👰👰

2.8K 315 67
                                    

Happy reading ⬇️




Shani berjalan beriringan dengan Veranda di sampingnya. Berjalan menuju apartemen mereka masing-masing.

Di depan pintu apartemen Shani bisa melihat Gracia yang sedang berdiri dengan penampilan yang. Berantakan?
Itulah hal yang Shani gambarkan dari apa yang di lihatnya tentang istrinya itu sekarang.

Shani menatap Veranda saat perempuan disampingnya itu menepuk bahunya.

"Selesaikan dengan baik-baik Shan. Aku akan selalu mendukung apapun keputusan mu."

"Aku tau kamu bisa memilih hal yang baik dan yang buruk untuk kehidupan mu"

Shani tersenyum tipis mendengar ucapan dari Veranda, orang yang sudah dianggapnya kakak sendiri. Shani memeluk sebentar Veranda.

"Makasih kak"ucap Shani tulus yang di balas anggukan oleh Veranda.

Setelah Veranda masuk kedalam apartemen milik gadis itu, Shani menghembuskan nafasnya perlahan dan melangkah mendekati Gracia, mendekati apartemen mereka.

"Shan"panggil Gracia lirih.

"A-aku.."

"Kita bisa bicara di dalam kak."Shani memotong ucapan dari Gracia.

Shani segera membuka pintu apartemen dan berjalan masuk yang diikuti oleh Gracia dibelakangnya. Gracia menutup pintu yang secara otomatis langsung terkunci.

Gracia masih mengikuti langkah Shani hingga masuk kedalam kamar mereka. Ranjang itu masih berantakan. Shani berjalan menuju ranjang dan menarik sprei dan selimut, meletakkannya di keranjang tempat pakaian kotor.

Gracia diam memperhatikan apa yang di lakukan oleh istrinya. Shani mengganti sprei dan juga selimut mereka dengan yang baru yang disimpan di lemari.

Gracia berjalan mendekat dan memeluk Shani dari belakang. Mendekap erat tubuh istrinya itu.

"Maaf"ucap Gracia lirih.

Shani diam tak menolak ataupun memberontak dari dekapan Gracia.

"Aku tau aku salah Shan. Maafin aku"ucap Gracia lagi.

"Kakak tau apa kesalahan kakak?"tanya Shani lirih dengan suara yang bergetar menahan air matanya agar tak kembali jatuh.

Shani merasakan gelengan dari kepala istri nya. Melepaskan tangan Gracia dari tubuhnya dan membalikkan badannya menatap Gracia.

"Kakak sudah mengotori kamar dan ranjang kita dengan membawa pacar kakak kesini!"

Gracia menatap terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Shani. Istrinya itu menunduk dengan tubuh yang bergetar.

"Aku bilang, kakak boleh masih pacaran dengan pacar kakak."

"Tapi"

"Tapi hiks hiks jangan bawa dia ke kamar kita kak hiks"

Tangis Shani kembali pecah. Shani mengepalkan tangannya erat untuk melampiaskan kekesalannya pada Gracia.

"Jangan bawa dia ke kamar kita hiks kamar yang menjadi hiks hiks"

Shani tak bisa melanjutkan ucapannya. Sungguh dirinya tak bisa membayangkan semua apa yang ada di fikirannya itu jika semuanya benar-benar terjadi.

Gracia kembali memeluk tubuh istrinya. Gracia tak menyangka jika Shani benar-benar serius dengan pernikahan mereka. Sedangkan dirinya? Dirinya hanya bisa menyakiti hati istrinya itu.

"Maaf. Maaf."

Gracia memeluk erat dan menepuk-nepuk punggung Shani sembari terus mengucapkan kata 'maaf' pada Shani.

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang