24. Kembali

4.7K 596 12
                                    

Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Aku berjanji kita akan bersama Kelak."

~Rafandra~

"gadis itu menghilang!" Ucap seseorang sembari berlari menghampiri seorang pria yang duduk di singgasana nya.

"Aku sudah tau." Ucapnya sembari menyesap segelas wine ditangannya. Pria yang berlari tadi tersungkur dengan badan gemetar.

"Aku memerintahkan pasukan bayangan untuk mengawasi gadis itu tapi masih gagal?" Kata pria itu dengan nada santai namun terdengar begitu mematikan jika didengar pria yang tersungkur itu.

"Hukuman apa yang pantas untuk kalian?"

Tubuh pria itu semakin bergetar ketakutan. Bahkan untuk sekedar mengatakan sepatah kata ia tidak bisa. Jantungnya berdetak lebih cepat dibanding biasanya. Aura berbahaya yang terpancar dari pria itu nampak mencekik lehernya.

"Mohon a-ampun yang mulia!" Ucapnya lagi dengan suara bergetar.

"Ampun? Kau meminta ampun padahal melaksanakan tugas sederhana saja tidak becus?!" Katanya sembari berjalan mendekati pria yang tersungkur itu.

Ia berjalan dengan langkah pelan. Derap langkah kakinya menggema diseluruh penjuru ruangan besar ini.

Pemimpin dari pasukan bayangan itu nampak takut ditempatnya padahal jika berhadapan dengan orang lain, pria itu akan menatap berani siapapun yang menentangnya atau menginjak harga dirinya.

"Kau tidak pantas hidup!" Ucap pria itu lalu sedetiknya kepala pria itu terpisah dari tubuhnya setelah Yuandara menghunuskan pedangnya. Darah segar terciprat diwajah rupawannya. Tidak ada raut ngeri di wajah tampannya.

Pria kejam itu menatap mayat didepannya dengan tatapan datar.

"Dimana gadis sialan itu berada?!" Gumamnya dengan gigi bergemletuk. Pedang yang tadinya berada ditangannya kini hilang entah kemana.

Dia, Yuandara sang pangeran mahkota dengan rahasia besar dibelakangnya. Rahasia mengerikan yang mungkin membuat siapapun yang mengetahuinya akan bergidik ngeri sembari mengumpati dirinya.

Sang pendosa yang bersembunyi di balik wajah rupawan bak malaikat miliknya.

Manusia berhati iblis yang bahkan lebih hina daripada iblis itu sendiri.

Meski begitu, selama hidup ini Yuandara hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran luar biasa. Yang tidak seorangpun tahu dan menduga.

***

"Aku tidak mau tahu! Kalian harus bisa membuat berita jika gadis sialan itu sudah mati!" Ucap seorang perempuan beragun merah sembari menatap dua pelayan yang menunduk takut.

"Ba-baik nona.." ucap keduanya serempak. Sedangkan gadis itu tampak memijat pelipisnya pelan aku duduk di kursi kebesarannya. Gadis itu menyilang kan kakinya masih dengan memijat pelipisnya. Ia menghela nafas sebal lalu menatap kedua pelayan yang belum bergerak sedikitpun dengan tatapan jengah.

"Apa aku harus memerintahkan kalian lagi?"

Kedua perempuan berpakaian pelayan itu semakin bergetar ketakutan lalu berpamitan kepada sang nona. Nona mereka kini tampak lebih menakutkan dibanding biasanya.

"Gara gara gadis itu, ibu harus menangis! Gadis sialan! Kenapa kau tidak mati saja sedari dulu?!" Ucapnya lalu meraih segelas wine dan meneguknya sampai habis.

Elle Vincent. Gadis bergaun merah yang kini terdiam di kamar mewahnya sembari menatap lurus daun pintu yang tampak tertutup rapat. Meski demikian, pikirannya bercabang kemana mana.

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang