°°°°°°°°°°°
Shani mengikuti langkah Gracia yang berada di depannya. Berhenti di depan lift yang masih tertutup, setelah beberapa menit pintu lift terbuka dengan segera Gracia dan Shani masuk kedalam lift. Tak ada pembicaraan diantara mereka berdua hingga pintu lift kembali terbuka. Shani kembali mengikuti langkah Gracia hingga mereka berhenti tepat berada di depan pintu kamar apartemen yang Gracia beli untuk mereka tempati.
"Gue sengaja emang beli nya yang kamar nya ada dua. Lo mau kamar yang mana?"tanya Gracia pada Shani saat mereka baru masuk kedalam apartemen.
"Emm. Kalo aku tidur bareng kakak aja gimana?"tanya Shani ragu.
Gracia menatap Shani dengan sebelah alisnya yang terangkat.
"Kenapa Lo? Takut tidur sendirian?"tanya balik Gracia.
Shani tersenyum malu dan mengangguk.
"Aku gak suka tidur sendirian kak."jawab Shani.
Gracia memutar matanya tak percaya pada apa yang baru saja dikatakan oleh Shani.
"Udah besar juga, masih takut tidur sendirian"cibir Gracia.
Gracia dan Shani berjalan masuk kedalam salah satu kamar yng ada di apartemen dan meletakkan koper mereka.
"Gue mau pergi dulu. Pulang malem. Kalo mau tidur duluan silahkan."
Shani ingin menjawab ucapan dari Gracia namun gak jadi, karena istrinya itu sudah menutup pintu kamar mereka.
Huft
Shani menghela nafasnya dan segera mengambil kopernya dan koper milik Gracia. Membuka nya dan menata semua pakaian ke dalam lemari pakaian.
Shani duduk di sofa ruang tamu dengan tv yang menyala. Waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, namun Gracia belum juga kembali dari perginya sejak tadi siang.
"Kak Gracia kok belum pulang sih."
"Mau nelfon tapi takut."
Shani bermonolog sendiri cemas dengan Gracia yang belum pulang ke apartemen. Shani menghembuskan nafasnya dan merebahkan tubuhnya di sofa yang didudukinya. Tanpa terasa kini Shani sudah tertidur disofa.
Ceklek
Gracia membuka pintu apartemennya dan berjalan masuk. Gracia menatap bingung pada tv yang menyala namun tak ada yang menonton. Mengabaikan tv, Gracia segera berjalan ke kamar. Menatap bingung pada kamarnya yang masih terang dengan lampu yang masih menyala. Berjalan ke kamar mandi dan membersihkan diri, setelah selsai dengan ritual mandi dan ganti pakaian, Gracia memikirkan sesuatu yang mengganjal di fikirannya.
"Shani."gumam Gracia.
Gracia menatap ranjang nya yang masih rapi, kini Gracia mulai panik karena tak menemukan Shani berada di kamar. Dengan segera Gracia keluar kamar dan menuju dapur namun tak menemukan Shani disana, berjalan ke arah kamar sebelah kamarnya namun nihil Shani tak ada disana bahkan di dalam kamar mandi di kamar itupun juga tidak ada. Gracia dilanda kepanikan saat ini.
Berjalan cepat menuju pintu dan menyambar kunci mobilnya dan melewati ruang tamu dengan tv yang masih menyala. Langkahnya terhenti. Gracia berjalan kembali masuk dan mendekat kearah ruang tamu, mendekati sofa yang ada disana.
"Astaga."
Gracia menghembuskan nafasnya lega saat menemukan Shani yang sedang tertidur di sofa.
"Benar-benar. Bikin orang panik aja."
Gracia berjalan mendekat kearah Shani dan berjongkok disamping sofa tempat Shani tidur sekarang. Memperhatikan gadis yang sudah hampir sebulan menjadi istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESTRUCTIBLE
FanfictionHanya cerita halu dari author yang dituangkan dalam cerita. Silahkan baca bagi yang berminat. Budayakan beri vote ygy