That's Ordinary Love 15

1.5K 162 11
                                    

•That's Ordinary Love•

"Aku sudah katakan padamu untuk berdiam diri tidak melakukan apapun, tapi lihat sekarang kau merengek karena sakit pada kedua kaki dan punggungmu." Ucap Kyuhyun dengan kesal.

Sedangkan Joohyun, wanita hamil itu menangis tersedu-sedu merasakan rasa pegal pada kedua kakinya dan punggungnya terlebih lagi dengan omelan Kyuhyun yang membuatnya semakin merasa salah.

"Tidak perlu dipijit jika kau terus memarahiku! Kau bahkan tidak bisa merasakan berada di posisiku!" Ucap Joohyun dengan lantang.

Kali ini gerak kedua tangan Kyuhyun yang sedang memijit kaki Joohyun terhenti dan menatap wanita hamil di hadapannya dengan tatapan marah. Meskipun Kyuhyun tidak bisa merasakan menjadi wanita hamil yang harus membawa dua bayi sekaligus kemanapun, dirinya selalu merasa khawatir dan takut saat melihat Joohyun.

Wanita dengan perutnya yang membesar itu bahkan tidak bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Kyuhyun selama ini.

"Sialan!" Decak Kyuhyun lalu keluar dari kamar Joohyun dengan membanting pintu kamar. Suara debumannya cukup keras hingga membuat Joohyun terkejut dan semakin menangis.

Sejak muda Joohyun terbiasa melakukan aktivitas apapun itu dan saat hamil ini membuat ruang geraknya terbatas hingga Kyuhyun selalu melarangnya ini dan itu bahkan di akhir pekan ini, dimana kaluarga besar Kyuhyun akan mempersiapkan makan malam bersama.

Sejak pagi Joohyun bahkan membantu Ryuyoung bersama Bibi Kyuhyun lainnya. Joohyun senang melakukannya meskipun berkali-kali Kyuhyun menegurnya untuk diam saja dan duduk manis menemani Nenek Yeonwoo.

Tapi percuma saja karena Joohyun dengan keras kepala ingin membantu menyiapkan makan malam mereka dan akhirnya seperti ini.

Joohyun hanya ingin membaur dengan anggota keluarga Kyuhyun yang lain, tidakkah Kyuhyun mengerti hal itu?

Ketukan pada pintu kamarnya membuat Joohyun dengan cepat menghapus air matanya, meskipun suaranya yang serak akibat menangis dan wajahnya yang sayu tidak bisa membohongi siapapun.

"Masih pegal, Joohyun?" Tanya Bibi Gaeun yang kemudian duduk di sisi ranjang. Tangannya membawa botol yang entah apa itu.

"Rasa pegalnya membaik, Bibi Gaeun. Terima kasih." Ucap Joohyun dengan senyum tipisnya.

Bibi Gaeun mengulum senyum di wajahnya yang tidak lagi terlihat muda tetapi masih terlihat cantik di kedua mata Joohyun. Lalu perlahan kaki sebelah kirinya di balur oleh minyak pijit dan di pijit oleh Bibi Gaeun.

Seberapa keras Joohyun menolak karena rasa tidak enaknya hal itu tidak membuat Bibi Gaeun berhenti hingga akhirnya Joohyun menerimanya dengan kembali menangis merasa bersalah karena lagi-lagi dirinya terlihat lemah. Kyuhyun bahkan tidak lagi peduli dengannya.

"Wajar bagi wanita hamil merasa pegal pada tubuhnya apalagi dengan dua bayi sekaligus di dalam perutnya, sudah pasti terasa sangat pegal." Ucap Bibi Gaeun membuat Joohyun menatapnya.

"Kyuhyun tidak marah padamu Joohyun. Pria itu sedang khawatir padamu yang terus berjalan kesana kemari tanpa peduli pada perutmu yang membesar." Lanjutnya membuat Joohyun semakin terisak.

"Aku tidak bermaksud membuatnya khawatir. Aku.. aku hanya ingin membantu Ibu Ryuyoung dan Bibi Gaeun." Ucap Joohyun tergugu dengan air mata yang bahkan terus mengalir keluar. Kenapa Kyuhyun tidak bisa memahaminya?

Sebagai sesama wanita Bibi Gaeun jelas memahami apa yang Joohyun inginkan. Pengalaman kehamilan dan selalu dilarang melakukan apapun itu terasa seperti sebuah kekangan yang tidak terlihat, meskipun dilakukan untuk kebaikan wanita hamil itu sendiri nyatanya hal ini juga membuat wanita hamil merasa tertekan.

That's Ordinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang