09. Perkelahian usai makan malam

7.6K 1K 13
                                    

Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Bahagia itu untuk siapa sebenarnya?"

...

"AKU AKAN MEMBERIKAN PELAJARAN YANG BERHARGA UNTUKMU!" Teriak gadis itu lagi lalu meraih rambut Aldebaran dan menjambak laki laki itu sekuat tenaganya.

Al tentu saja merasa kesakitan apa lagi jambakan penuh emosi ini sangat keras. Gadis itu tak hanya menjambak rambut Al saja melainkan memberikan Bogeman mentah dipipi kanan Al.

Al jatuh tersungkur namun rambutnya masih tetap berada digenggaman Xena. Xena menatap Al dengan nafas ngos ngosan. Melihat pipi sebelah kanan milik Al yang kini membiru membuat gadis cantik itu tersenyum puas.

"Lepaskan! Sialan! Apa yang kau lakukan pada kakakku?!" Teriak Xavier sembari mencoba melepaskan tangan Xena dari rambut Al.

"Diam!" Teriak Xena lantang.

"Aku tidak masalah dengan hinaan kalian tapi kenapa. Harus. Merusak. Tatanan. Rambutku. YANG KU BUAT DENGAN SUSAH PAYAH!!!"

Nafas gadis itu terengah engah lalu dengan tidak santainya ia melepaskan tangannya dari rambut Al. Elle datang bersama Orion lengkap dengan tatapan khawatirnya.

"Astaga! Kak Al!" Ucap Elle lalu berlari mendekati Aldebaran.

"Dasar gadis sialan! Apa dirimu benar benar tidak memiliki sopan santun hah?!" Teriak Orion marah. Xena menatap Orion nyalang lalu mengibaskan rambutnya. Gadis itu berkacak pinggang dengan menatap Orion tajam.

"Tidak! Kenapa?! Mau baku hantam hah?! Sini!" Tantang gadis itu. Namun tidak lama kemudian ada seseorang yang menarik gadis itu. Lebih tepatnya menarik rambut gadis itu.

Siapa pelakunya? Aldebaran.

"Dasar gadis kurang ajar!"

"JANGAN SENTUH RAMBUT INDAHKU SIALAN!" Pekik Xena lalu menendang Aldebaran tepat di perut cowok itu. Hah! Padahal Xena ingin menendang 'masa depan' cowok itu!

Cekalan itu terlepas dan lagi lagi Aldebaran dikalahkan oleh adiknya. Atau mulai sekarang bisa disebut musuhnya?

"Tanganmu itu tidak berhak menyentuh rambut INDAHKU!"

Sementara itu, seorang wanita yang melihat pertengkaran yang terjadi diantara putra putrinya hanya menatapnya saja. Namun sorot mata dingin miliki Xena menatap wanita itu.

Sangat tajam dan begitu dingin hingga wanita itu sedikit terkejut. Benarkah gadis itu anaknya? Gadis lemah yang dulunya menatap penuh harap dengan dirinya kini menatapnya dengan tajam. Seolah olah keduanya adalah musuh.

"Jangan ganggu hidupku lagi! Urusi saja urusan kalian!" Sentak gadis itu.

"Kak Xena! Apakah kakak tidak merasa kasihan dengan kak Al? Lihatlah dia-"

"Kenapa aku harus kasihan dengan orang yang bahkan rela membunuhku hanya demi seorang anak angkat sepertimu?" Ucapan pedas itu meluncur begitu saja dari bibir Xena.

"Xena! Kau keterlaluan!" Ucapan itu berasal dari orang yang dipanggil ibu.

"Aku keterlaluan? Lalu yang kalian lakukan padaku? Apa itu tidak keterlaluan? Bahkan aku hampir kehilangan nyawaku karena kalian!" Ucap Xena yang entah mengapa gadis itu mulai meneteskan air mata.

Hujan pun ikut turun melihat gadis itu menangis. Seakan akan alam ikut sedih melihat gadis itu. Bahkan tadi saja langit begitu cerah namun mengapa tiba tiba berubah? Dan ini begitu cepat.

"Kalian-"

"Kalian sama saja!" Lanjut Xena lalu berjalan menjauhi mereka. Tidak mempedulikan panggilan panggilan yang ditujukan untuknya.

"Dia sangat mirip denganmu." Lirih Tuan Vincent kepada istrinya.

###

"AHAHAHAH! DRAMA YANG SANGAT BAGUS!" Ucap Azriel dengan tawa yang menggema keseluruh penjuru ruangan kerjanya. Sedangkan Xena tampak mengerucutkan bibirnya kesal.

"Diam kau! Mulutku sungguh lelah berdebat dengan mereka! Dasar manusia egois! Aku benar benar kesal dengan mereka!" Curhat Xena. Azriel berdehem pelan lalu berjalan menghampiri Xena yang duduk di sofa. Pria itu ikut duduk disamping Xena dengan selimut ditangannya. Ia menyelimuti Xena.

"Hmm tapi aku bangga padamu! Kau benar benar terlihat keren tapi kau terlalu tergesa gesa dan emosimu mudah terpancing."

"Biarin! Sebel tau!" Lagi kata Xena dengan bibir melengkung kebawah. Azriel terkekeh geli lali pria itu melepas dua kancing teratas kemejanya.

"Heh heh! Mau apa kau?" Ucap Xena dengan mata memelotot serta tangan yang disilangkan didepan dada. Seakan mengerti apa yang dipikirkan oleh Xena, walau aslinya memang tahu Azriel memutar bola matanya malas.

Cetak

Azriel menyentil dahi Xena pelan.

"Hilangkan pikiran jorokmu itu! Aku juga tidak tertarik dengan tubuh ratamu itu!" Ucap Azriel tajam.

Bugh

Xena memukul pundak Azriel dengan kasar. Pukulan itu tidak main main bahkan Azriel sampai mengaduh kesakitan.

Sebenarnya seberapa kuat kah gadis ini?

"Tau ah! Ngantuk mau tidur bye!"

Oh iya dan soal penerangan di mansion ini, kini mansion ini lebih terang dari pertama kali Gladys lihat dahulu. Ternyata dahulu si biang kerok ini lupa menyalakan lampu.

Kalau lilin waktu itu, itu juga kerjaan Azriel yang gabut.

Xena berjalan menyusuri lorong panjang ini dengan langkah santai. Gadis itu menatap langit langit mansion yang dihiasi lampu gantung yang indah. Terlihat begitu elegan dan mahal namun lagi lagi sarang laba laba dimana mana dan itu mengganggu.

Sepertinya ia harus membersihkannya. Tentunya bersama Azriel dan mungkin ia memerlukan beberapa pelayan. Mungkin setelah rencananya membuka butik terwujud, ia akan sesegera mungkin merekrut pelayan.

Memang tidak semudah khayalan sih tapi Xena akan berusaha semaksimal mungkin agar keinginan kecilnya ini terwujud dan kembali menghidupkan mansion megah ini. Walau tidak semegah mansion utama.

Ya! Dia harus mandiri bukan?

Keluarga setan itu tidak bisa diandalkan. Selalu saja dirinya yang salah hanya karena rambutnya berbeda! Ah tidak! Karena kutukannya. Dan kembaran sialannya itu benar benar!!!

Bahkan mereka membela si Elle? Ayolah! Dia dan Elle masih cantikan dia ya walaupun tubuh ini terlihat tidak terurus tapi kedepannya dan melalui proses Xena akan merubah tubuhnya!

"Cepatlah tidur dan jangan banyak memikirkan hal hal aneh. Besok aku akan mencarikan beberapa pelayan untuk membantumu."

"Tapi kau miskin." Ucapan kelewat polos itu menimbulkan letupan letupan amarah di hati Azriel.

Pria bertopeng itu menutup matanya erat. Menahan rasa kesal yang ingin segera dilampiaskan kepada gadis itu.

"Aku tidak semiskin itu bodoh! Besok aku akan menjelaskan padamu seberapa kayanya diriku!" Sombong pria itu.

"Kaya monyet iya!" Ucap Xena lalu berlari menghindari kemarahan Azriel yang siap meledak kapan saja.

"XENA!! AKU BENAR BENAR TAK AKAN MELEPASKANMU KALI INI!"

"Bisa bisanya ia menghina wajah tampanku!" Gumam Azriel lalu berlari mengejar Xena.

###

Azriel harus banyak" nyetok kesabaran nih kek nya wkwk

Thanks udah mampirrrr!!!

~appffien

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang