•That's Ordinary Love•
Akhir-akhir ini bertambahnya usia kandungan Joohyun seringkali merasakan pegal pada seluruh tubuhnya dan berakhir dengan Kyuhyun yang akan memijatnya hingga Joohyun terlelap tidur. Hampir setiap malam Kyuhyun datang ke apartemen Joohyun membawakan makanan dan terkadang hanya datang untuk melihat kondisinya, tapi sudah seminggu ini Kyuhyun akan datang untuk memijit kedua kakinya yang terlihat lebih besar dari sebelumnya.
Bunyi bel menyadarkan Joohyun dari kesibukkan membuat salad buah yang kemudian segera membuka pintu, tanpa melihat intercom pun Joohyun sudah tahu bahwa Kyuhyun yang datang berkunjung. Seperti biasanya Kyuhyun akan datang di pukul 7 atau 8 malam setelah pekerjaannya selesai dan akan pulang setelah memastikan Joohyun tertidur.
"Aku membawa pesananmu." Ucap Kyuhyun menunjukkan paper bag salah satu restoran fast food yang cukup terkenal.
"Dengan cola?" Tanya Joohyun dengan binar senang di kedua matanya.
Kyuhyun berdecak lalu mendorong pelan tubuh Joohyun untuk segera masuk ke dalam apartemen, "Tentu saja tidak! Ibu hamil tidak boleh minum soda!" Ucap Kyuhyun dengan tegas lalu menaruh tiga paper bag berisi tiga burger extra meal, dua bungkus kentang, empat paha ayam goreng rasa pedas serta empat cup es krim rasa cokelat dengan choco cip. Semua pesanan Joohyun.
"Dokter bilang aku boleh meminumnya, sedikit saja." Ucap Joohyun dengan pelan.
Lalu Kyuhyun juga mengeluarkan satu gelas kertas ukuran medium, "Tidak lebih dari tiga teguk." Ucap Kyuhyun kemudian membuat Joohyun berseru dengan senang.
Kyuhyun mengulum senyum di wajahnya melihat tingkah Joohyun yang senang, jika ibunya senang anaknya juga akan senang bukan?
•That's Ordinary Love•
Kyuhyun menyesap cola dengan perlahan, diikuti tatapan wanita hamil di sampingnya. Sepertinya sosok Kyuhyun yang sedang menenggak cola lebih menarik dibandingkan drama yang tayang dan mendapatkan rating dua digit selama penayangannya. Tidak. Lebih tepatnya Joohyun tertarik dengan apa yang di minum oleh Kyuhyun.
"Kau membuatku tidak nyaman, Cantik." Tegur Kyuhyun menatap Joohyun yang terperangah.
Dengan wajah memerah malu Joohyun kembali melihat televisi di hadapannya dengan mengigit besar burger di tangannya, membuat sebagian mayonise keluar hingga menempel di sudut bibirnya.
Lagi. Kyuhyun mengulum senyumnya. Joohyun terlihat menggemaskan. Apa semua wanita memang menggemaskan seperti ini?
Tidak. Selain Soojung adiknya hanya Joohyun yang menggemaskan.
"Map cokelat diatas meja makan itu apa?" Tanya Joohyun tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar televisi.
Ah benar mengenai tawaran yang akan Kyuhyun ajukan mundur beberapa mingu karena masalah satu dan lainnya yang membuat fokusnya terbagi. Siang tadi Seketaris Minho menyerahkan dokumen yang sudah di buatkan secara resmi, dan ditangani langsung oleh salah satu pengacara pribadi.
"Tawaran yang sempat kita bicarakan." Ucap Kyuhyun.
Tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk segera menyelesaikan makan malam tidak sehat yang Joohyun inginkan. Pembicaran mengenai tawaran yang Kyuhyun ajukan lebih penting, Joohyun tidak ingin jauh dari kedua anaknya kelak terlepas bagaimana kehidupan mereka nantinya.
"Seperti yang aku katakan padamu sebelumnya, bayi-bayi yang ada di dalam kandunganmu akan menjadi pewaris perusahaan nantinya dan kau harus memberikannya padaku. Sebagai imbalannya aku akan menyiapkan semua kompensasi yang akan kau ajukan, katakan saja apa yang kau inginkan." Ucap Kyuhyun mengeluarkan kima kertas yang menjadi satu dengan logo salah satu firma hukum yang bekerjasama dengan perusahaan Kyuhyun.
Lalu Kyuhyun mengeluarkan lembaran lain, "Pilihan lainnya karena kau menolak memberikan bayi-bayiku, aku menawarkan sebuah komitmen pernikahan. Kau bisa mengurus bayi-bayi kita tanpa takut ada yang mengambilnya darimu dan aku juga akan memenuhi semua kebutuhanmu." Lanjut Kyuhyun.
Pada dasarnya Kyuhyun selalu memberikan pilihan terbaik untuk Joohyun hanya saja sikap menolak Joohyun benar-benar mengusiknya. Kyuhyun tidak tahu hal apa yang membuat Joohyun terlihat sangat dekat tetapi sulit sekali untuk di dekati seolah-olah terdapat sebuah dinding tak kasat mata yang menghalangi.
"Bagaimana dengan kehidupan seperti ini? Aku akan mengurus mereka dengan baik dan kau bisa datang ke rumahku seperti ini untuk melihat mereka." Ucap Joohyun dengan pelan.
Kyuhyun menatap Joohyun yang menunduk pandangannya terlihat takut dan juga terluka, "Mereka akan tumbuh besar dan menanyakan kenapa kedua orangtuanya tidak tinggal di dalam rumah yang sama? Joohyun meskipun aku memiliki anak-anak darimu keluargaku akan tetap mendesakku untuk menikah demi citra perusahaan." Ucap Kyuhyun menghela napasnya.
"Aku tidak berpikir untuk menjadikan kau maupun anak-anak kita sebagai tamengku ataupun perusahaan tapi ternyata keadaannya memang seperti itu. Kau membutuhkan anak-anak dan aku membutuhkan komitmen dalam hubungan yang pasti." Ucap Kyuhyun. Rasanya ada yang salah disini, biasanya pihak wanita lah yang selalu meminta kejelasan hubungan pada pria tapi dalam kasus Kyuhyun sepertinya tidak.
"Aku tidak ingin menikah!" Ucap Joohyun dengan tegas lalu masuk kedalam kamanya dengan membanting pintu.
"Kau bisa membuat mereka terkejut, Cantik." Gumam Kyuhyun yang sudah pasti tidak akan di dengar oleh wanita hamil itu. Kyuhyun selalu merasa takut setiap kali Joohyun menunjukkan amarahnya dengan tiba-tiba yang akan membuat anak-anak mereka terkejut.
•That's Ordinary Love•
Joohyun marah.
Benar-benar marah hingga membuat Kyuhyun menjadi kesal karena wanita hami itu mengabaikan semua pesan dan panggilannya. Rumahnya juga kosong beberapa hari ini dan Joohyun lebih memilih untuk tinggal di rumah temannya. Setidaknya itulah laporan yang Kyuhyun terima dari orang yang dimintai untuk mengikuti kegiatan Joohyun.
"Kau yang membuatku melakukan ini." Gumam Kyuhyun lalu meminta Seketaris Minho untuk membawa kembali laporan departemen perencanaan.
Dalam waktu tidak lebih dari dua jam departemen perencanaan menjadi sangat sibuk dengan Manajer Geonha yang mengatakan bahwa laporan mereka di tolak sedangkan besok rapat untuk rencana pembangunan resort sudah dimulai. Seketaris Minho bahkan tidak mengatakan alasan kenapa laporan mereka di tolak oleh CEO.
"Gila!" Pekik Yulhee di mejanya dengan jemarinya yang terus mengetik pada keyboard komputernya.
Sama seperti yang lainnya Joohyun juga mulai sibuk dengan pekerjaannya, harus merevisi kembali apa yang sudah di buat dan kembali berdiskusi satu sama lain, bukan hanya dengan rekan satu departemen melainkan beberapa departemen.
Dalam pekerjaannya Joohyun melirik kearah ponselnya dimana Kyuhyun mengirim pesan padanya dengan kalimat yang mengancam tapi Joohyun tidak peduli karena baginya tawaran Kyuhyun benar-benar membuatnya tidak nyaman.
Dan selama beberapa hari setelahnya Kyuhyun tidak juga memberikan keringanan pada semua departemen dengan pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Terlepas dari Ayahnya sendiri mengatakan pada rapat rutin setiap minggunya bahwa semua laporan sudah sesuai yang di harapkan, tetapi tidak dengan Kyuhyun yang terus meminta perubahan ini dan itu.
Dan selama itu juga Joohyun terus mendengar teman-temannya mengeluh dengan pekerjaan mereka. Kyuhyun memang kekanak-kanakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ordinary Love
FanfictionBerawal dari sebuah 'kecelakaan' tidak disengaja Joohyun berusaha melupakannya tetapi tidak dengan Kyuhyun yang menuntut untuk bertanggung jawab.