•That's Ordinary Love•
Pemakaman hari ini terlihat mengharukan bahkan ketika Youngwan akhirnya menangis dalam diamnya. Pria paruh baya itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun dengan tatapan yang menatap peti mati yang sedang di kremasi.
Dari luar Kyuhyun merangkul tubuh sang ibu untuk memberikan dukungan. Di belakangnya kerabat dekat dan teman juga kembali hadir untuk melihat bagaimana prosesi kremasi wanita tua dari keluarga Kim.
Setelahnya abu milik sang Nenek akan berada di satu tempat bersama sang Kakek yang sudah sejak lama tiada.
Ada banyak hal untuk menyambut kedatangan seseorang termasuk dengan sebuah senyuman hangat tapi kepergian seseorang selalu di iringi dengan isak tangis.
"Ayah ingin lebih lama disini." Ucap Youngwan yang diangguki oleh anggota keluarga yang lain.
Ya biarkan Kim Youngwan menghabiskan waktu lebih lama untuk bersama ibu dan ayahnya.
•That's Ordinary Love•
Kyuhyun hanya pulang sebentar untuk menemani ibu dan adiknya sebelum kembali ke rumah sakit menjaga Joohyun dan bayi-bayi mereka.
"Saya membeli makan malam terlalu banyak, tolong di terima." Ucap Seketaris Minho menyodorkan paperbag dengan tulisan restoran ternama.
Kyuhyun mengulum senyum di wajahnya, "Kau tidak pandai berbohong Seketaris Minho." Ucapnya menerima paperbag itu.
"Pulanglah kau pasti lelah. Kerja bagus untuk hari ini Seketaris Minho." Ucap Kyuhyun sebelum melenggang pergi memasuki loby rumah sakit.
Pukul sebelas malam Kyuhyun menyusuri lorong rumah sakit dan menyapa ramah pada perawat yang berjaga malam.
"Kami turut berduka cita atas kepergian Nenek anda." Ucap kepala perawat, Gong Mari.
Kyuhyun mengulum senyum tipis, "Terima kasih perawat Mari. Kalau begitu saya masuk dulu." Ucapnya lalu memasuki kamar rawat Joohyun.
Di dalam kamar seorang perawat sedang mengganti pakaian Joohyun. Dengan senang hati Kyuhyun pun ikut membantunya dalam diam, dalam hati dirinya terus bertanya-tanya kapan Joohyun akan sadar.
Ada banyak hal yang harus mereka bicarakan tentang anak-anak mereka dan lagi pernikahan mereka. Ah jika Joohyun terbangun nanti harus bagaimana Kyuhyun katakan bahwa Nenek Yeonwoo telah tiada.
"Terima kasih." Ucap Kyuhyun pada perawat yang telah membantu Joohyun mengganti pakaian.
"Joohyun."
Kyuhyun mengusapkan kedua tangan pada wajahnya yang lelah, menghembuskan napas dengan berat dan kini menatap sendu pada Joohyun yang terbaring.
"Mau sampai kapan kau akan tertidur seperti ini?" Tanya Kyuhyun dengan pelan.
"Joohyun. Maaf karena sejak kemarin aku sudah meninggalkanmu dan anak-anak kita." Ucap Kyuhyun dengan lirih.
"Kemarin Nenek Yeonwoo tertidur dengan lelap hingga akhirnya tidak ada seorang pun yang bisa membangunkannya." Ucap Kyuhyun dengan kepala yang tertunduk menatap sepatu oxford hitam miliknya.
"Padahal kondisinya sudah membaik setelah sadar dari koma, ada banyak hal kami bicarakan dan Nenek Yeonwoo berharap sekali kau bisa kembali sadar dan pulih untuk merawat anak-anak kita." Ucap Kyuhyun.
"Semua orang merasa kehilangan terutama ayah dan Bibi Gina. Nenek pergi dengan damai bukan? Wanita tua itu bahkan tidak menepati janjinya untuk melihat pernikahan kita." Ucap Kyuhyun yang lalu mengulum senyum di wajahnya seakan teringat sesuatu, hingga tangannya merogoh saku mantel hitamnya dan mengampil ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ordinary Love
FanfictionBerawal dari sebuah 'kecelakaan' tidak disengaja Joohyun berusaha melupakannya tetapi tidak dengan Kyuhyun yang menuntut untuk bertanggung jawab.