[Edited]
BAB 10
[LJ's Suspicions]Brukk!
"Eh, anying! Lo nggak kunci pintu!?" jerit Langit yang tubuhnya hampir saja limbung dengan gaya konyol akibat mendorong pintu rumah Awan dengan membabi buta padahal tidak dikunci.
Tidak ada sahutan. Sehingga Awan keluar dari kamarnya, sementara gelagatnya seperti sedang mencari-cari sesuatu.
Terlihat dari eksistensi laki-laki itu yang segera menghampiri lemari demi lemari dan meja demi meja.
Hal itu diakhiri dengan garukan di kepala yang sebetulnya tidak sama sekali gatal.
"Paan sih!" seru Langit.
"Hape. Hape gue nggak ada."
"Loh? Lo narohnya di mana?" seru Langit tidak santai.
"Di mana, ya?" Awan berdiri tegak, ia garuk kepalanya, padahal tidak gatal sama sekali. "Lupa gue."
"Sini gue call. Kali aja enter."
"Oke, thank-sih."
Langit mendongak dari ponselnya.
"Urwell-sama."
"@njing, buru!" desak Awan mulai depresi dengan tingkah Langit yang senang sekali terkecoh dengan keadaan, sehingga seringkali pekerjaan laki-laki itu terhambat hanya karena ada sedikit gangguan. Langit itu lemah iman!
"Iya, sabar, nyet!"
Langit letakkan ponselnya ke telinga. Awan menyimak. Lama dering terdengar dari ponsel milik Langit hingga--tut... ssrrek!
"Ya?"
Suara bernada elegan terdengar dari seberang sana. Langit melotot.
"@njing cewek!" teriak Langit refleks, menjauhkan ponsel dari telinga dan menutupi speakernya dengan telapak tangan.
Awan tak kalah kaget. Kedua bola matanya ikut melotot.
Langit letakkan kembali ponselnya ke telinga dan berkata, "Iya, h-halo? Dengan siapa, ya?"
Awan bergeming sebentar. Tunggu, apa?
"Kenapa hape temen saya ada di kamu, ya?" tanya Langit lagi.
"Oh, ini Senja."
Langit terdiam sebentar.
Ia menoleh ke Awan. "Senja, ya?" repet laki-laki itu.
Awan bergeming. Senja? Siapa Senja? Senja oh Senja~
"Ingin menyentuh manusia buruk rupa ini?" tanya Senja dengan sudut bibir naik satu. "Sentuhlah jika bisa." Dan Senja pun meraih Awan, lalu menempelkan bibirnya ke bib--
"DAMN!" jerit Awan histeris dengan mata melotot seakan hampir lepas dari tempatnya.
Ia raih ponsel Langit sambil berseru, "Matiin, 6oblogh!"
Tuut...
Sambungan pun terputus begitu Awan menekan tombol 'akhiri' secara sepihak.
"Huft..." Lega.
Langit terperangah menyaksikan reaksi tidak terduga itu. Awan mendongak menatap Langit, saat laki-laki itu menatapnya dengan tatapan paling bodoh yang pernah ada.
"Apa, Ngit?" tanya Awan. "Nih hape lo. Gue balikin. Makasih."
Dan Awan pun beranjak. Meninggalkan Langit yang masih dalam posisi melongo bodohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluebonnets
Mystery / Thriller[Mystery/Thriller-Horor x Disaster-Minor Romance] [FIRST SEASON 1/10] : THE FLOWER Ada dua dunia yang dipisahkan oleh miliaran bintang di luar sana. Seperti cermin dua arah, percayalah kami hidup berdampingan dengan mereka dalam bayang-bayang samar...