Welcome to my story!!!
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Tetap menyerah dan jangan semangat!"~appffien~
...
Ketika Xena berbalik, gadis itu menjatuhkan pudingnya begitu saja. Ia menatap wajah yang tidak asing didepannya itu dengan tatapan cengo. Bahkan beberapa bangsawan yang melihat kejadian itu dibuat terheran heran. Pasalnya pria yang jarang sekali mengikuti acara seperti ini kini hadir ditengah tengah mereka.
Apa lagi pria itu sampai mau menghampiri Xena yang memiliki rumor buruk! Bukan hanya para bangsawan itu yang terkejut melainkan sang Adipati Vincent. Sosok pria itu adalah pria terkaya di kerajaan ini. Tuan Leonardo bahkan berniat bekerja sama dengan pria itu.
"Iya! Ini adalah aku!"
"Pria brengsek!" Gumam gadis itu dengan menatap Azriel dengan sorot kebenciannya. Azriel terkekeh geli ketika mendengar apa yang gadis itu bicarakan diotak kecilnya.
"Apakah nona Vincent enggan berkenalan dengan saya?" Ucapnya namun mimik wajah Xena tidak berubah sama sekali.
Pria itu masih terus menatap Xena. Kini keduanya saling bertatap namun pikiran mereka tengah bertengkar."Kau mahluk sialan! Alex sialan!"
"Apa aku perlu menghukum mu agar kau tak mengumpati ku terus menerus?"
"Kau berani menghukum ku huh?! Harusnya aku yang menghukum mu! Tau gitu aku gak akan mau makan bekal yang kamu kasih!" Kesal Xena.
Perdebatan keduanya terhenti kala seorang pria paruh baya menghampiri keduanya.
"Salam kepada tuan Azriel, terima kasih telah memenuhi undangan kami. Sungguh hal luar biasa jika anda boleh hadir ditempat kami yang kecil ini!" Ucap pria itu sambil menunduk hormat.
Dari sini Xena bisa menduga bahwa Azriel bukan lah orang biasa. Tapi bagaimana bisa? Pria ini, ah! Xena kesal. Gadis itu meninggalkan Azriel tanpa sepatah katapun. Rasa ingin mencicipi makanan menguap begitu saja diganti rasa kesal yang amat sangat dalam!
"Maaf atas perilaku putri saya tuan Azriel." Ucap Leonardo dengan perasaan tidak enaknya. Takut bila pria didepannya ini merasa tersinggung. Azriel hanya berdehem pelan.
"Boleh saya menikmati pesta ini?" Ucap Azriel yang membuat Leonardo gelagapan sendiri.
"Astaga! Maaf kan saya tuan Azriel. Silakan menikmati pesta kecil ini!" Ucap Leonardo yang mendapat deheman dari Azriel. Azriel justru memilih meninggalkan pria tua itu.
Azriel Darmawangsa. Nama pria yang digadang-gadang memiliki kekayaan setara dengan kerajaan. Pria misterius yang sangat jarang dijumpai dipertemuan pertemuan penting lainnya. Biasanya pria itu hanya akan datang bila acara itu sangat penting dan itu hanya dua kali.
Pria itu begitu misterius. Konon kabarnya, pria itu kerap sekali keluar dari mansionnya menggunakan topeng. Namun itu hanya rumor saja entah benar atau tidaknya tidak ada yang tahu.
"Kau masih marah?" Tanya Azriel yang kini berada dijarak satu meter dibelakang Xena. Xena mendengus sebal.
"Kak Alex? Ah atau aku harus menyebutmu Azriel?" Sinis gadis itu dengan tatapan tajamnya.
Azriel menghela nafas pelan.
"Maafkan aku telah melibatkan dirimu diurusan ini tapi,"
"Tapi? Kau bilang tapi? Ku kira kau orang yang benar benar peduli ternyata, cih! Kau memanfaatkanku untuk urusanmu!" Lanjut gadis itu yang entah sejak kapan kini air matanya turun dari mata biru mudanya.
"Bukan seperti itu! Kumohon dengarkan aku ya?"
"Tidak mau! Hari ini tidurlah diluar lagi aku tidak mau bertemu muka denganmu dan lagi, jangan berpikir macam macam lagi itu sangat menganggu tidurku!" Ucap gadis itu. Sedangkan Azriel tertegun. Gadis itu sebenarnya marah atau tidak dengannya?
Kenapa malah bawa bawa tidur segala?
.
Pesta sungguh diselenggarakan dengan mewah. Setelah Xena menjadi pusat perhatian para gadis gadis bangsawan dan mendapat banyak pertanyaan soal gaunnya, kini gadis itu harus dihadapkan dengan ketiga kakaknya ditaman belakang.
Udara cukup dingin bahkan wajah Xena memerah karena kedinginan. Berulang kali gadis itu mengusap usap lengan telanjangnya akibat kedinginan. Jika dahulu tatapan Xena selalu lembut ketika menatap kakaknya kini tidak ada lagi tatapan lembut itu.
Tatapan lembut dan hangat itu kini telah digantikan tatapan datar dan dingin.
"Mansion ku jauh jadi cepatlah! Apa yang ingin kalian katakan?!" Ucap gadis itu dengan nada tidak sabarannya.
"Kau merubah mansion mu? Merenovasi mansion tua itu?" Pertanyaan konyol itu berasal dari Xavier.
"Kurasa kau memiliki mata untuk menilainya sendiri?" Sinis Xena. Sungguh Xena sangat membenci Xavier. Membenci wajah yang sangat mirip dengannya.
Xavier menghela nafas pelan.
Kemana perginya Xena yang selalu bertutur kata lembut padanya? Mengapa kini hanya ada Xena yang selalu berkata ketus dengannya?
"Apa para tuan muda ini hanya bertanya hal yang tidak jelas itu? Jika iya maaf saya kedinginan dan harus kembali ke mansion saya." Ucap Xena masih menggunakan nada datarnya.
Dagunya juga terangkat tinggi tidak lagi sama seperti dulu yang selalu menunduk takut. Kini tidak ada yang perlu Xena takuti karena mereka bukan keluarga Xena. Bukan keluarga Gladys!
"Mengapa kau berubah? Apa sengaja berubah agar kita berbalik kepadamu dan menyayangi mu?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Orion.
Xena terdiam sesaat.
"Berubah ya? Iya aku berubah dan bukan untuk menarik perhatian kalian lagi. Hati yang dulu mengharapkan kasih sayang kini telah mati bersama satu pukulan yang menyebabkan ku tidak sadarkan diri. Tepat didetik itu, aku tak mau lagi mengharap kasih sayang dari kalian." Jawab Xena dengan nada pasti tidak ada nada kegentaran disetiap kata yang ia lontarkan meski cairan bening kini menghiasi pipi gadis itu.
"Aku tidak mau lagi mengganggu waktu berharga kalian. Aku tidak lagi peduli dengan kasih sayang sialan yang kuharap kan dahulu. Semua kini terasa hambar, aku juga butuh bahagia." Usai mengucapkan kalimat panjang itu, Xena berbalik pergi. Ia menghapus kasar air matanya.
Ia benar benar tidak akan mengharapkan kasih sayang mereka! Baik keluarga Xena maupun keluarganya.
Jika suatu saat ia kembali ke dunianya, ia akan melupakan mahen dan papanya. Ia akan meninggalkan mereka! Ia tak akan lagi menjadi Gladys yang sama! Dan ia harap ia akan mewujudkan keinginannya itu!
"Tekadmu kuat juga!" Ucap Azriel yang entah sejak kapan kini ikut berjalan memasuki mansion bersama Xena. Xena sama sekali tidak menjawab ucapan Azriel bahkan melirik pria itu saja tidak.
"Aku berbicara denganmu."
Xena masih bergeming. Enggan berbicara dengan Azriel. Hari ini terlalu banyak kejutan yang membuatnya hancur.
"Pergi."
"Xena-"
"Pergi! Aku butuh waktu sendiri!" Usir Xena yang membuat Azriel menghela nafas kecil lalu pergi meninggalkan Xena yang kini melangkah menuju ke kamarnya.
***
Terima kasih sudah mampir!!!
See u next chapter!
~appffien
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Serious! [End]
FantasyAwalnya ia hanya penasaran dengan sebuah novel yang jarang diminati oleh kalangan anak muda. Kebanyakan dari mereka menilai bahwa buku yang kini ia pegang kurang menarik. Meski begitu, Gladys justru membeli novel mahal serta bersampul tak menarik it...