1.6

650 90 3
                                    

Jan and Jun

ʝαҽɱɾҽɳ•

Disebuah ruangan bernuansa Hitam-Abu sedang memperlihatkan seorang pria Tua yang masih terlihat mempesona meskipun dirinya sudah tak muda lagi. Mendudukan bokongnya disebuah Kursi kebesaran miliknya dengan tangan kiri yang sedang memegang sebuah Barang panjang Jenis nikotin yang sudah mengeluarkan Aroma khas nya

Dihadapannya ada sebuah meja besar berwarna Cokelat tua yang diatasnya terdapat Dua tumpuk kertas putih, selain kertas terdapat juga sebuah bingkai Foto yang menampilkan Dua pria berbeda umur, Seorang Pria dewasa yang sedang memangku sosok pria kecil yang sedang memeluk bola, mereka berdua tersenyum kearah camera, yang memperjelas bahwa mereka adalah pasangan Ayah-anak

Tok tok tok

Ketukan pintu terdengar, Pria tua itu langsung mematikan Rokok nya dan menbuangnya ke asbak yang telah disediakan

"Masuk!", Ucapnya dan detik berikut nya pintu itu terbuka, menampilkan seorang pemuda yang masih memakai seragam sekolahnya

Berjalan dan duduk dihadapan pria tua tadi tanpa harus mendapatkan izin dari sang pemilik ruangan, pria tua itu tak mempermasalahkannya, sebab sudah biasa

"Kau tau jika ini waktunya aku sekolah?", Tanya pemuda itu yang jatuhnya pernyataan dibandingkan pertanyaan. Pria tua itu mengangguk

"Lalu? Kenapa memanggil ku kemari?", tanya pemuda itu sembari menatap datar pria tua dihadapannya

"Kau saja selalu bolos masuk kelas, dibandingkan kau bolos mending aku memanggil mu kemari'kan?", jawab pria tua sembari menaikan sebelas alisnya, pemuda itu berdecak sebal

"So? Apa yang mau kau bicarakan?", pria tua dihadapannya menatap serius wajah pria yang lebih muda darinya

"kenapa kau tak langsung membunuhnya? Sudah banyak waktu yang terbuang karenamu Nak! Sampai - sampai aku harus mengirim Hyunjin kemari untuk menyelesaikan tugas yang seharusnya kau laksanakan!", Ucap pria tua itu tegas, tatapannya menajam dengan memperlihatkan Tonjolan urat disekitar lehernya, yang memperjelas jika dirinya tengah menahan amarah

"Aku membutuhkan waktu----------"

"Sudah banyak waktu yang terbuang karenamu sialan! Kenapa saat itu kau tak langsung menembak kepalanya?! Jika kau langsung menembak kepalanya tentu Dia akan mati bersama Ibunya!!", potong pria tua dengan nada tinggi

Pemuda dihadapannya menunduk takut, ia tak berani untuk mengangkat kepalanya dan melihat raut wajah menyeramkan dari wajah pria yang lebih tua darinya

"Karena Kau?! Masalah ini jadi rumit dan panjang! Tetapi baguslah, karena masalah ini Anak yang disembunyikannya keluar dari sarang nya"

Pria tua itu menangkat secangkir gelas yang berisikan Coffe hitam kesukaanya, menyesap dengan penuh hikmat akan rasa yang didapatkan dari coffe tersebut

"Aku tau ini sangat sulit untukmu karena harus membunuh seseorang yang kau cintai nak. Tetapi, bukankah dia yang dihadapanmu bukan lah dia yang kau cintai? Setidaknya hal itu mudah kau lakukan karena kau tak mencintainya", ujar pria tua itu sembari menatap datar pemuda yang masih setia menundukan kepalanya

"T-tapi dia yang aku cintai sekarang, Ayah", pemuda itu mengucapkan sebuah kalimat yang berhasil mengejutkan pria tua tersebut

"Kau mencintai kakak atau adik nya?", pertanyaan disertai kekehan keluar dari bilah bibir pria tua itu, matanya menatap pria muda dengan pandangan remeh tak percaya

"Awalnya aku yakin jika aku mencintai kakak nya. Tetapi saat melihat pertama kalinya, dengan penampilan yang jauh berbeda dari sang kakak, sejak saat itu aku sadar jika aku mencintainya", pemuda itu menangkat kepalanya hingga bertatapan langsung dengan netra yang dipanggilnya, 'ayah'

"aku tahu ini kedengarannya mustahil dan aneh karena aku dengan mudahnya mencintai adik nya. Tetapi ini lah kenyataannya Yah! Aku mencintai nya! Maka dari itu aku tak sanggup untuk membunuhnya!!"

Bahu pemuda itu bergetar, kedua bola matanya memerah dan bibir tipisnya bergetar menahan isakan tangis yang siap keluar kapan saja

Menatap pria tua dihadapannya dengan tatapan sendunya, "Bisakah ayah berhenti melakukan ini? Bisakah ayah memaafkan dan melupakan kejadian yang telah berlalu?"

Bugh!!

"MEMAAFKAN?! MELUPAKAN?! KAU FIKIR MUDAH UNTUK MELAKUKAN HAL ITU ATAS KESALAHAN YANG TAK AKAN BISA DIMAAFKAN OLEH KELUARGA KITA?! KARENA KAKEK DARI PRIA YANG KAU CINTAI ITU TELAH MEMBUNUH KAKEK BESERTA NENEK DAN PAMAN MU BANGSAT!!"

pria tua itu membentak dihadapan wajah pemuda setelah meninju rahang pemuda tersebut, Digenggamnya kasar kerah jaz seragam sang pemuda dan menatapnya tajam

Pemuda itu pasrah ketika mendapati tinjuan dari sang ayah karena ia paham inilah akhirnya jika mengucapkan kata yang tak diinginkan Oleh sang ayah

"Kejadian itu memang menjadi masalalu. Tetapi kejadian itu menjadi sejarah kelam yang tak mudah dilupakan dikeluarga kita. Terlebih lagi, Kau tak tau rasanya karena kau tak melihatnya secara langsung

Bagaimana dia dengan brutalnya melenyapkan Appa, eomma dan dongsaeng ku. Tepat dihadapan ku! Apa kau tau bagaimana rasanya?!", pemuda itu hanya terdiam dengan mata yang terus mengeluarkan tangis secara diam, tanpa suara dengan telinga yang merekam jelas ucapan sang ayah

Netranya menatap sendu kearah Pria tua yang kini sudah menjatuhkan air matanya, tubuh kekarnya perlahan bangkit dari tubuh yang lebih muda lalu bangkit dan berusaha menahan tangisannya

"jika memang kau tak bisa membunuh anak mereka, maka berhentilah. Biarkan orangku yang membunuhnya", Ucap pria itu lalu pergi dari ruangannya meninggalkan pemuda yang masih terduduk dilantai dalam keadaan yang kacau

Kedua matanya terus menerus mengeluarkan air mata tanpa henti, pandangannya kosong menatap pintu yang merupakan tempat terakhir sang ayah sebelum pergi meninggalkannya

Batinnya gundah. Ia bingung harus memilih yang mana, antara keluarga atau sang pujaan hatinya

Jika dirinya memilih keluarga, maka dirinya harus siap menerima perintah untuk melenyapkan sang kekasih hati

Sedangkan jika dia memilih sang kekasih hati, maka dirinya juga harus siap mendengar kabar jika sang kekasih hati telah pergi jauh meninggalkannya

Yang pada akhirnya, dirinya akan kehilangan sang kekasih hati ditangan yang berbeda

Dirinya atau hyunjin, sang pembunuh bayaran yang disewa oleh sang ayah.















Jan And Jun [Jaemren] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang