0.5

1.1K 135 0
                                    

Jan and Jun

ʝαҽɱɾҽɳ•

Hari pertama bersekolah di NEO cukup membuat jun lelah karena banyak nya kejadian dihari itu. Dimulai dari berita nya yang membuat dirinya terkenal dan menjadi incaran para gadis, Kejadiannya waktu bersama kawanan Jaemin dan yang paling menyebalkan adalah, bagaimana bisa Jan bertahan untuk berteman dengan pria cerewet seperti Haechan?

Setelah jam istirahat selesai, Jun berniat membawa tubuhnya ke Rooftop sekolah untuk menenangkan pikirannya tetapi saat ditengah jalan Jun tak sengaja menabrak seseorang

Orang itu jatuh kebawah dengan bokong yang mencium lantai, sadar jika itu salahnya jun mengulurkan tangannya untuk membantu orang itu berdiri

Awalnya orang itu hanya mendumel tak jelas, tetapi setelah mendongak dan melihat Jun, orang itu teriak histeris

"yak! Kalau JAL---------JAN-IE!!! ASTAGA KEMANA SAJA KAU EOH?! EMPAT HARI KAU TAK ADA KABAR DAN SEKALINYA MASUK MALAH BIKIN DUNIA GEMPAR! KENAPA KAU TAK CERITA KALAU KAU ANAK HUANG ZHANG ZHOU! KAU FIKIR AKU SIAPA?! PADAHAL KITA UDAH JANJI UNTUK SALING TERBUKA TAPI NYATANYA?! HIKS AKU KECEWA HUWAAAA"

dapat dibayangkan betapa ngilunya telinga Jun saat mendengar suara cempreng itu berteriak, Padahal orang itu adalah seorang pria, Jun akui orang itu cukup tampan. Kulitnya yang berwarna Tan memang sangat cocok untuknya

Dan setelah kejadian itu, seharian penuh jun terus ditempeli oleh pria berkulit tan tersebut. Memeluk lengannya dan menduselkan Kepalanya keceruk leher Jun.

Ketika Jun bertanya siapa nama Pria itu, Pria itu merenggut tak suka, ia melepas kasar pelukan nya dan menatap jengkel Kearah Jun

"baru empat hari gak ketemu kau sudah lupa denganku Jan-ie?! Eih... Aku kecewa! Bagaimana bisa kau melupakan Aku yang memiliki nama imut ini? Seorang Lee Haechan, Manusia terimut didunia kau lupakan?! Uyyy... Menyebalkan, Huft!"

Jujur, Jun sangat ingin muntah melihat bagaimana tingkah ajaib pemuda yang diketahui bernama Lee haechan. Ah, ternyata Ini yang namanya haechan yang dikatakan oleh sungchan

Jun hanya tersenyum kikuk sembari menggaruk lehernya seperti orang bodoh. Jun sadar jika haechan sedang dalam mode ngambek, maka dari itu dia harus membujuk sahabat tercinta Sang kakak, jika ngambek bisa habis dia sama Jan

"Baiklah, Maafkan aku haechan-ah... Sekarang jangan ngambek lagi eoh? Aku traktir ice cream bagaimana?", jun berusaha membujuk haechan yang masih dalam mode ngambek, lihatlah bagaimana wajah pria itu. Wajah ditekuk dengan bibir maju beberapa centi, kedua tangan dilipat depan dada, menggemaskan tetapi menyebalkan 

"Kau fikir aku anak kecil yang bisa dengan mudah dibujuk? Tak Mau!"

"Okey... Aku traktir makan deh, apapun yang kamu mau aku belikan, janji jangan ngambek lagi tapi eoh~", jujur, Jun sebenarnya merasa jijik ketika dengan terpaksanya ber- aegyo seperti itu

Karena Jika dia dalam diri Jun, maka lebih baik jun pergi meninggalkan haechan dan berkeliling kota seoul dengan motor kesayangannya yang diberi nama, Jap-pong

Mendengar kata jun membuat mata haechan berbinar terang, Dia kembali memeluk lengan Jun dan bergelayut manja disana, menghiraukan jun yang menatapnya jengah

'Dasar Bocah!'

Dan disinilah mereka berdua berada, Disalah satu caffe terkenal diseoul. Tempat langganan para anak muda berkumpul, tempatnya cukup asik dan nuansa nya sangat cocok dengan style anak muda

Tepat dihadapan pintu utama ketika kita masuk, ada sebuah panggung kecil dengan berbagai jenis alat musik. Melihat itu mata Jun terus berbinar saat netra nya menangkap sebuah benda yang dimainkan dengan cara dipetik, sebab Jun sangat menyukai gitar

"Kenapa kau terus ngelihat kepanggung? Kau mau nyanyi?", ucap haechan yang merasa cukup jengah karena sedari tadi Ia terus melihat jun yang selalu curi - curi pandang kepanggung

Jun melirik haechan dan kembali menatap panggung, "bolehkah?", Pertanyaan yang dilontarkan jun cukup membuat haechan terkejut

Karena selama ini, yang haechan ketahui bahwa Jan merupakan anak yang anti akan hal yang berbau dengan musik. Bukan tak suka, Hanya saja Jan pernah bilang pada haechan jika musik akan selalu mengingatkannya akan sosok yang berharga untuknya

Ya, Sosok yang dimaksudkan adalah Jun. Adik nya, seperti nya jan masih sangat hafal kesukaan Jun

"Kau mau bernyanyi? Kalau mau aku akan bilang ke manager nya. Aku sangat mengenal dengan dia", Tawar haechan yang langsung di anggukan oleh Jun

Haechan berdiri dan pergi untuk menemui sang manager caffe, Jun berharap jika sang manager mengizinkannya karena sudah cukup lama dirinya tak bermain

Puk!

"Maju sana. Kau boleh main, Mau diiringi gak sama anak sini?", pertanyaan haechan dijawab, "Tidak" oleh Jun

Dengan semangat, Jun membawa dirinya keatas panggung dan duduk setelah mengambil gitar yang kini berada digenggamannya

"check check! Satu dua Tiga check", Setelah merasa semuanya telah siap, Jun langsung mengucapkan Kata demi kata untuk salam pembuka nya

"Annyeonghaseyo semuanya. Saya huang Renjan, disini saya akan menyanyikan sebuah lagu yang sangat berarti bagi saya. Harap semuanya dapat merasakan apa yang saya nyanyikan"

Jun langsung memainkan gitarnya, Alunan musik yang dimainkan oleh pria munyil itu cukup indah dan sopan untuk masuk keindra pendengaran. Semua Orang, baik pengunjung dan pekerja di sana sangat larut akan lagu yang dinyanyikan oleh nya
Lagu, Starlight By chani adalah lagu yang dinyanyikan oleh Jun malam itu. Suasana yang cukup nyaman dibawah rembulan bulan yang menyinari Bumi ditemani dengan ribuan bintang yang mempercantik Langit gelap itu, hening yang tercipta karena semua orang larut akan lagu yang dinyanyikan, cukup sukses membuat dirinya menumpahkan rasa amarah yang membuncah didadanya

Perasaan rindu kepada Jan, perasaan sedih untuk Jan dan perasaan takut untuk Jan. Jun takut jika jan memilih menyerah ditengah perjuangannya untuk terbangun dari tidur panjangnya

Jun takut jika ia gagal menemukan sang pelaku. Jun... Takut

Tetapi Jun tak boleh menyerah. Sedih boleh, menyerah jangan. Karena ini adalah sebuah awalan dari peperangan.

Jun yakin dia bisa melewati ini semua. Ada Jisung, sungchan, Johnny dan Sang baba yang selalu sedia menemaninya

Dan Jun yakin, Jika sang mama akan senantiasa memberikan Ucapan 'semangat' meskipun raga tak lagi didunia

Karena, Nyawa harus dibalas dengan Nyawa.

.
.

Lagu yang dinyanyikan Jun :

Jan And Jun [Jaemren] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang