°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Dering alarm dari sebuah handphone yang berada di nakas tepat di samping ranjang membuat seseorang yang sedang tidur terusik, seseorang itu segera lekas mematikan alarm tersebut dan bangun dari tidurnya, bersandar di kepala ranjang. Melihat jam yang menunjukkan waktu 04:55 membuat seseorang itu segera berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai dengan ritual di kamar mandi, seseorang itu segera melakukan aktifitas nya setiap hari saat jam subuh seperti ini.
Setelah beberapa menit melakukan aktifitas nya, seseorang segera keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga menuju dapur, disana dilihatnya dua pembantu yang sedang mengerjakan tugas mereka."Shani mau bantu dong mbok"
Dua pembantu itu menolehkan kepalanya dan melihat menantu dari majikan mereka yang sedang menatap piring di meja makan.
"Duh, non Shani gak usah ikut-ikutan. Nanti mbok dimarahin sama nyonya karena ngebiarin non Shani bantu-bantu di dapur"cegah pembantu yang umurnya lebih tua dari pemilik rumah.
Shani menghembuskan nafasnya dan mengerucutkan bibirnya.
"Tapi kan Shani juga mau bantu mbok, masa gak boleh sih? Shani kan perempuan jadi harus bisa dong masalah didapur"rajuk Shani.
Mbok Asih yang melihat nona mudanya itu menjadi gemas sendiri.
"Iya mbok tau non, tapi kan mbok takut dimarahin sama nyonya dan tuan"mbok Asih masih melarang Shani.
"Iya neng Shani, bukan nya gak ngebolehin, tapi kita takut kena marah neng"Dina pembantu yang lebih muda dari mbok Asih ikut bersuara.
"Gak mau tau, pokoknya Shani tetep mau bantu, sini biar Shani aja yang masak nasi gorengnya."Shani tetap kekeh dengan keinginan nya.
Mbok Asih dan mbak Dina hanya pasrah saja, sedikit dari Shani yang mereka tau selama menjadi menantu di keluarga Harlan dua minggu ini, bahwa gadis itu sangat tidak bisa diam jika sudah berada di dapur.
"Loh Shani? Kok kamu yang masak? Kan ada mbok sama mbak Dina."
Shani menatap sang mama mertua nya dengan senyuman.
"Iya mah, gapapa kok. Shani bantu aja"jawab Shani.
"Maaf nyonya. tadi mbok udah larang non Shani tapi.."
Perkataan dari mbok Asih di potong oleh sang majikan.
"Iya mbok, saya ngerti kok. Pasti Shani tetep ngeyel kan?"mbok Asih mengangguk kan kepalanya.
Nadia tersenyum dan melangkah kembali ke kamarnya guna untuk membangunkan sang suami. Membiarkan menantu nya itu dengan kesibukan nya membantu pembantu rumah nya.
Setelah 1 jam kini keluarga Harlan sudah berada di dapur menyantap sarapan mereka.
"Ci Shani kemana mah? Kok gak ada?"tanya Calli pada mama nya.
"Lagi ganti baju"
Bukan sang mama yang menjawab melainkan Gracia yang menjawab.
"Oh"Calli hanya ber oh saja.
"Sayang, cepat sini sarapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESTRUCTIBLE
FanfictionHanya cerita halu dari author yang dituangkan dalam cerita. Silahkan baca bagi yang berminat. Budayakan beri vote ygy