[Edited]
BAB 33
[Post Mortem]06.11 AM.
Senja, gadis itu baru saja melenggang keluar dari pekarangan kastilnya. Hingga tiba-tiba saja seorang gadis menghampirinya. Senja berhenti saat itu juga. Tak ayal, ia berdecak di dalam hati.
Gadis berambut burgundy itu berekspresi datar.
“Owh, hai.” Senja menyapa, suaranya terdengar sinis.
Sedangkan Mera hanya memasang wajah yang sama.
“Apa yang bawahan Semesta lakukan di sini?” lanjut gadis Retisalya itu, masih menggunakan nadanya yang kelewat sinis dan pongah.
“Sebaiknya kau tidak bermain-main, Senja.”
Senja bergeming sebentar. Suara gadis itu--Mera Rasendriya--terdengar serius dan berwibawa. Setelahnya, tawa pun meluncur dari bibir Senja.
“Seorang ratu tak sepantasnya bergaul dengan doulos.” Nada berisi titah itu kembali terdengar usai Senja baru saja selesai tertawa.
“Justru itu.” Senja berkata. Hilang sudah kelakar di wajahnya. “Sebelum hari penobatan, aku harus bersenang-senang terlebih dahulu.”
Masih dengan ekspresi datarnya, Mera menatap Senja dengan jengah.
“Sebelum menjadi ratu saja kau sudah membunuh kaummu sendiri.”
“Owh, berita itu sudah sampai di telingamu?”
Mera tidak menyahut. Dan itu terjadi selama beberapa saat sebelum, “Jika Tuan Semesta mendengarnya--
“Apa?” tukas Senja cepat. “Dia akan membunuhku? Heuh. Arogan.”
“Tepatnya, dia akan mengoyak-ngoyak manusia rendahan itu.”
“Benarkah?” Nada itu tidak terdengar seperti terkejut, lebih tepatnya seperti ‘sudah kuduga’. “Kalau begitu, katakan pada tuanmu itu bahwa aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”
“Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan, Senja?”
Senja tersenyum tipis. Sedetik kemudian, tawa sinis tergelincir dari bibir tipisnya.
“Kau merencanakan sesuatu, kan?”
“Wow, wow. Kenapa kau sentimental sekali pagi-pagi, Mera? Apa yang membuatmu harus membuat prangka buruk terhadapku? Apakah Semesta membuatmu melakukan hal yang menyebalkan?”
“Tutup mulutmu.”
“Sampah.” Ucapan itu tidak sengaja Senja gelincirkan dengan nada paling pelan. Sekalipun itu memang benar, ia juga harus menjaga martabatnya kepada kaum dunianya sendiri.
“Apa katamu?”
“Jaga sikapmu, Senja. Aku memang tak mengetahui sejarahmu. Tapi dengan membunuh keluargamu sendiri takkan membuatmu hebat.”
Senja tanpa sadar lantas mengepalkan kedua tangannya. Sementara rahangnya mengeras, tak kentara.
“Jangan ikut campur urusanku di dunia ini.”
Tanpa diduga, Mera malah merekahkan senyumnya.
“Do you love him? Tuan Semesta?”
“What’s up with your question?”
“Answer me, Senja.”
“You’re jealous, Mera?”
“Damn you.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluebonnets
Mistério / Suspense[Mystery/Thriller-Horor x Disaster-Minor Romance] [FIRST SEASON 1/10] : THE FLOWER Ada dua dunia yang dipisahkan oleh miliaran bintang di luar sana. Seperti cermin dua arah, percayalah kami hidup berdampingan dengan mereka dalam bayang-bayang samar...