Happy reading ⬇️
"Kak Sisca please deh"
"Apaan sih Shan?"
"Ini tangan nya di lepas dulu kenapa sih"
"Gak mau ya, enakan gini kok"
"Iih terus Giman Shani bisa gerak kalau gitu? Curang nih"
"Mana ada curang! Gak ya"
"Enakan di kakak, gak enak di gue"
"Haha ya dinikmati aja sayang"
"Apaan dinikmati, yang ada gue capek kalau kayak gini terus kak"
"Ya gapapa lah sayang, seneng gue lihat nya"
"Awas ya ntar gue aduin ke mami"
"Haha wlee aduin aja kalo berani"
Dua orang yang sejak tadi berargumen terus melanjutkan aktifitas mereka, hingga kegiatan mereka terhenti karena suara yang mengagetkan mereka.
"Astaga apa-apaan ini Sisca Shani?"
"Kenapa berantakan sekali kamar nya?!"
"Dan kamu Sisca, lepasin tangan Shani. Kasihan Shani nya."
Sisca yang mendapat omelan dan pelototan dari sang mami hanya nyengir dan segera melepas tangan sebelah kiri Shani yang sejak tadi berada di tangan nya yang dengan kedua tangan mereka terikat bersama.
"Marahin aja nih Mi kak Sisca nya, rese banget. Curang main nya"adu Shani pada mami nya Sisca.
Sisca menatap tajam Shani yang di balas juluran lidah oleh gadis itu.
"Apaan. Siapa yang curang coba. Kalo kalah mah ya ngaku kalah aja kali Shan"
Shani mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan dari Sisca membuat mami Sisca hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan dari dua gadis didepan nya itu.
"Sudah-sudah. Kok malah jadi ribut lagi sih."
"Cepet ini kamar nya di beresin lagi. Terus kalian cepet tidur. Udah jam berapa ini? Kok malah masih asyik main aja"
Mami Sisca segera pergi dari kamar putrinya itu, meninggalkan Shani dan Sisca yang membereskan kekacauan yang di perbuat oleh permainan mereka tadi.
"Kak sis."panggil Shani yang sudah merebahkan tubuhnya di ranjang milik Sisca.
"Apa"jawab Sisca cuek dengan dirinya menyelesaikan bagian terakhir dari membereskan kamarnya.
Sisca mengerutkan kening kala dirinya tak mendapati balasan dari Shani. Lantas dirinya menatap gadis yang 3 tahun lebih muda dari nya itu dengan bingung.
"Ada apa?"tanya Sisca menyusul Shani merebahkan dirinya di ranjang miliknya.
Shani menggelengkan kepalanya membuat Sisca semakin bingung.
"Soal Gracia?"tebak Sisca.
"Lo tenang aja. Dia baik-baik aja kok. Ya walaupun sekarang tuh anak rada beda aja sih"
Shani lantas langsung menatap gadis yang tidur disampingnya itu.
"Beda gimana kak?"tanya Shani dengan nada kawathir.
"Dia lebih pendiam dan aku perhatiin sekarang lebih kurusan."
"Mungkin karena banyak begadang juga, soalnya kan lusa jadwal sidang akhir skripsi nya"jawab Sisca dengan melirik Shani.
Sisca, walaupun dirinya sudah tak sesering dulu bergabung dengan Gracia, Feni dan Desy. Namun dirinya selalu memantau dan memperhatikan sahabat-sahabat nya itu. Dirinya tak pernah meninggalkan persahabatan mereka meski saat ini dirinya tak sedekat dulu dengan Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESTRUCTIBLE
FanfictionHanya cerita halu dari author yang dituangkan dalam cerita. Silahkan baca bagi yang berminat. Budayakan beri vote ygy