Happy reading ⬇️
"Selamat ya gre, Nina. Akhirnya kalian tunangan juga"
Nina tersenyum dengan sangat manis, sedangkan Gracia tersenyum biasa. Mereka baru saja melangsungkan pertunangan di kediaman keluarga Nina, banyak rekan bisnis keluarga Nina yang datang serta teman-teman kuliah mereka pun turut di undang dalam acara pertunangan mereka.
"Makasih loh ya."Nina tersenyum senang dengan tangan yang bergelayut manja pada lengan Gracia.
"Kita-kita tinggal nunggu undangan pernikahan kalian nih ya."
"Jangan lama-lama ntar di ambil orang"
Nina dan teman-teman kuliah nya tertawa kala mendengar candaan dari salah satu teman kuliah mereka.
Gracia tak menghiraukan apapun yang di bicarakan oleh teman-teman nya itu.
Tak ada raut wajah bahagia yang terpancar dari wajah Gracia. Yang ada hanya wajah malas dan lelah yang terlihat nampak di wajah cantik nya."Nin, aku pulang dulu ya. Aku caapek banget sumpah"
Ucapan Gracia membuat Nina dan juga keluarga Nina yang mendengar pun sontak menoleh pada nya.
"Kok gitu sih sayang? Kan acaranya belum selesai?"tanya Nina dengan tak rela.
"Aku capek banget. Besok harus ngurus tentang aku yang akan langsung ngambil skripsi di kampus"jawab Gracia lelah.
Nina menghembuskan nafasnya dan tersenyum manis pada Gracia.
"Ya udah, kamu hati-hati ya pulangnya."
"Kabari aku kalo udah sampe rumah"
"Jangan ngebut-ngebut kalo nyetir mobil"
Gracia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabn dari wanti-wanti tunangan nya itu.
Setelah sebelum nya berpamitan pada keluarga Nina, Gracia langsung menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah keluarga Nina.
Dan disnilah sekarang mobil Gracia terparkir, di sebrang gerbang rumah sang mantan istri. Menatap kedalam rumah itu berharap jika dirinya bisa melihat mantan istrinya walau barang sebentar saja.
Rutinitas ini sudah dilakukannya sejak dua hari dirinya resmi bercerai dengan Shani yang bahkan dirinya merasa tak menandatangani surat cerai itu.
Sebuah senyum tercipta kala apa yang diharapkan nya terkabul. Sosok perempuan yang belum genap 18 tahun itu keluar dari rumah nya dan kini duduk di kursi yang ada di teras rumah perempuan itu dengan buku yang tak akan pernah ketinggalan.
Setelah hampir 15 menit memantau sang mantan istri, Gracia memutuskan untuk pergi dari sana karena malam yang semakin larut. Menjalankan mobilnya menjauh dari area rumah Shani.
Gracia memakirkan mobilnya di garasi milik papah nya. Berjalan kearah pintu mengetuknya beberapa kali dan setelahnya pintu itu terbuka dengan menampilkan art yang tersenyum ramah padanya.
"Malam mbok."sapa Gracia basa-basi.
"Malam juga non Gracia. Kok pulang kesini gak ngabarin mbok dulu non?"tanya art yang membuat Gracia tersenyum.
"Gapap mbok. Gak harus ngabarin dulu kan kalo mau pulang kerumah orangtua sendiri"
"Ya udah ya mbok. Gre mau langsung ke kamar aja."
Tanpa menunggu jawaban dari art nya Gracia langsung berjalan menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Namun sebelum dirinya masuk kemar nya sendiri, Gracia menyempatkan dulu ke kamar sang adik, Calli.
Dilihatnya sang adik yang sudah tertidur pulas dengan tangan dan kaki yang memeluk guling kesayangan nya.
Gracia tersenyum dan kembali ke kamarnya. Langsung menuju ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Gracia langsung merebahkan diri di ranjang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESTRUCTIBLE
FanfictionHanya cerita halu dari author yang dituangkan dalam cerita. Silahkan baca bagi yang berminat. Budayakan beri vote ygy