10. Memperbaiki mansion?

7.5K 959 1
                                    

Welcome to my story
.
.
.
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.
"Andai hidup bisa semudah bahagia, membahagiakan dan dibahagiakan"

~asa~

...

Sinar mentari kini telah menerobos masuk kedalam kamar Xena. Sang pemilik kamar telah terbangun sejak tadi dan kini tengah berada didalam walk in closet nya dengan gerutuan khasnya.

Jika bertanya dimana keberadaan Azriel, pria itu kini berada dikamar sebelah. Setelah perdebatan masalah kamar kemarin, Xena dengan tega mengusir Azriel. Sungguh tidak tahu terima kasih!

Tapi Xena tidak peduli.

Kali ini Xena memakai gaun tiga perempat dengan lengan panjang namun ia gulung. Warna gaun yang ia kenakan kali ini tetap berwarna hitam. Dan gaun ini jauh lebih modis dibanding gaun lain lainnya.

Gadis itu menguncir rambutnya tinggi tinggi dengan pita yang berwarna senada dengan pakaiannya. Untuk alas kaki, gadis itu menggunakan sandal biasa.

Setelah dirasa penampilannya cukup, gadis itu keluar dari walk in closet dan betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat pria yang ia usir semalam kini tengah meringkuk diatas ranjangnya.

Dengan berkacak pinggang, Xena menghampiri pria itu. Gadis itu menyibak selimut Azriel. Azriel nampak tidak terganggu sama sekali mungkin hanya sedikit kedinginan mengingat kabut diluar sana cukup pekat.

"Azriel bangun!" Perintah Xena namun Azriel sama sekali tidak bergerak. Pria itu justru malah mendengkur keras.

Xena memutar bola matanya malas lalu sebuah ide lucu muncul diotaknya. Gadis itu pergi kekamar mandi dan mengambil air di sebuah wadah.

Tentu gadis itu tidak sebodoh itu untuk menyiramkan air diwadah ketika Azriel masih berada di atas ranjang.

Xena menarik Azriel kasar hingga tubuh tegap Azriel jatuh dengan tidak elitnya. Belum juga Azriel membuka mata gadis itu menyiram Azriel dengan tidak ragu-ragu.

Mata Azriel yang semula mengantuk kini terbuka lebar. Mata merah darah itu menyorot tajam kearah Xena. Jika biasanya orang akan takut dengan sorot mata itu, berbeda dengan Xena. Gadis itu berkacak pinggang dengan tatapan yang seakan akan menantang Azriel untuk baku hantam.

"Apa?! Mau marah hah?!" Ucap Xena galak yang membuat Azriel berdecih. Bisa bisanya ia takut hanya karena dibentak oleh Xena.

"..."

Azriel bangkit berdiri. Pria itu sedikit membenahi topengnya yang hampir saja lepas. Jika saja topengnya ini lepas bisa bahaya. Mungkin saja ia benar benar akan baku hantam dengan Xena.

"Kenapa kau selalu memakai topeng jelekmu itu sih?" Protes Xena usai Azriel bangkit berdiri.

"Bukan urusanmu!"

"Ck! Oh! Apa jangan jangan dibalik topeng mu itu kau menyembunyikan sesuatu?" Tanya Xena dengan tatapan menyelidik. Azriel sendiri kini sudah banjir keringat dingin. Takut jika gadis itu nekat melepas topengnya dan berakhir keduanya baku hantam.

"Kau.."

Xena semakin mendekat kearah Azriel dengan Azriel semakin mundur hingga punggung pria yang tentunya lebih tinggi dari Xena membentur tembok.

"Pasti.."

Xena mendekatkan wajahnya kearah Azriel. Dapat Xena lihat jika telinga pria itu memerah. Entah karena malu atau marah Xena sendiri tidak dapat memastikan.

"Kau pasti memiliki wajah yang jelek kan?" Ujar Xena lalu menjauhkan wajahnya dari Azriel. Azriel sendiri mendengus sebal. Ia bingung harus merespon apa hinaan yang dilontarkan oleh Xena.

Azriel sedikit mendorong Xena. Pria itu lalu berjalan menuju ke kamar mandi dan mengabaikan teriakan demi teriakan yang berasal dari Xena.

Merasa benat benar terabaikan, gadis itu mendengus sebal. Setelah itu ia membereskan kekacauan yang dibuatnya.

###

"AZRIELL BANTUIN IH!" Entah sudah berapa kali Xena meneriakan hal yang sama.

"AZRI-"

"Kau benar benar gadis yang berisik!" Cetus Azriel lalu melangkahkan kakinya menuju kearah Xena yang kini tengah memangkas tanaman tanaman liar itu. Hari ini Xena berencana untuk membersihkan kebun ini lalu menanaminya dengan beberapa tumbuhan.

"Aku ingat! Kau bilang akan memanggil beberapa pelayan, sekarang mana?" Tagih Xena.

"Besok."

"Kenapa besok?"

Azriel tidak menjawab justru meraih sabit yang kini dipegang oleh Xena. Azriel sedikit heran, bagaimana bisa gadis seperti Xena ini tidak takut dengan alat tajam ini. Malah gadis itu terlihat begitu mahir dalam membersihkan rerumputan liar itu.

Rambut gadis itu kini dicepol asal. Beberapa kali ia harus membenahi rambutnya lantaran rambut indahnya ini sangat sulit untuk diatur.

"Wahh! Kau hebat!" Puji Xena dengan mata berbinar. Karena masalah rerumputan kini telah diatasi oleh Azriel, Xena memilih untuk mencabuti bunga bunga yang telah mati. Satu persatu ia mendatangi pot pot yang ada dikediaman ini. Tentunya itu sangat menyita waktu serta tenaga keduanya. Hingga matahari hampir tenggelam, keduanya telah selesai membereskan masalah taman.

Hanya saja belum ada tanaman yang akan ditanam. Beberapa pohon disini juga telah dirapikan. Bahkan beberapa pohon kini telah menghasil buah. Dan keduanya juga memetik seluruh buah yang dirasa layak untuk dimakan.

Buah tersebut adalah apel, jeruk, serta mangga. Oh jangan lupakan pohon anggur yang menjalar liar tadi juga berbuah cukup banyak.

Xena sendiri menyambut beberapa keranjang buah itu dengan mata berbinar. Bajunya kini begitu lusuh. Beberapa bagian juga nampak sobek karena duri duri tanaman.

"Sudah puas?" Tanya Azriel ketika keduanya duduk didepan mansion dengan Xena memakan anggur.

"Belum. Masih banyak yang harus diperbaiki! Aku mau tempat tinggal ini terlihat hidup!" Ucap gadis itu dengan rasa semangat yang seakan akan enggan pudar dari benaknya. Sementara itu diam diam Azriel mengulum senyumnya.

Gadis itu benar benar keras kepala dan memiliki ambisi yang kuat.

"Tempat ibadah disini berbentuk apa?" Tanya Xena tiba tiba.

"Mereka hanya mengenal dewa dan Dewi bukan Tuhan."

Xena terdiam. Itu berarti disini tidak ada gereja? Ah! Harusnya ia tau dan sadar ini hanyalah novel karangan manusia.

"Sejujurnya ini bukan novel. Kau dan aku berada disemesta yang berbeda dengan bumi. Bisa dikatakan dunia lain? Dan buku yang kau beli adalah portalnya." Ucap Azriel. Kini Xena semakin penasaran dengan Azriel. Siapa sebenarnya Azriel ini? Mengapa ia tahu begitu banyak hal tentang dirinya?

"Dari sekian banyak pembaca kenapa harus aku?"

"Kau istimewa."

###

See u!

~appffien

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang