👰👰

2.3K 216 12
                                    

Masih flashback ygy ☺️😬

Happy reading ⬇️










Terlihat disebuah rumah yang sederhana namun begitu nyaman dan hangat meski hanya dilihat dari luar saja. Didalam rumah tersebut terdapat sebuah keluarga yang beranggotakan empat orang yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki  berumur 7 tahun dan anak perempuan berumur 4 tahun. Keluarga tersebut sedang sarapan pagi bersama dengan begitu hangat karena di selingi tawa dan obrolan ringan.

"Kakak ih itu punya adek."rengek seorang anak perempuan pada anak laki-laki yang duduk diseberang nya.

"Ini punya kakak kok. Kan adek udah itu"jawab sang anak laki-laki yang di panggil kakak tadi.

"Bunda liat, kak sakti jahat"adu si anak perempuan pada sang bunda yang duduk disampingnya.

Sedangkan sang bunda hanya tersenyum hangat pada anak-anaknya yang memang tak pernah akur jika sedang bersama. Namun sang bunda bisa melihat ikatan persaudaraan yang begitu erat di diri mereka.

"Kakak. Jangan usilin adik nya terus"ucap sang bunda pada anak laki-lakinya itu yang dibalas cengiran khas milik anaknya.

"Nih buat adek kakak yang paling cantik"ucapan dari sang kakak membuat sang adik itu kembali ceria dan tersenyum sangat manis dan menampilkan lesung pipi yang dimilikinya.

"Makasih kak"balas sang adik yang diangguki oleh si kakak.

Mereka kembali melanjutkan sarapan mereka hingga selesai. Sang ayah berpamitan pada istri dan anak perempuan nya begitupun dengan sang anak laki-laki yang berpamitan pada bunda dan adiknya. Sang ayah mengantarkan anak laki-lakinya kesekolah sebelum ke kantor.

*****

"Udah dong dek. Kan kakak kesana pergi buat sekolah."ucap anak laki-laki pada adik perempuan nya yang menangis didalam pelukannya.

"Hiks gak mau. Kakak jangan pergi tinggalin Dira"jawab sang adik dengan suara yang serak karena menangis.

Orangtua mereka yang melihat itu juga sedih karena harus melepaskan anak sulung mereka untuk belajar di luar negeri diumur nya yang masih 10 tahun karena keinginan sang anak sendiri.

"Kakak janji kakak bakal sering telfon Dira ya. Udah jangan nangis lagi"sang kakak mencoba menenangkan adiknya itu.

Sang adik yang bernama Dira itu melepas pelukannya dan menatap sang kakak dengan masih sesenggukan dan air mata yang masih mengalir dipipinya.

"Janji?"Dira mengulurkan jari kelingking nya pada sang kakak yang langsung disambut tautan dari kelingking kakak nya.

"Janji"jawab sang kakak penuh keyakinan.

Mereka kembali berpelukan. Ada rasa tak tega dari sang kakak untuk meninggalkan orangtuanya dan sang adik yang begitu disayanginya itu.

"Sekarang lebih baik kalian istirahat ya. Kan besok kak sakti udah mau berangkat"

Dua anak itu mengangguk setuju dengan ucapan sang ayah. Malam ini mereka setuju untuk tidur bersama sebelum sang kakak berangkat untuk pergi keluar negeri.

Shani Indira Natio menatap kepergian sang kakak dengan air mata yang kembali mengalir di pipinya. Lambaian tangan nya belum berhenti hingga tubuh sang kakak tak terlihat lagi di pandangan nya. Dirinya memeluk tubuh sang bunda dan menangis dalam pelukan bundanya.

"Doain kakak nya ya biar sehat terus biar bisa cepet pulang"ucap sang bunda yang diangguki dengan lemah oleh anak perempuan nya itu.

****

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang