Bab 7 : Meet Senja

37 11 9
                                    

[Edited]

BAB 7
[Meet Senja]

Kreet...

Pintu gudang terbuka. Sepasang kaki terbalut kets hitam-putih melangkah ke dalam sana.

Bau apek seketika menguar, debu-debu lama beterbangan setelah sekian lama mengendap di suhu ruangan yang pengap.

Sementara sarang laba-laba yang tidak pernah tersentuh tangan dan juga keberadaan barang-barang lama yang tidak pernah dijamah oleh manusia dalam jarak waktu yang sangat lama bercampur menjadi satu.

Membuat siapa pun akan terpikir untuk segera lenyap dari sana.

Tapi berbeda dengan laki-laki berkaos hitam itu, begitu pintu itu tertutup secara otomatis ketika tidak ada medan yang menahannya, Awan jongkokkan kakinya seraya menyandarkan punggungnya ke dinding berdebu itu.

Tidak peduli dengan eksistensi kotoran yang seketika menempeli kaos itu, Awan hanya ingin menenangkan dirinya selama sejenak.

Ia angkat kedua tangannya, hanya untuk meremas rambutnya yang berantakan, lalu menundukkan kepalanya dengan sejuta rasa bersalah yang dalam sekejap mata kembali memenuhi kepalanya.

Ini jelas salah.

Ia berubah jadi drakula? Itu adalah sesuatu yang ada di luar nalar!

Mengingat ia begitu haus, dan bau-mmm, bagaimana Awan mendeskripsikannya ya? Manis mungkin?-menyeruak memenuhi hidungnya, Awan mendadak hilang kendali.

"Sshh..." Awan mendesis. Ia frustrasi sekarang.

Berharap semua yang terjadi sekarang hanyalah mimpi.

Dan laki-laki itu ingin sekali mengakhirinya detik ini juga.

Tapi entah kenapa, berulangkali ia mencoba untuk mengakhiri mimpi ini, ia tidak bisa!!!

"Awan, Awan, Awan...!" Ia pukul-pukul kepalanya sendiri.

Percayalah, Awan kacau sekarang.

Jika ini nyata, ia ingin lenyap sekarang.
Ia pembunuh!

Dan sekali lagi jika ini nyata, maka ini sangat menjijikan!

Ia terlihat seperti hewan buas. Persis pemangsa!

Apakah Senja menggigitnya?

***

Sedalam-dalamnya bangkai dikubur, pasti baunya akan tercium juga. Maka seperti itulah dengan apa yang terjadi sekarang.

Tidak butuh waktu lama untuk mayat gadis itu ditemukan oleh seseorang.

Dengan cepat, kabar itu sampai ke telinga seluruh anggota SAR yang ada di sana, juga para atasan.

Termasuk Tim 3, khususnya Langit, yang baru saja kembali dari klinik untuk membuat alibi.

Ruangan segera dikosongkan. Sementara itu di ruangan khusus anggota Tim 3, Langit, LJ, Arzy dan Primrose tampaknya berkumpul di depan pintu, usai Primrose seret paksa mereka semua untuk segera keluar dari dalam kerumunan.

"Ngit," ujar LJ serius, berteriak setengah berbisik. "Katanya mayatnya ditemukan sekitaran jam dua belas. Tadi pas lo sama Awan di toilet, kalian di sekitaran jam itu juga, kan?"

Langit mendadak gugup.

Namun emosi itu segera ia tutupi dengan dehaman kecil, hingga membuat wajahnya menjadi-setidaknya, sedikit-tenang.

"Iya. Awan nemenin gue."

"Lo... lihat cewek itu nggak pas di sana?"

"Huussh, Prim!" seru Arzy. Ia arahkan telunjuknya di bibir.

BluebonnetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang