Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Cukup aku sadar diri, karena yang kamu mau bukan aku"...
Alderic meninggalkan Xena tanpa sepatah katapun sedangkan Xena memandangi kepergian Alderic dengan tatapan rumit. Ia tau bila Alderic bukan orang itu namun mengapa sikap serta sifat pria itu sama persis dengan dia.
Senyuman miris terbit dari bibirnya.
Raga yang sama, sifat yang sama namun jiwa yang berbeda. Alderic begitu mirip dengan dia. Tapi mengapa ketika Xena menanyai Alderic tentang bunga suci itu sikapnya berbeda?
Mungkinkan Alderic menyembunyikan sesuatu?
Apakah Alderic tau keberadaan bunga itu? Dan mungkinkah Alderic tahu tentang kutukan itu?
Ditengah kebingungan gadis itu, sebuah suara yang tidak asing ditelinga Xena kini terdengar. Pria itu memanggil Xena beberapa kali sebelum duduk disamping gadis itu.
"Aku memanggil mu dari tadi, kenapa kau tidak menjawab?" Ucap pria itu dengan nada kesal.
Xena memutar bola matanya malas. Malas menghadapi pria itu juga malas mengahadapi tingkah kekanak kanakkannya.
"Kenapa kau selalu menggangguku?" Tanya Xena dengan tatapan tidak sukanya. Sedangkan Xavier mengabaikan pertanyaan bernada ketus itu, laki laki itu justru menyandarkan kepalanya pada bahu Xena.
Boleh Xena mendorong pria itu sampai terjerembab ke tanah?
"Karena aku suka." Jawab pria itu yang bahkan tidak peduli bahwa kini Xena tengah berancang ancang untuk menjatuhkan pria itu.
"Rambutmu indah Xena, maaf dulu aku selalu mengatakan rambutnya itu menjijikan,"
"Mata mu juga indah. Sangat berbeda dan unik,"
"Kau juga-"
"Kau ingin memujiku terus agar aku memaafkan mu begitu huh?!" Ketus Xena yang memang tahu kemana arah pembicaraan Xavier.
"Ahahah kau pintar sekali adikku!"
"Aku kakakmu!"
"Adikku!"
"Kakak!"
"Adik!"
Dan beginilah keduanya setiap bertemu. Selalu saja memperdebatkan hal yang sama. Sampai salah satu diantara keduanya terdiam barulah perdebatan itu selesai.
Kini giliran Xavier yang terdiam dengan nafas ngos ngosan sedangkan Xena tampak tersenyum puas karena kali ini dirinyalah yang memenangkan perdebatan sengit itu.
Untuk sesaat keduanya terdiam sibuk dengan pemikiran masing masing. Xavier yang memikirkan betapa konyolnya perdebatan keduanya dan Xena yang memikirkan daging panggang yang lezat.
Ia jadi teringat dulu ketika ia masih SMP, ia dan teman teman sekelasnya mengadakan acara bakar bakaran untuk merayakan ulang tahun salah satu teman sekelasnya. Meski acara lancar tanpa hambatan, entah bagaimana bisa terjadi tenda yang terpasang dengan estetiknya malah terbakar.
Dan kehebohan pun terjadi. Meski begitu, setelah tenda yang terbakar itu telah padam, mereka semua kompak tertawa. Entah menertawakan kebodohan mereka atau kekompakan mereka untuk memadamkan api itu.
Tiba tiba saja otak Xena memiliki sebuah ide cemerlang. Dengan mata berbinar ia memukul bahu Xavier, Xavier sendiri hendak melayangkan protes namun melihat tatapan aneh Xena, laki laki itu menaikkan salah satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Serious! [End]
FantasyAwalnya ia hanya penasaran dengan sebuah novel yang jarang diminati oleh kalangan anak muda. Kebanyakan dari mereka menilai bahwa buku yang kini ia pegang kurang menarik. Meski begitu, Gladys justru membeli novel mahal serta bersampul tak menarik it...