2.0

578 78 3
                                        

Getar ponsel yang menggelikan paha membuat jun mengalihkan atensinya dari hyunjin. Mengambil ponsel dan melihat notifikasi pesan dari sang Baba

Baba Zhou

Jan... Kritis jun.
(10:55)

Kondisinya yang lemah dan juga kerusakan ginjal yang dialaminya membuat keadaanya menjadi sangat lemah. Jan harus mendapatkan pendonor segera
(10:56)

Membaca pesan dari Zhou membuat nafas jun seketika tercekat ditenggorokannya. Keinginannya untuk mendengar kabar baik tentang jan seketika sirna hanya dengan pesan yang kirimkan zhou

Jun mengerti, sangat sulit untuk mendapatkan pendonor yang cocok. Bukan hanya jan saja yang membutuhkannya, Jutaan orang diluar sana juga membutuhkan Ginjal untuk bertahan hidup

Sungguh hari yang menyedihkan untuk jun. Mendapatkan informasi tentang sang musuh dan kini menerima informasi tentang kondisi jan yang memburuk

Seketika air matanya jatuh kembali tanpa memperdulikan bahwa ada sepasang mata yang sedari tadi melihatnya.

Hyunjin hanya diam dengan tatapan datarnya menatap jun yang kini sudah menutup wajahnya dengan telapak tangannya, suara seseguk'an sebab menangis terdengar ditelinganya

Hujan yang tadinya mereda kini kembali turun dengan deras, seakan mengerti apa yang jun rasakan sekarang.

"Menyedihkan", Ucapan hyunjin membuat jun mendongak menatapnya dengan tatapan bertanya

"Sepertinya lo manusia yang paling menyedihkan didunia ini. Seberapa besar sih masalah lo sampai - sampai lo nangis kayak gini??", Jun terkekeh mendengarnya. Mengigit bibir bawahnya guna menahan tangis yang siap menurun kembali

"Lo benar, jin. Gue manusia paling menyedihkan disini", Ucap jun. Tangan munyilnya bergerak untuk menghapus jejak air mata dipipinya

"Tetapi gue sadar. Masih banyak orang diluaran sana yang lebih menyedihkan dibandingkan gue! Lo hanyalah orang asing yang dengan seenak jidat berkomentar tentang keadaan gue hanya karena melihat gue menangis", Jun menatap netra kucing itu dingin

"dan gue yakin, masing - masing manusia diberikan cobaan yang berbeda, karena tuhan ingin menguji seberapa kuatnya kita bertahan. Dan gue yakin, kalau lo ada diposisi gue? Lo gak akan sanggup menjalaninya", Jun pergi meninggalkan hyunjin yang masih diam ditempat sembari menatap punggung sempit jun yang semakin mengecil termakan jarak

Sebelum pergi meninggalkan hyunjin, jun sempat menabrak bahu hyunjin dengan sengaja.

Saat netranya tak mengangkap sosok munyil yang telah hilang dibalik tembok, Hyunjin menyeringai. Seringaian yang terlihat menyeramkan, seringaian khas seorang Pshycopat

Karena memang, itulah jiwanya.

"Sebentar lagi lo gak akan merasakan sakit huang Renjun..."

"gimana kondisinya sekarang? Sudah melewati masa kritis nya?", terdengar suara helaan nafas diseberang telefon

"Masih belum jun. Tenanglah, Jan itu kuat, dia gak akan menyerah begitu saja"

"bagaimana bisa aku tenang?! Jika kakakku saja terbaring lemah tanpa bisa aku lihat raganya??", Ucapan Jun naik satu oktaf.

Jan And Jun [Jaemren] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang