👰👰

2.6K 310 26
                                    

Happy reading ⬇️





Gracia POV

Aku merasakan lengan  kanan ku tak bisa digerakkan seperti ada sesuatu yang menimpa lengan ku.
Aku membuka mataku secara perlahan, pemandangan yang ku lihat pertama kali adalah wajah cantik seseorang yang masih tertidur.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan aku menutup mulutku dengan tangan kiri ku. Terkejut.

'astaga!! Shani!'

Kulihat Shani bergerak merapatkan tubuh nya dan memeluk ku lebih erat. Jantungku berdegup sangat kencang, bahkan aku bisa mendengar nya sendiri degup jantung ku.

Aku ingat jika semalam Shani merengek meminta ku untuk menginap dirumahnya setelah kejadian tak mengenakkan yang terjadi pada Shani.

Aku mengelus lembut pipi Shani yang putih halus. Aku terus memandangnya tanpa henti. Aku merindukan momen ini, dimana aku selalu menatap wajah polos nya saat aku membuka mata kala bangun tidur.

"Kamu tau Shan. Aku tersiksa saat kamu gak ada disamping ku"

"Aku. Kehilangan arah Shan saat kamu tak ada di hidupku"

"Aku. Aku gak bisa tanpa kamu Shan"

"Izinkan aku Shan. Izinkan aku ada di hidupmu lagi, meski bukan sebagai pendamping mu lagi"

Aku mengecup keningnya dan menutup mataku. Pipi nya masih ku elus dengan lembut. Ya Tuhan. Aku sungguh tak bisa membendung perasaan ini lagi.

Deg

Aku terdiam terpaku kala ku melepas ciuman ku di kening nya dan kini mata itu terbuka menatapku dalam diam.

Aku sungguh tak tau harus bagaimana, jantung ku berpacu. Aku yakin Shani bisa mendengarnya dengan jelas.

"M-maaf"

Aku tergagap kala mengutarakan kata itu. Tak ada respon  dari nya yang membuatku semakin takut. Takut jika dia akan marah dan membenci ku karena aku dengan lancang telah mencium nya tanpa persetujuan darinya terlebih dahulu.

Kulihat dia menjauhkan tubuhnya, menyibakkan selimut dan hendak turun dari ranjang, namun kutahan tangan nya yang membuatnya menoleh padaku dengan alis yang terangkat sebelah.

"A-aku minta ma-maaf"ujarku lirih.

"Iya. Shani mau masak kak. Buat sarapan"jawabnya lembut.

Kulihat bibirnya membentuk senyuman tipis membuat hatiku menghangat melihat senyuman itu di pagi hari ku.

"Mending kakak mandi dulu, terus kedapur buat sarapan"lanjutnya lagi menyuruhku untuk mandi.

Aku menganggukkan kepala tanpa di komando dan langsung aku beranjak dari ranjang menuju kamar mandi miliknya. Aku mendengar suara pintu dibuka dan ditutup kembali saat aku berada di kamar mandi.

Aku tersenyum kala melihat sebuah pakaian sudah ada diatas ranjang. Aku yakin Shani yang menyiapkan pakaian ini. Aku segera memakai pakaian yang di siapkan oleh Shani dan keluar kamar menuju kedapur.

"Maaf ya kak. Pakaian ku cuma itu yang cocok dan pas buat kakak"ujarnya dengan merasa bersalah kala melihatku sudah duduk di kursi makan.

"Iya gapapa kok Shan. Terimakasih udah meminjamkan pakaian kamu"jawabku dengan senyum di bibirku.

Shani meletakkan sepiring berisi nasi goreng dan telur ceplok di atas meja di depan ku. Shani juga duduk di kursi disampingku juga dengan sepiring nasi goreng dan telur ceplok yang sama dengan yang diberikan padaku.

"Maaf juga cuman nasi goreng dan telur sebagai menu sarapan"lagi nada yang yang sedih tersirat di ucapan nya.

"Harusnya aku yang minta maaf Shan."

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang