22. Kisah dari masa lalu

5.1K 576 7
                                    

Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Ada rasa yang dipaksa sirna karena sebuah fakta"

~Appffien~

Gadis itu terbangun dari tidurnya dengan perasaan campur aduk. Antara senang dan tidak senang. Dan penampakan pertama yang ia lihat usai bangun tidur, adalah kamar kecil miliknya sewaktu didunia nyata.

Ia tentu saja terkejut bukan main. Apa lagi ketika mendapati bahwa dirinya tertidur dengan posisi yang sama ketika ia tertidur karena terlalu lelah sehabis membaca novel itu.

Apakah serentetan kejadian itu hanya bunga tidur belaka? Rasanya tidak mungkin! Itu terlalu nyata untuk disebut sebagai mimpi.

Gladys mengambil novel bersampul hitam polos itu lalu mulai membolak balikkan buku itu. Anehnya ketika ia mencoba membuka buku tersebut, buku itu enggan terbuka. Bahkan gadis itu mengeluarkan seluruh tenaganya namun tetap saja buku itu tetap tertutup rapat.

Hingga sebuah suara yang tak asing menyapa pendengarannya diiringi ketukan pintu yang nampak kasar. Atau boleh dibilang gedoran pintu. Gladys beranjak dari duduknya lalu segera membuka pintunya.

Ketika pintu terbuka, tampaklah sang kakak dengan balutan kemeja hitamnya. Pria itu memasuki kamar Gladys tanpa seijin gadis itu. Tentu saja Gladys tidak terima. Azriel saja yang terikat dengannya tidak berani masuk sembarangan, siapa dia yang berani masuk ke kamarnya tanpa seijinnya?

"Punya sopan santun gak sih?" Cetus Gladys yang membuat mahen menghentikan langkahnya.

Mahen mengangkat salah satu alisnya. Pria itu berjalan kearah adiknya dengan langkah santai. Gladys menatap sang kakak dengan tatapan tajam dengan perasaan was was.

"Ada apa dengan tatapan mu itu? Ini adalah rumahku jadi aku bebas mau kemanapun aku suka." Jawabnya.

Gladys mendengus geli.

"Benarkah? Gue juga punya privasi kalo Lo lupa?"

Mahen terlihat sedikit terkejut dengan nada yang terlontar dari ucapan Gladys. Adiknya yang tidak pernah berkata dengan nada kasar padanya kini mengapa berubah?

"Jaga tata bicaramu!"

"Kenapa? Tersentil tuh harga diri hah?!"

Ini bukan Gladys! Ini bukan Gladys, adiknya!

"Lo bukan adik gue!"

"Terus? Hantu adik Lo gitu? Haha! Lo bener bener ya bodoh banget!" Ucap Gladys sembari melangkah mendekati mahen.

"Adik Lo udah mati! Udah mati berkali kali dan Lo baru sadar kalo gue bukan adik Lo?"

"Adik Lo udah gak ada! Lo gak punya adik yang bernama Gladys lagi jadi,"

Gladys berjalan kearah balkon lalu duduk di pembatas balkon dengan kaki menyilang. Gadis itu menatap wajah mahen dengan seringai menakutkannya.

"Selametin dia kalo Lo bisa!" Ucap Gladys. Belum sempat mahen berlari kearah Gladys, gadis itu menjatuhkan dirinya sendiri. Tanpa ada yang tahu bahwa gadis dikendalikan. Gadis itu sadar namun tubuhnya bergerak bertentangan dengan apa yang ia mau.

Kini tubuh gadis itu tenggelam ke dalam kolam renang lalu kepala gadis itu menghantam dasar kolam renang dengan kerasnya. Ketika dirinya telah berada didalam kolam renang, Gladys mampu menggerakkan badannya kembali namun terlambat. Kepalanya sakit luar biasa, nafasnya mulai tidak teratur hingga terakhir yang ia dengar sebelum kesadarannya menghilang adalah teriakan yang saling bersahutan menyebut namanya.

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang