0.7

933 125 1
                                    

Jan and Jun

ʝαҽɱɾҽɳ•


Pagi - Pagi sekali jun telah tiba disekolahnya. Semalam ia tak bisa tidur karena terus menerus memikirkan masalah yang ia hadapi.

Jun Ingat ketika johnny mengatakan bahwa musuh keluarga Huang merupakan seorang pebisnis Besar seperti zhou dan Ia cukup terkenal di negara gingseng ini, maka dari itu Jun tak henti - hentinya mencari Kumpulan nama pebisnis terkenal dikorea

Jun menemukannya, Tiga pebisnis terkenal di negri gingseng yang masuk dalam Sepuluh Nama orang terkaya di dunia. Satu diantara Tiga nama adalah, lee Dong-han

Fakta yang mengejutkan jun adalah, Dong han merupakan ayah kandung dari Pria yang mengaku kekasih Jan, Lee Jeno

Dan dua pebisnis lainnya adalah, kang seong-Sam dan Kim Ming-hoo

Jun sedikit mencurigai Keluarga Lee, Karena Dong han pernah menjalankan bisnis bersama Babanya tetapi diputuskan tanpa memberi penjelasan, terlebih lagi Jeno yang memiliki hubungan dengan Jan

Cukup aneh karena Jeno yang merupakan Putra tunggal dari pebisnis hebat memacari Jan yang notabenenya memiliki hal yang sama sepertinya, apa mungkin jeno tulus mencintai atau ada maksud lain?

"Hufttttt....", Jun menghembuskan nafasnya panjang karena kepalanya cukup pening memikirkan ini semua.

Jun benar - benar membutuhkan hiburan sekarang

Jun melirik Arloji dipergelangan tangan kirinya, waktu menunjukan hampir pukul Enam pagi. Memang sangat rajin pemuda huang ini, Pukul empat subuh ia sudah mandi dan bergegas menuju sekolah, jadi dirinya tiba disekolah pukul Setengah enam, padahal cahaya matahari masih malu - malu menampakan dirinya

Tetapi jun tak perduli, ia menaruh ransel diatas meja dan melangkahkan kakinya kelantai paling atas, Rooftop

Diedarkan pandangannya menatap sekeliling Rooftop, tak ada yang aneh, tempatnya sama seperti tempat - tempat yang lain, hanya saja Disana disediakan sofa untuk bersantai

Kaki munyilnya melangkah mendekat dan menduduki sofa yang terlihat cukup usang namun masih nyaman diduduki

Netranya menatap Luasnya kota seoul, bangunan tinggi nan megah yang mendominasi penglihatannya, Keadaan saat itu cukup ramai meskipun masih gelap, banyak kendaraan yang berlalu lalang untuk memulai aktivitas nya

Jun berdiri dan berjalan lalu berhenti dipagar sisi rooftop, memejamkan matanya sesaat lalu menghirup oksigen banyak - banyak dan dihembuskan dengan bersamanya mata yang ia buka

Dilakukan berulang kali hingga merasa dirinya membaik, Dirogoknya saku celana dan mengeluarkan sebuah kotak berisi belasan nikotin dan juga korek api

Menyesap rokok dipagi hari memang sangat menyenangkan disaat - saat seperti ini, Tanpa sadar jika sedari tadi ada sepasang mata yang terus melihatnya

"Ternyata lo benar - benar berubah ya, Selain jadi lebih berani lo juga jadi brengsek", Ucapan seseorang secara tiba - tiba cukup mengejutkan jun tetapi pria munyil itu sangat pandai menyembunyikan ekspresi nya

Jun berbalik dan mendapati seorang pemuda sedang menatapnya datar dengam kedua tangan dimasukan kesaku celananya

Dihisapnya rokok lalu menghembuskan asapnya lalu menjatuhkan rokok dan mematikannya dengan cara di injak, "Cukup bagus bagi seorang pemula, gue akui itu", ucap pemuda itu lagi

"Mau apa lo, Na Jaemin?!", Jun menatap pemuda itu dengan tatapan datar, jaemin tak menjawab pertanyaan jun, Mereka hanya saling tatap tanpa ekspresi

Cukup lama saling bertatap membuat jun langsung memutuskan adegan itu, untuk kedua kalinya jun bertanya kepada jaemim, "Gue nanya, Lo jawab! Jangan bisu", jaemin terkekeh mendengarnya

"setelah gue pikir - pikir, Lo manis juga untuk ukuran Cowok, Lebih manis dari Para gadis", Jun berdecih

"Sadarkan gue cowok? Jadi gue harap lo masih ingat Gender", Jun ber- smirk setelah melihat raut wajah jaemin yang terlihat tak bersahabat

"harusnya ngaca bro! Lo juga harus ingat gender! Lo dengan jeno itu sama, Dasar Guy!!"

"yang ngejar - ngejar gue itu jeno, gue dengan dia gak ada hubungan apapun jangan menyebar berita hoaks", Jun berjalan mendekati jaemin lalu menepuk bahu jaemin dua kali sembari berbisik

"Gue masih seorang straight, bukan makhluk Homo kayak Sahabat Lo. Dan sampaikan dengan jeno, Jangan ngedeketin gue lagi, gue muak dengan manusia satu itu, Ck!"

Jaemin berbalik untuk menatap punggung sempit Jun yang kini menghilang dari balik pintu, kedua tangannya mengepal dengan mata yang memanas menahan tangis

Andai, andai Jun paham jika Jaemin menyukai--ah salah, lebih tepatnya mencintai dirinya sejak lama, Apa sekarang mereka sudah bersama?

Pembullyan yang jaemin lakukan pada jan itu karena Jaemin menyukai pemuda manis itu, parasnya yang menawan, manis, cantik dan imut, senyumannya yang mampu meng- hipnotis siapapun yang melihatnya

Jaemin sudah jatuh pada Jan sejak lama, sejak awal masuk sekolah, Ketika tanpa sengaja jaemin menabrak bahu seseorang yang ternyata itu adalah Jan

Sempat saling pandang untuk beberapa saat hingga mampu menarik atensi jaemin padanya, mampu membuatnya jatuh pada netra rubah itu

Jaemin memang lelaki pengecut yang tak berani menyatakan cintanya pada Jan, maka dari itu dia membully jan agar selalu bisa melihat Wajah manis itu

Empat hari lamanya Jan menghilang tanpa kabar dan berita yang sempat heboh akan penyerangan beberapa hari lalu, Hal itu membuat jaemin sangat terpukul, bukan hanya jeno saja yang terpukul, Bahkan bisa dikatakan Jaeminlah yang paling terpukul

Hingga Dirinya bisa melihat jan kembali dengan membawa berita yang sangat menggemparkan, Jaemin bahagia dapat melihat jan kembali walaupun jaemin dibuat terkejut akan perubahan sikap Jan

Saat dimana jaemin tahu hubungan antara jeno dan jan, dia sangat marah maka dari itu dia memukuli jeno karena dianggap berkhianat, Tetapi nyatanya jaemin sakit hati karena jeno telah mengambil jan darinya

Dan yang lebih menyakitkan lagi, kebenaran yang baru saja dikatakan oleh Jan yang sebenarnya adalah Jun

Dirinya seorang straight

"Gue bakalan buat lo sama seperti Gue Jan!", teriak jaemin kepada angin

"GUE CINTA SAMA LO DASAR BANGSAT-----!!!"

Jan And Jun [Jaemren] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang