04. Ketiga kakak Xena?

12.1K 1.2K 23
                                    

Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Hanya butuh sekat, untuk aku bisa rehat"

~asa~

...

Siang kini telah berganti malam. Seorang gadis duduk diatas ranjangnya dengan setumpuk kertas yang ia kumpulkan tadi. Kamarnya kini nampak lebih gelap dibanding sebelumnya.

Hanya beberapa lilin yang menerangi kamarnya.

"Jadi gue beneran kelempar dalam novel itu? Dan kenapa gue nyasarnya ke tubuh cewek yang dirumorkan gila ini?!" Ucap gladys seraya melempar kertas itu. Ia benar benar sebal sekarang ini.

Oke baiklah. Mari tenangkan dirimh dulu Gladys dan cerna perlahan lahan hal aneh yang terjadi padamu.

"Gak bisa!! Ini terlalu gak masuk akal!" Ucap Gladys frustasi.

Mengapa hidupnya kian bertambah rumit? Apa belum cukup ia diabaikan kedua orang yang ia sayangi dan kehilangan orang yang ia sayangi hingga kini ia harus terdampar di dunia aneh ini?

Apa takdir sebercanda itu mengenai hidupnya? Apa benar Tuhan meninggalkan dirinya?

Gadis itu mengacak acak rambutnya kasar. Baiklah ia akan berusaha menerimanya namun sebelum itu ia harus makan karena kini cacing diperutnya membutuhkan asupan.

Lalu pertanyaannya adalah, dimana ia bisa mendapatkan makanan?

"Boleh nangis gak sih?" Gumam gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Dengan mengumpulkan tekad yang kuat, gadis itu mengambil salah satu lilin di kamarnya. Otaknya kembali bertanya tanya, siapakah orang yang menyalakan lilin di kamarnya ?

Gadis itu tidak mengambil pusing masalah lilin. Sudah cukup ia dibuat kaget, terkejut dan syok hari ini. Baiklah mari kita memulai misi untuk mencari dapur di kediaman seluas istana ini.

Bahkan lebih luas dibanding rumahnya. Ah tidak! Lebih luas lima kali dari rumahnya!

Gadis itu melangkah namun langkahnya terhenti ketika merasa bahwa pakaiannya sangat tidak layak. Akhirnya gadis itu menghampiri sebuah ruangan yang kemungkinan besar adalah walk in closet .

Didalam ruangan itu terdapat beberapa gaun dan itu sangat tidak menarik dimata Gladys. Semua gaun itu ketinggalan jaman. Benar benar sangat kuno dan bukan selera seorang  Gladys.

Gadis berambut silver itu memilah-milah pakaian mana yang mungkin cocok dengan tubuh kurus ini. Dan Yap! Ia menemukan gaun sederhana berwarna hitam dengan lengan panjang.

Gaun hitam polos itu langsung Gladys kenakan selepas menaruh lilin dimeja kecil yang mungkin berisi dokumen? Entahlah.

Setelahnya Gladys menatap kaca yang ada di ruangan itu. Gadis itu melihat pantulan dirinya yang memang tidak bisa dikatakan dirinya karena ini bukan dirinya.

Rambut silvernya terlihat indah namun seperti tidak terawat. Akhirnya Gladys menguncir rambut itu ala ala Korea yang sempat ia pelajari.

"Rambutnya tebel gila! Bagus banget nih rambut!" Kagum Gladys dengan mata berbinar. Setelah masalah gaun dan rambut telah selesai, gadis itu mencari alas kaki yang ternyata hanya ada beberapa pasang.

Itu tidak masalah.

Gladys mengambil satu pasang flat shoes berwarna hitam polos.

Maklum, Gladys merupakan gadis penyuka baju baju polos dibanding penuh warna. Setelah selesai, meski wajah gadis itu sangat errr tidak terawat namun dapat Gladys lihat bahwa gadis ini cukup cantik.

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang