•That's Ordinary Love•
Soojung menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan kedua mata berbinar, rasa makanan yang dimakannya sungguh enak. Ah tidak sia-sia dirinya mengeluarkan banyak uang untuk makanan yang makannya.
"Enak sekali?" Tanya Minhyuk mengulum senyumnya.
Soojung mengangguk dengan semangat, "Joohyun Eonni memang punya selera makanan yang luar biasa." Ucapnya dengan pipi yang terisi penuh.
"Joohyun pernah bekerja disini, sudah jelas dia mengetahui bagaimana koki disini mengolah makanannya." Ucap Minhyuk menanggapi.
Secara mendadak pagi tadi Joohyun berbicara restoran bintang lima yang cukup terkenal, selain kualitas makanan yang terjamin dan mendatangkan koki dari luar negeri mereka juga menjaga privasi tamu dengan baik.
Ah Joohyun bahkan sering kali melihat pasangan selebriti makan disana berdua atau pejabat negeri yang makan bersama di temani oleh wanita-wanita cantik.
"Aku juga akan suka jika bisa bekerja di sini." Ucap Soojung melirik ke meja samping mereka dengan jarak yang cukup jauh.
Di meja sana terdapat sepasang selebriti papan atas yang sedang menikmati makan malam. Keduanya bahkan tidak pernah di kabarkan dekat di media tetapi sepertinya mereka sedang menjalin hubungan.
"Berhenti memperhatikan mereka dan cukup perhatikan aku saja." Ucap Minhyuk menangkup wajah Soojung agar menatapnya.
Terkadang Soojung melupakan bahwa dirinya juga terkenal sebagai putri kedua Kim Group, meskipun tidak seperti Kyuhyun yang sukses memimpin perusahaan. Media memberitakan bahwa Soojung merupakan salah satu putri konglomerat yang ingin di ajak berteman oleh orang biasa hingga selebriti wanita, tidak heran karena bibirnya yang selalu menyunggingkan senyum bahkan disaat wajahnya pucat dan mengenakan pakaian rumah sakit.
•That's Ordinary Love•
Joohyun bergerak dengan lincah memperhatikan pekerja yang sedang mendekorasi kamar anak-anaknya. Beruntung tidak ada siapapun di rumah kecuali Bibi Gina yang sedang beristirahat di kamarnya setelah menjaga Nenek Yeonwoo. Beberapa pelayan yang membersihkan rumah atau sekedar bertanya padanya jika membutuhkan sesuatu.
Kim Youngwan dalam penerbangan dan akan tiba di rumah malam hari sedangkan Kyuhyun harus tetap berada di Qatar hingga penandatangannan kontrak kerjasama.
Kedua kakinya melangkah dengan perlahan menuruni anak tangga untuk menuju dapur. Kyuhyun mengiriminya pesan untuk segera minum susu hamil dan beristirahat, dan Joohyun menurutinya.
"Nona Joohyun, saya baru saja ingin menghampiri untuk memberikan susu anda." Ucap pelayan wanita itu dengan nampan kayu di tangannya dan segelas susu di atasnya.
Joohyun mengukir senyum di wajahnya. Semua irang di rumah ini sangat baik padanya hingga Joohyun merasa tersentuh pada setiap perlakuan yang di berikan, "Terima kasih." Ucap Joohyun yang lalu duduk di kursi meja makan lalu menyesap perlahan susu dengan rasa cokelat.
"Apa ada makanan yang ingin anda makan siang ini?" Tanya pelayan lain.
"Ah Soojung bilang ingin sekali makan rolade dan sup tahu yang sangat pedas." Ucap Joohyun pada pelayan yang siap memasak menu makan siang.
Tidak butuh waktu lama tiga pelayan di dapur itu bergerak cepat untuk segera memasak meakipun jam masih menunjukkan pukup sebelas siang. Sebentar lagi Bibi Gina juga akan bangun.
•That's Ordinary Love•
Yum Junhwa menaruh tabletnya di atas meja lalu pandangannya menatap tumpukan salju yang memenuhi perkarangan rumahnya.
Disampingnya seorang wanita muda dengan pakaian formal yang hangat berdiri ikut memperhatikan tumpukan salju. Sudah lebih dari sepuluh tahun bekerja dengan Yum Junhwa, dirinya masih tidak tahu apa yang di inginkan oleh wanita yang menjadi atasannya itu.
Layar tablet yang memperlihatkan sebuah foto wanita hamil bersama seorang pria. Keduanya tampak bahagia dan menikmati momen menunggu kelahiran bayi mereka.
"Anda harus segera bersiap untuk acara amal pukul enam sore nanti, Nyonya." Ucap Akira.
Helaan napas terdengar sangat lelah di kedua telinga Akira tapi mulutnya tetap bungkam tanpa bertanya apapun, "Kau bisa menyiapkannya seperti biasa." Ucap Junhwa lalu melenggang ke arah dapur.
•That's Ordinary Love•
"Aku baru saja turun dari mobil." Ucap Joohyun dengan tangan kanannya menempelkan ponsel pada telinga.
Kyuhyun benar-benar berisik hari ini, lebih berisik dari biasanya dan Joohyun terlalu malas untuk mendebatnya jadi hanya kata iya dan iya keluar dari bibirnya.
"Aku turun di loby rumah sakit sedangkan Supir Jo akan memakirkan mobil di basement." Ucap Joohyun memberitahu.
"Kenapa turun di loby! Aku sudah katakan untuk tidak pergi sendiri, Cantik." Ucap Kyuhyun di seberang sana. Jelas sekali nada kesal terdengar membuat Joohyun menghela napasnya berusaha mengatur emosinya yang siap meledak.
"Aku turun di loby karena ada yang mau aku beli di kafe." Ucap Joohyun dengan pelan, nyaris berbisik tapi percuma karena Kyuhyun sudah mengomel saat ini.
Telinga kanannya memang mendengarkan Kyuhyun tapi kedua matanya menatap seorang anak laki-laki yang berlari dengan wajah pucat, di belakangnya beberapa perawat dan keamanan rumah sakit mengejar dengan kesulitan karena anak itu terus berlari dengan membuat apapun yang di lewatinya terjatuh atau di lempar ke belakang demi menghalau siapapun yang mengejarnya.
"Joohyun!" Panggil Kyuhyun.
Seolah tersadar, Joohyun berjalan kesamping menjauhi keributan tapi percuma karena saat ini anak itu mendorong trolley yang di bawa salah satu perawat dan merebutnya dengan paksa lalu mendorongnya ke arah perawat dan keamanan yang mengejar. Tapi naasnya trolley itu menabrak tubuh belakang Joohyun hingga wanita hamil yang sedang melakukan panggilan itu terjatuh terjerembab ke depan membuat perutnya tertindih.
Ponselnya terjatuh dengan suara pekikkan dan ribut di sekitar Joohyun terdengar. Kyuhyun pasti akan marah sekali padanya.
Perutnya yang terasa sakit membuatnya takut jika terjadi hal buruk pada kedua anaknya, umur mereka baru tujuh bulan masih ada tiga bulan lagi sebelum pertemuan mereka.
Darah yang mengalir di balik dress hijau yang Joohyun kenakan, rasa sakit pada perutnya semakin terasa begitu juga dengan rasa pening di rasakan oleh kepalanya.
"Bayiku." Gumam Joohyun yang begitu lirih ketika dirasa tubuhnya diangkat oleh perawat pria untuk di letakkan di atas ranjang rumah sakit.
Jantungnya berdegup dengan kencang, rasa takut kehilangan calon bayinya membuatnya terisak pelan dengan ringisan yang juga keluar.
Perlahan pandangannya memburam hingga akhirnya hanya kegelapan yang dilihatnya, rasa sakit itu perlahan hilang, suara-suara panik pun perlahan tidak lagi terdengar di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Ordinary Love
FanfictionBerawal dari sebuah 'kecelakaan' tidak disengaja Joohyun berusaha melupakannya tetapi tidak dengan Kyuhyun yang menuntut untuk bertanggung jawab.