14. Drama anak dan ibu

7.3K 941 1
                                    

Welcome to my story!!!
Selamat menyelami imajinasi appffien
.
.

"Tidak semua orang layak mendapatkan kesempatan kedua."

~Xena~

...

Hari demi hari telah berganti. Mansion yang dulunya terlihat tua dan tidak terawat kini secara bertahap memperlihatkan keindahannya. Para pelayan dari kediaman utama kerap kali melihat lihat mansion itu.

Seperti hari ini. Beberapa pelayan datang menghampiri mansion Xena bersama sang nyonya Vincent. Liliana menatap mansion yang kini berganti cat menjadi hitam silver itu dengan tatapan kagum. Ia benar benar seperti dibawa kembali ke masa lalu ketika mansion ini menjadi mansion paling indah dikediaman Vincent.

"Ada urusan apa nyonya Vincent datang ke mansion kecil saya ini?" Ucapan bernada dingin itu datang dari arah kanan sang nyonya Vincent.

Liliana tersenyum kearah perempuan berbaju merah maroon itu. Bajunya tampak kotor dengan beberapa helai daun di gaun sederhananya.

"Mengapa kau tidak memanggilku dengan sebutan ibu? Bukankah kau juga putriku?" Ucapnya tanpa rasa malu. Xena memutar bola matanya malas lalu memberikan gunting tanaman itu kepada salah seorang pelayan.

"Kau hanya nyonya rumah ini bukan ibuku. Ibuku telah lama mati, dia mati ketika membuang anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang ke tempat terasing ini." Ucap Xena dengan nada ringan. Dan ucapan Xena ini mampu membuat hati Liliana sakit.

"Pelayan! Siapkan jamuan sekarang!" Perintah Xena dengan nada ramah. Bahkan nada yang diucapkan untuk pelayan Xena jauh lebih bersahabat dibanding untuk ibunya dan itu sedikit menyentil harga diri Liliana.

"Mari.." ucap Xena lalu berjalan mendahului Liliana. Liliana melihat punggung putrinya itu dengan tatapan sendu. Rambut gadis itu dicepol menjadi satu. Dan seharusnya rambut itu tertata rapi oleh tangannya.

"Silakan duduk." Ucap Xena lalu Liliana duduk didepan Xena.

Mereka kini duduk kursi yang berada dibawah pohon apel. Angin berhembus pelan. Menerbangkan beberapa anak rambut berwarna silver milik Xena.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Liliana.

"Cukup baik dan sangat baik."

Xena terdiam begitu matanya melihat kehadiran sang tokoh utama. Elle.

Xena tersenyum miring lalu mengalihkan tatapannya ketika tatapan Elle sepertinya juga tertuju padanya. Xena memilih mengambil tehnya lalu menyeruputnya sedikit dengan gaya anggun.

Elle datang dengan wajah ceria. Baju khas untuk berpedang juga melekat pas ditubuh indahnya. Xena jadi iri dengan tubuh seksi milik Elle.

"Hai ibu! Hai saudari!" Sapa gadis itu dengan nada riang.

"Hai Elle." Balas wanita itu diiringi senyuman manisnya. Xena hanya meliriknya sekilas lalu memakan apel yang telah ia kupas sendiri.

"Lihat Bu! Berkat tangan cantik ibu, rambutku bisa tertata sangat rapi!" Ujar Elle dengan nada bangganya lalu memamerkan rambut yang telah dikepang satu itu.

"Haha iya nak. Mari ikut kami minum teh bersama!" Ajak wanita itu. Xena berdecak pelan sembari memakan buah apel itu dengan rakus. Lihat lah! Ia harus menunda pekerjaannya yang berharga karena kedatangan dua wanita ini.

"Dikediaman ini ternyata banyak pelayan ya?" Ucap Elle usai duduk didekat Liliana.

"Iya, berkat tangan cantikku ini aku menemukan pelayan yang tepat dan mau mengurus mansion anak buangan ini." Kalimat tajam dan penuh sindiran itu mampu melunturkan senyum Liliana.

I'm Serious! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang