Part tambahan

1.4K 179 13
                                    

Happy reading ⬇️








Tiga tahun kemudian

Jakarta




"Mama. Kaos kaki Zyan yang kanan mana?"

"Ma, dasi Zyan gak ada"

"Ma, buku Zyan belum siap"

Di pagi hari di salah satu rumah yang ada di kompleks perumahan mewah yang ada di Jakarta sudah begitu ribut karena satu anak laki-laki yang sibuk mencari barang yang tak dapat di lihatnya. Kamar yang sudah berantakan menjadi lebih berantakan lagi karena ulah anak umur 6 tahun yang sibuk mencari dasi dan kaos kaki miliknya.

Ceklek

Dari arah pintu kamar masuklah perempuan dengan sudah rapi dengan setelan pakaian kerja dan juga di masing-masing tangan nya terdapat barang yang di cari oleh sang anak.

"Kak."panggil perempuan itu lembut setelah sebelumnya menghembuskan nafas kasar karena melihat kamar sang anak yang sangat lah berantakan.

"Eh mama. Eh itu kok kaos kaki sama dasi nya kakak ada sama Mama sih?"tanya anak laki-laki itu.

"Kamu tuh ya kebiasaan banget."omel perempuan itu yang dipanggil Mama.

"Hehe maaf ma"

Perempuan itu memasangkan dasi dan juga kaos kaki sang anak dengan telaten. Tersenyum setelah selesai dan menegakkan tubuhnya.

"Kakak turun dulu biar mama nyiapin buku kakak"titah perempuan itu yang diangguki oleh sang anak.

"Dedek udah dibawah kan?"tanyanya yang diangguki oleh perempuan itu.

Setelah sang anak sulung sudah keluar dari kamar, dengan segera perempuan itu menata buku pelajaran sang anak untuk hari ini dan memasukkan nya kedalam tas sang anak. Membawa tas itu dan berjalan keluar menyusul sang anak menuju keruang makan dimana kedua buah hatinya sudah menunggu.

Pandangannya tak lepas dari tingkah dan interaksi kedua buah hatinya, dimana sang anak sulung yang jail namun sangat perhatian dan menyayangi sang adik.

'andai kamu disini, kamu pasti akan sangat gemas dengan tingkah laku kedua anak kita'

"Kakak jangan jahil terus sama adek nya."tegur nya pada sang anak sulung.

"Hehe iya mah, habis dedek lucu dan gemesin sih"

Perempuan itu tersenyum dan mengacak rambut anak laki-lakinya dan mencium pucuk kepala kedua anaknya itu.

"Lebih baik kita sarapan, bentar lagi mau jam tujuh nanti kakak terlambat sekolahnya"ajaknya yang tentu saja di turuti oleh sang anak.

Dipandangnya si bungsu yang sudah lebih dulu memakan sarapannya yang di bantu oleh pengasuh nya. Anak bungsunya yang berumur tiga tahun itu tak banyak bicara, bukan karena tak bisa bicara malah sebenarnya gadis kecilnya itu sangatlah lancar berbicara dan sangat aktif namun memang lebih banyak diamnya dalam urusan berbicara.

Najelina Christy adalah nama anak keduanya. Gadis kecil yang cantik dan sangatlah manja dengan sang kakak, memiliki tatapan yang sama persis seperti bundanya. Dan ya kalian pasti tau siapa perempuan yang di panggil Mama disini. Ya perempuan itu adalah Gracia, Shania Gracia.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi Gracia segera mengantar si sulung ke sekolah, dengan kecerdasan yang diturunkan oleh sang bunda padanya diumurnya 7 tahun ini Zyan sudah menduduki kelas 3 SD.

"Mah, nanti Ian ikut Mama ya"pinta Zyan sebelum turun dari mobil Gracia.

"Kenapa? Kangen ya sama bunda?"tanya Gracia yang diangguki oleh Zyan.

"Kangen banget. Udah tiga hari Ian gak jengukin bunda. Boleh ya?"Gracia tersenyum dan mengangguk.

"Iya boleh kok. Nanti kesana nya bareng-bareng sama adek juga"ucap Gracia yang membuat si sulung kegirangan.

Setelah berpamitan pada sang mama, bocah laki-laki itu segera masuk kedalam sekolahnya dan mobil Gracia kembali melaju meninggalkan area sekolah dasar tempat sang anak bersekolah.




                      ••••••••••••




Disebuah rumah sakit di salah satu ruangan VVIP terdapat seseorang yang terlelap dengan alat infus yang menancap di pergelangan tangannya dan jangan lupakan alat medis lainnya yang menunjang kehidupan nya.

Meski terlihat pucat namun tak menghilangkan dan memudarkan paras cantik perempuan yang sedang terlelap itu. Sudah tiga tahun lebih perempuan itu terbaring dalam keadaan koma setelah sempat kehilangan nyawanya, namun mukjizat Tuhan mengembalikan denyut nadi dan detak jantungnya membuatnya kembali bernafas meski pada akhirnya harus dalam kondisi koma sampai sekarang.

"Bunda"suara anak kecil memenuhi ruangan itu.

"Bunda lagi bobo ya sayang. Jadi jangan terlalu berisik"ucap perempuan yang menggendong bocah yang bersuara tadi.

"Bunda kok gak bangun-bangun sih, Mah? Gak kangen sama Zyan ya?"tanya anak laki-laki yang berada disamping perempuan yang menggendong sang adik.

"Bunda kangen kok sama kita, tapi mungkin bunda lagi asik bermain di dunia mimpi bunda. Jadinya bunda lama deh bangunannya. Sabar ya, bunda pasti bangun kok"jawabnya akan pertanyaan si sulung.

Seperti biasa jika mereka mengunjungi perempuan yang sedang asik terlelap itu, si bungsu akan diletakkan di atas ranjang disamping tubuh perempuan itu dan membiarkan si bungsu berceloteh 0anjang lebar. Saat-saat seperti inilah si ungsu akan berbicara dengan lancar dan panjang , menceritakan apapun kepada perempuan yang dipanggilnya bunda. Meski tak ada respon namun tak membuat si bungsu berhenti untuk bercerita.

"Eh!"

"Kenapa kak?"

"Ta-tangan bunda tadi gerak, Mah."

"Bener?!"

"Iya. Aku lihat tadi"

Mendekat dan menunduk, mendekatkan bibirnya di samping telinga perempuan yang terlelap itu dan berbisik.

"Ayo bangun. Kamu pasti bisa. Aku dan anak-anak selalu nungguin kamu dan pengen liat kamu bangun. Kami selalu disini nunggu kamu, Shani"

Genggaman tangan pada tangan perempuan yang terlelap yang ternyata adalah Shani itu mengerat. Mencoba memberikan semangat dan dukungan pada sang bunda agar segera bangun dari tidur panjang nya.

"Bunda"

"Bunda, ayo bangun. Zyan kangen sama bunda"

"Kitty kangen"

Kedua bocah itu terkejut kala mendapatkan respon dari sang bunda dengan genggaman tangan mereka yang juga dibalas oleh sang bunda, namun mata sang bunda masih tetap tertutup. Namun mereka sudah sangat senang karena secara perlahan tubuh dan anggota badan bundanya sudah mulai merespon meski tak sering. Dan itu sudah membuat harapan mereka kembali bergejolak dan semakin bersemangat untuk membuat sang bunda agar segera bangun dari mimpi panjangnya.

'ayo bangun sayang. Lihat anak-anak sudah sangat merindukanmu. Aku pun juga sangat merindukanmu, shani.'


























Bonus tipis² ya 😁

Jangan minta cepat lanjut lagi, oke.

See you

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang