👰👰

2.5K 290 30
                                    

Happy reading ⬇️








"Seharusnya kamu bisa lebih tegas lagi, Hen"

"Gak semua bisa dengan seenaknya ikut campur urusan rumah tangga meskipun itu cucu sendiri"

Empat orang yang mendengar ucapan dari pria yang sudah berumur lebih dari 50 tahun itu hanya diam.

"Bapak tau dia mama kamu, tapi kamu pun juga paling berhak atas Gracia, karena dia anak mu."

Hendy menggangguk kan kepalanya sebagai jawaban atas ucapan dari sang mertua.

"Ibu cuma gak mau kehidupan cucu ibu sama bapak terganggu sehingga membuat cucu-cucu ibu sama bapak hancur karena adanya ikut campur orang lain yang membuat mereka tak bahagia dengan pilihan mereka, Hen."ucap Eni ibu mertua Hendy.

Hendy dan Nadia tersenyum dan mengangguk. Orang tua dari Nadia memang bertolak belakang dengan keluar Harlan yang memang rata-rata sedikit angkuh.

"Nenek, nanti bobo nya sama tata ya. Tata kangen sama pelukan nenek"pinta callii pada sang nenek yang duduk di samping nya.

Eni mengelus rambut Calli sayang.

"Iya sayang, nanti nenek tidur sama tata ya"jawab sang nenek.

Gracia mendengus sebal pada sang adik. Pasalnya Calli memang selalu di manja oleh kakek dan nenek mereka. Sedangkan Hendra sang kakek tersenyum dan mengacak-ngacak rambut Gracia.

"Jangan cemberut begitu Cia. Masa cemburu sama adik sendiri sih?"tanya sang kakek pada Gracia.

Calli yang melihat sang kakak pun menjulurkan lidah nya yang membuat Gracia menatapnya tajam namun hanya di balas cengiran oleh Calli.

"Awas ya kamu. Cici gak bakalan bantu kamu buat ngerjain tugas lagi"ancam Gracia dengan sebal.

"Biarin. Nanti aku minta ajarin sama ci Shani. Wlee"

Jawaban dari Calli membuat Gracia menatap adiknya itu dengan bersedekap dan sebal. Sedangkan papa, mama serta kakek dan nenek mereka tertawa karena tingkah dari kakak beradik itu.

Tok tok tok

"Gre. Papah boleh masuk?"

Gracia yang baru saja menyelesaikan sebagian skripsi nya segera berjalan kearah pintu dan membuka pintu kamarnya.

"Papah? Ada apa pah?"tanya Gracia seraya membuka pintu kamarnya lebih lebar, mempersilahkan papa nya masuk.

Gracia duduk di ranjang, samping papa nya yang juga duduk di ranjangnya.

"Ada apa pah?"tanya Gracia pada sang papa.

Hendy menatap Gracia dengan rasa bersalah. Menatap putri sulungnya yang terlihat sedikt kurus akhir-akhir ini. Ada kantung mata yang terlihat kentara.

"Papa minta maaf gre"

Gracia sedikit terkejut akan ucapan yang diucapkan oleh papa nya.

"Pah. Kenapa papah minta maaf ke Gracia?"bingung Gracia menatap sang papa.

Hendy memengang bahu Gracia dan sedikit mengusap nya.

"Maafin papa yang gak bisa berbuat banyak atas sikap Oma kamu."

"Papa tau, kamu tertekan dengan sikap Oma."

"Dan papa tau, kamu sebenarnya tidak pernah menginginkan perpisahan itu kan"

Gracia menunduk dan menghela nafasnya. Air mata sudah melupuk di matanya, namun sebisa mungkin dirinya menahan diri agar air mata itu tak lolos jatuh. Saat ini pembahasan tentang perpisahan antara dirinya dan Shani sangatlah rentan untuk hatinya.

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang