yang dilengkapi dengan dekorasi boneka Sigale-gale.

Menyaksikan pertunjukan juga upacara khas Batak. Mengunjungi Museum Batak juga kompleks pemakaman raja-raja Batak Kuno.
Ah, hari-hari yang menyenangkan, aku puas, jadi kaya wawasan budaya. Kecintaanku pada hal-hal tradisional kuno membuatku begitu antusias mengunjungi berbagai situs budaya di Sumatera Utara ini.

Baru saja hendak berpindah ke situs budaya lain, pesan itu datang. Dari Rany.

[Bu, Raya akan melahirkan. Tadi jam delapan pagi Pak Reo meneleponku dan mencari Ibu. Katanya sudah ke rumah Ibu dan tak bertemu Ibu, menghubungi Ibu tapi tak aktif nomornya.]

Raya akan melahirkan? Bukankah masih bulan depan? Dan Reo kenapa lagi-lagi mencariku. Bukannya dia fokus pada Raya dan calon bayinya! Malah mencariku!

Aku memang tak pernah menyalakah handphone yang terhubung kepada mereka sejak melakukan penerbangan. Hanya Rany yang tahu nomor kontak handphone yang jarang kugunakan ini.

[Yang benar Ran? Bukannya masih lama?]

[Ya, Bu. Raya sudah di rumah sakit. Ketubannya sudah pecah katanya dan Sang ibu dalam kondisi lemah.]

CINTA TERLARANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang