Sorry lama ya up nya hehe 😁😁 lagi baru muncul mood buat lanjutin nih cerita 🙏✌️
Semoga aja ngerti dan paham sama part kali ini yang jujur banget nih ya aku sendiri ya juga bingung sama alur nya hehe
Tapi ya gimana lagi mumpung mood ada nih hehe
Cussss gak perlu banyak cincong lagi deh 😂
Happy reading ⬇️
Plaakkk
Nina memegang pipi kirinya yang baru saja mendapat satu tamparan yan keras dan dapat di tebak pasti akan ada bekas jari-jari tangan di pipi kiri mulusnya itu. Menatap tajam seseorang yang baru saja menamparnya dengan penuh emosi dan amarah.
Tangan kanan nya mengepal erat mencoba agar tak membuat emosinya meledak karena saat ini dirinya dan seseorang yang baru saja menamparnya sedang berada di tempat umum.
"Apa-apaan Lo hah?!! Dateng-dateng nampar gue!"marah Nina.
"Lo pantas mendapat tamparan itu! Dan harusnya bukan gue yang nampar Lo! Tapi Shani!"jawab seseorang itu dengan sama emosinya dengan Nina.
Nina menggertakkan giginya, emosinya sudah tak bisa ditahan lagi saat mendengar nama orang yang sudah merusak kebahagiaan dan hidupnya.
"LO!"
Plaaakk
Lagi, pipi kiri Nina kembali ditampar oleh seseorang didepannya itu.
"Lo harusnya bersyukur karena Shani masih mau maafin semua kelakuan dan tindakan Lo ke dia selama ini."
"Tapi gue gak bisa! Gue gak bisa maafin orang licik kayak Lo! Yang sudah mengganggu kehidupan Shani!"
"Sekali lagi Lo berani nyentuh Shani walau seujung kuku pun. Lo! Habis ditangan gue Nina!"seseorang itu pergi meninggalkan Nina yang masih berdiri dan menjadi bahan tontonan orang-orang yang ada disana.
Nina melirik tajam seseorang itu dengan segala emosi nya.
"Lo bakal menyesal udah mempermalukan gue di tempat umum, Sisca!"desis Nina dengan penuh amarah yang ditahan nya.
Ya. Seseorang yang menampar Nina adalah Sisca.Sedangkan Sisca yang saat ini sedang mengendarai mobil kesayangan nya di jalanan ibu kota dengan masih adanya sisa-sisa emosi didalam dirinya. Mencoba menetralkan nafasnya yang masih memburu setelah melampiaskan kekesalannya terhadap Nina, mantan tunangan Gracia.
Bukan tanpa alasan Sisca menghampiri dan menampar gadis itu di tempat umum dimana Nina berada tadi. Semua karena Sisca sudah tak bisa menahan gejolak amarah dan emosinya terhadap teman sekampusnya dulu itu. Karena Nina sudah berani dan secara terang-terangan menyakiti Shani bahkan tepat di depan matanya.
Seperti tadi pagi saat Shani baru saja turun dari mobil online yang mengantarnya kerumahnya, tiba-tiba sebuah mobil dengan sengaja menyerempet Shani. Untung Shani tak terluka serius hanya lecet karena terjatuh akibat kaget. Dan lebih untungnya lagi Shani tidak sedang menggendong sang anak. Dan itu berada tepat di depan mata Sisca yang saat itu menyambut Shani dan baby Zy. Saat tau siapa pemilik dan siapa pengemudi mobil yang menyerempet Shani, Sisca sudah mengumpat dengan segala kata-kata kasarnya.
"Lo bakal berurusan dengan yang lebih sadis dari gue Nina, kalo Lo berani sekali lagi menyentuh sedikit aja tubuh Shani"
.
.
"Beneran gapapa sayang? Apa gak sebaiknya kerumah sakit aja?"
Shani tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESTRUCTIBLE
FanfictionHanya cerita halu dari author yang dituangkan dalam cerita. Silahkan baca bagi yang berminat. Budayakan beri vote ygy