👰👰

2.7K 269 17
                                    

Happy reading ⬇️




"Kak siscaaaaaaaa!!!"

Suara teriakan itu berasal dari lantai dua rumah orangtua Sisca. Dan yang menjadi pelaku teriakan itu adalah Shani.

Sedangkan di lantai satu di ruang makan, orang tua Sisca hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Paham akan apa yang terjadi di lantai dua tempat teriakan itu berasal.

"Apa lagi yang diperbuat sama anak kamu itu, Pi? Sampai-sampai Shani teriak kenceng banget kayak gitu"

Papi Sisca hanya mengrdikkan bahunya menjawab pertanyaan dari sang istri.

Dikamar dilantai dua Shani sedang membereskan kekacauan yang terjadi beberapa saat yang lalu karena kekesalan nya terhadap Sisca. Selimut di lantai, bantal di sofa, guling di depan pintu kamar. Satu kata untuk kamar ini adalah 'berantakan'.

"Nyebelin banget sih! Kalau aku gak sayang, udah aku cincang-cincang tuh anak atau!"Shani membereskan dan merapikan kamar itu dengan gerutuan.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Sisca keluar dari sana sudah rapi dengan pakaian kantor.

"Pagi-pagi gak usah marah-marah deh sayang."

"Ntar cepet tua loh"

Shani yang mendengar ucapan Sisca lantas menatap tajam gadis yang beberapa tahun lebih tua darinya itu. Sedangkan Sisca hanya cengengesan mendapat tatapan sayang dari Shani pagi hari ini.

"Dasar nyebelin!!"ketus Shani.

Sisca yang mendapat respon seperti itu dari Shani hanya tertawa saja, berjalan mendekati Shani yang masih menggerutu tanpa suara. Memeluk gadis didepan nya dari belakang.

"Udah dong jangan marah-marah terus"rayu Sisca yang tak ditanggapi oleh Shani.

"Shan? Astaga Lo beneran marah sama gue?"tanya Sisca yang tak juga mendapat respon dari orang yang dipeluknya.

"Jangan marah dong. Gini deh ntar sore pulang kantor kita jalan-jalan, gimana?"rayu Sisca berusaha membuat Shani tak marah lagi padanya.

Shani tak menjawab dan tak menanggapi rayuan dari Sisca padanya. Dirinya ingin memberi sedikit jera pada gadis yang memeluknya itu agar tak mengulang kejahilan nya lagi. Tapi ya namanya Sisca pasti gak akan bosan dengan yang namanya menjahili Shani.

"Shani~ iih jangan marah-marah dong. Iya deh gue janji gak bakal jail lagi"Sisca masih berusaha merayu Shani.

Sedangkan Shani yang mendengar rengekan dari Sisca hanya tertawa dalam hati.

"Oke. Kalo gitu Dira boleh minta apaaaaa aja dari Sisca. Asal Sisca dimaafin sama Dira."Shani tersenyum menang mendengar ucapan dari Sisca.

"Janji? Gak bakal bohong kan?"tanya Shani yang dibalas anggukan oleh Sisca.

"Oke. Dira maafin"ucap Shani.

"Beneran? Dira udah maafin Sisca?"Shani menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Nah gitu dong"

Cup

Sisca mengecup pipi kiri Shani kemudian melepas pelukan nya dan berjalan keluar kamar. Sedangkan Shani hanya menggelengkan kepalanya karena tingkah dari Sisca yang membingungkan menurutnya.

Sisca, Shani dan orangtua Sisca menyantap sarapan pagi mereka dengan santai diselingi obrolan ringan dari mereka yang membahas tentang pekerjaan atau tentang kuliah Shani.

"Lo beneran gak mau ntar gue jemput, Shan?"

"Iya kak Sisca. Gue nanti pulang bareng Adel dan Ashel. Soalnya mau jalan-jalan dulu sama mereka"Shani menjawab pertanyaan Sisca tanpa menatap gadis disebelahnya itu.

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang