[Edited]
BAB 19
[The Blood of Bluebonnets]BRUK!
Pintu tertutup. Awan menahan kenopnya. Ia bersandar di sana, menahan gempuran-gempuran kuat dari luar sana. Tapi itu di luar kuasanya. Nyatanya, tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan dua puluh tiga orang drakula, yang jika saja bisa disetarakan dengan manusia maka akan bertenaga sebanyak empat puluh enam tenaga manusia! HA!
“T-tolong…” panggil Awan, suaranya habis.
Ia meminta tolong. Sorot matanya benar-benar sangat memohon.
…
Kepada sosok yang saat ini sedang duduk di tepian kolam berdarah dengan tengkorak yang menghiasinya, membelakanginya. Di genggamannya, terdapat secangkir wine berwarna merah pekat.
“…Senja.”
Begitu namanya disebut, pada saat itulah gadis berambut bergelombang terurai itu menoleh dengan gerakan cepat.
Senja pun bangkit berdiri, mengeluarkan kedua kakinya dari dalam kolam darah. Matanya memerah. Ia lempar wine di genggamannya dan… PRANG!!
Cangkir itu pecah berkeping-keping, jatuh ke lantai.
Setelahnya, ia hampiri Awan yang tampak sudah keteteran menahan gebrakan-gebrakan di luar pintu. Ia tarik tangan laki-laki tinggi itu ke arahnya, yang sontak membuat pintu langsung menjeblak terbuka dengan para kaum drakula pemarah yang membludak masuk ke dalam.
“APA YANG MEMBUATMU BISA MASUK KE TEMPAT INI!” murka Senja.
Jumlah mereka yang banyak, tanpa aba-aba langsung tercebur masuk ke dalam kolam darah. Semua yang di sana melotot, begitu mereka tidak punya kuasa untuk berhenti akibat dorongan di belakang. Alhasil, yang mereka bisa lakukan hanyalah berteriak, “BERHENTI, KEPARAT!”
Tapi percuma. Tubuh mereka langsung tercebur ke dalam kolam itu. Tulang, daging, semuanya meleleh. Meleleh di dalam genangan darah.
Bruk!
Dua drakula di paling belakang adalah yang paling beruntung bisa menghentikan diri mereka sendiri di saat yang lain tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
Keduanya jatuh berlutut dengan pandangan nanar sekaligus shock melihat tubuh-tubuh yang masuk ke dalam langsung meleleh tidak berbentuk.
Apalagi dengan Awan yang masih berdiri dengan shock melihat puluhan tubuh meleleh di sana.
Kedua drakula itu masih dalam mode yang sama: shock. Hingga kemudian Senja melangkah ke hadapan mereka.
“A-apa yang…”
Mereka berdua mendongak ke arah Senja. Dan pada saat itulah keduanya langsung bersujud di hadapan gadis itu tanpa pandang bulu lagi.
“Yang Mulia…”
Awan memiringkan kepalanya. “A-apa tadi?” gumamnya. “Y-yang… M-mulia? Lo…?”
“M-maafkan kami. Maafkan kelancangan kami.”
“Kami telah lancang masuk ke kastil Anda. K-kami dibutakan oleh manusia rendahan itu.”
“K-kami tidak memiliki niat buruk kepada Anda, Yang Mulia. Kami hanya…”
“BERANINYA!” teriak Senja dengan suara yang amat sangat lantang.
“Ampuni kami!”
Mereka ketakutan. Sangat-sangat ketakutan. Awan jadi bertanya, di mana sorot pongah yang tadi diberikan kepadanya? Kenapa sekarang sorot itu menjadi amat sangat berbeda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluebonnets
Misterio / Suspenso[Mystery/Thriller-Horor x Disaster-Minor Romance] [FIRST SEASON 1/10] : THE FLOWER Ada dua dunia yang dipisahkan oleh miliaran bintang di luar sana. Seperti cermin dua arah, percayalah kami hidup berdampingan dengan mereka dalam bayang-bayang samar...