Happy reading ⬇️
Flashback 19 tahun lalu
Gadis 5 tahun dengan rambut sebahu yang di gerai dan sebuah bando putih berpita biru yang menghiasi rambut hitamnya sedang asik bermain ayunan di sebuah taman yang jaraknya tak terlalu jauh dari area perumahan tempatnya tinggal. Menatap anak-anak lain yang juga sedang bermain di tempat yang sama dengannya.
Mata gadis kecil itu terus saja menatap kearah tempat beberapa anak yang sepertinya usianya lebih tua dari nya yang sedang asik bermain ular-ularan. Ikut tersenyum saat anak-anak itu tertawa karena permainan yang dimainkan oleh mereka.
Dari semua tempat bermain yang ada di taman itu memang hanyalah gadis 5 tahun itu saja yang sendirian. Bukan tak ingin ikut bergabung dengan mereka hanya saja gadis kecil itu terlalu malu untuk ikut bergabung dengan mereka.
Pandangan gadis kecil itu terhalang oleh badan dua orang anak yang sedang berdiri dihadapannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatapnya dengan tatapan mengejek.
Gadis 5 tahun itu menatap bingung pada dua anak yang sepertinya lebih tua darinya itu."M-maaf kalian menutupi pandangan ku"ucap nya lirih sedikit takut.
"Ngapain kamu disini? Sendirian lagi. Gak punya temen ya. Kasian banget"ucap salah satu dari dua anak itu dengan meledek.
"Kalo gak punya temen gak usah kesini. Ayunan ini punya kami. Pergi sana!"
Tangan gadis kecil itu ditarik paksa sehingga tubuhnya berdiri dari duduknya ayunan yang sejak tadi ditempatinya. Dua bocah itupun dengan sengaja mendorong gadis yang lebih muda dari mereka hingga terjatuh di tanah dengan lutut yang terlebih dulu membentur tanah keras sehingga membuat lutut itu berdarah.
"Aduh! Sstt sakit"rintih gadis kecil itu dengan memegangi lututnya.
"Huuu gitu aja cengeng."
"Cengeng cengeng. Cengeng cengeng"ejek dua anak itu membuat anak kecil itu terisak menangis.
"Hei kalian!"seru seseorang dari arah belakang dua anak itu mengejutkan mereka.
Seorang anak perempuan 8 tahun itu menatap tajam kearah dua anak yang menganggu anak kecil sampai menangis. Berjalan kearah gadis kecil berbando itu dan berjongkok didepannya, memperhatikan lutut yang mengeluarkan darah itu.
"Kalian itu jahat banget gangguin anak orang! Hush sana pergi!"usir anak perempuan itu yang membuat dua anak itu sedikit takut dan pergi dari sana.
"Kamu gapapa? Sakit ya?"tanya anak perempuan itu namun tak mendapat respon dari gadis kecil berbando pita.
Tangan anak perempuan itu masuk kedalam kantong celananya dan mengambil sesuatu didalam sakunya. Sebuah hansaplast, dengan segera anak perempuan itu menempelkan hansaplast itu ke luka anak kecil di depannya.
"M-makasih"lirih gadis kecil berbando pita itu.
Anak perempuan itu tersenyum manis dan mengangguk.
"Sama-sama. Yuk kakak anterin pulang, udah sore pasti orangtua kamu nyariin"tawar anak perempuan itu ramah.
"Sini aku gendong"ajak anak perempuan itu dan mendapat penolakan dari gadi kecil didepannya.
"Kenapa?"tanya anak perempuan itu.
"A-aku berat"ucap anak berbando pita itu dengan malu-malu.
"Eh kamu cadel ya? Lucu banget gak bisa bilang R"anak kecil berbando itu menundukkan kepalanya membuat anak perempuan itu semakin gemas.
"Udah sini aku gendong di belakang. Kaki kamu pasti masih sakit itu buat jalan. Aku kuat kok gendong kamu"anak kecil berbando itu akhirnya naik ke punggung penyelamatnya dan mereka kini berjalan di pinggir jalan kearah rumah gadis kecil berbando pita.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDESTRUCTIBLE
FanfictionHanya cerita halu dari author yang dituangkan dalam cerita. Silahkan baca bagi yang berminat. Budayakan beri vote ygy