👰👰

3K 331 99
                                    

                       °°°°°°°°°°°°

Shani duduk disamping pintu apartemennya dengan kaki yang dipeluknya. Shani menunggu Gracia yang sampai sekarang pukul 22:20 belum juga pulang.

"Kok kak Ge belum pulang sih?"

Shani kembali melihat jam dari jam tangan yang dipakai nya.

Huft

Shani menghembuskan nafasnya di telapak tangannya beberapa kali kemudian meletakkan nya di kedua pipinya. Udara malam ini memang sedikit lebih dingin dari biasanya.

Shani menelungkup kan kepalanya berbantal kan lututnya, menutup matanya sebentar kala kantuk menyerang nya.

Ting

Pintu lift terbuka dan keluarlah gracia dari dalam lift. Berjalan menuju apartemennya, namun pandangannya tertuju pada sosok yang sedang duduk di samping pintu.

"Shani?"bingung Gracia.

"Dia tidur?"

Gracia segera menghampiri Shani yang sepertinya memang tertidur. Berjongkok di depan Shani dan mencoba membangunkan nya.

"Shan, hei. Bangun"

Gracia menggoyangkan lengan Shani agar cepat bangun. Karena memang dasarnya Shani yang gampang dibangunkan, hanya satu sentuhan saja gadis itu langsung terbangun.

"Eungh kak Ge"suara Shani sedikit serak khas orang bangun tidur.

"Kakak sudah pulang?"tanya Shani mencoba mengambil kesadarannya.

"Iya. Kamu kenapa malah tidur disini? Bukannya di kamar."tanya Gracia.

Gracia berdiri dari jongkoknya, menatap Shani yang menurutnya lucu saat bangun tidur.

"Aku nungguin kakak."

"Aku gak suka sendirian di dalam."

Shani bangun dari posisi duduknya yang tak nyaman, namun karena kesadaran nya belum sepenuhnya pulih membuatnya sedikit oleng. Untung Gracia dengan sigap menahan tubuh Shani yang hampir jatuh dengan memeluk nya.

"Maaf kak"

Shani menjauhkan tubuhnya dari Gracia. Jantung nya langsung berulah.

"Iya, gapapa."

"Ya sudah ayo masuk. Diluar dingin"ajak Gracia.

Mereka berdua masuk kedalam apartemen dan menuju ke kamar. Gracia segera masuk ke kamar mandi setelah meletakkan jas kantornya ke keranjang kotor. Sedangkan Shani menyiapkan pakaian untuk Gracia.

Kini mereka sudah berbaring di ranjang dengan Gracia yang sibuk dengan handphonenya.

"Kak"panggil Shani.

"Hm?"respon singkat Gracia.

Shani yang kesal karena dicuekin oleh Gracia pun memukul tangan Gracia sehingga handphone milik Gracia terjatuh ke kasur.

"Apaan sih Shan?!"

Gracia menatap sebal pada Shani yang sedang menggembung kan pipinya.

"Kakak cuekin aku sih"ucap Shani dengan cemberut.

Gracia menghela nafasnya. Beberapa hari ini dirinya dan juga Shani memang lebih dekat dari sebelumnya. Gracia juga lebih paham dan mengerti akan sifat-sifat istrinya itu.

Shani beranjak hendak turun dari ranjang, namun belum sampai kaki Shani menyentuh lantai, pergelangan tangan nya sudah di pegang oleh Gracia.

"Mau kemana?"tanya Gracia.

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang