05. Siapa pria bertopeng itu?

10.5K 1.1K 23
                                    

Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Meski aku mencintaimu, aku tetap merasa sendiri"

~Day6 - Not mine~
...

Sepertinya masalah dapur tadi belum selesai. Kini sang pemilik kaki yang sepertinya sangat lelah karena tidak menemukan dapur, akhirnya terduduk diatas single sofa yang ia temukan disebuah ruang kerja. Gadis itu meneliti tempat ini.

Biasa saja. Seperti ruang kerja milik ayahnya namun disini kosong. Tidak ada satu berkas pun disini. Kabar baiknya perut Gladys kini bertambah lapar.

"Dimana sih dapurnya ah! Capek banget kalo kaya gini. Udah gak Nemu dapur eh malah kesasar! Apes banget hidup gue perasaan!" Gumam Gladys dengan memijat pelipisnya. Bibirnya melengkung kebawah pertanda ia kini benar benar kesal.

Kenapa sih dia bisa setidak beruntung ini? Perasaan setiap kali ia membaca novel bertema transmigrasi, si tokoh selalu saja memiliki secercah keberuntungan. Lah dia? Apes Mulu perasaan!

Ayolah! Apakah tidak ada seorangpun yang peduli disini? Ya setidaknya didunia nya ia lebih beruntung dibanding disini.

Tapi otak kecil gadis itu masih bertanya tanya. Bagaimana bisa ia mengatakan hal yang tidak ingin ia katakan dan bagaimana bisa ditangannya ada belati?

Kan kan jadi merinding. Apa lagi ruangan ini cukup gelap. Hanya lilin ditangannya yang membantu penerangan disekitarnya. Bahkan lilin ini pun sepertinya hampir habis.

Gadis itu berjalan menyusuri ruangan ini. Cukup luas sebenarnya ruangan yang ia kunjungi ini. Tanpa tahu bahwa ada seseorang yang duduk santai dimeja kerja yang tak tersorot lilin Gladys.

Seorang pria yang sama dengan pria yang menolongnya ketika ia hendak terjatuh tadi. Pria itu hanya diam saja sembari tersenyum. Bukan! Seringai lebih tepatnya.

Gadis itu terus saja menelusuri ruangan ini hingga langkah kakinya tiba tiba berhenti. Pria itu menaikkan sebelah alisnya dan tidak lama kemudian lagi lagi gadis itu terhuyung kebelakang.

Kepalanya kembali pusing dengan rasa tidak enak diperutnya. Dengan kata lain dia kelaparan akut. Pria itu tahu bahwa gadis didepannya kelaparan namun ia tetap membiarkannya. Mengetes seberapa kuat gadis itu.

Sungguh tidak jelas dan keterlaluan!

Bruk

Benar saja, gadis itu pingsan.

Sang pria berjalan menghampiri gadis yang kini tergeletak mengenaskan diatas dinginnya lantai marmer putih tulang ini. Pria itu berjongkok lalu menyingkirkan anak rambut yang sedikit mengganggu wajah Gladys.

Pria itu mengenakan topeng hanya separuh wajah. Bukan apa apa namun ia ingin menyembunyikan identitas nya yang sesungguhnya sampai waktu yang ditentukan tiba, ia akan membuka topengnya.

Oke. Saat ini bukan waktunya untuk membahas mengenai topeng. Pria berkemeja hitam itu mengangkat tubuh Xena. Baginya ia hanya seperti mengangkat bantal saking kurusnya gadis itu.

"Lain kali mintalah tolong padaku. Aku akan menolongmu seperti aku menolong dirimu di dunia mu." Ucap pria itu diselingi senyum manis. Jarang sekali ia tersenyum seperti ini. Mungkin ini pertama kalinya setelah sekian tahun.

###

Gladys terbangun dari pingsannya. Hal yang pertama kali ia cium adalah, bau makanan yang sepertinya sangat lezat untuk disantap. Tapi ia harus sadar mungkin ini efek dia terlalu lapar. Namun semakin dibiarkan bau makanan tersebut semakin menjadi jadi.

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang