Saat sedang mesra mesraan di villa tiba-tiba Vania dan Jonathan serta anaknya datang mengganggu.
"Honeymoon di Bali cuma diem di dalem villa doang?" tanya Vania dengan alis terangkat sebelah. Dan diangguki oleh Raka yang masih memeluk Vita yang duduk di sebelahnya.
"Rugi dong! Pemandangan di luar bagus banget malah disia-siain gitu aja," ujar Vania dengan nada terdengar galak.
"Keluar sana! Main ke pantai kek," ujar Vania gemas. Honeymoon sih honeymoon, tapi bukan berarti hanya diam di dalam villa terus sambil mesra-mesraan. Kalau seperti itu di Jakarta juga bisa. Sangat disayangkan bila waktu honeymoon hanya dihabiskan di dalam villa saja.
"Pemandangan di sini jauh lebih indah," ujar Raka yang menatap wajah merona Vita sambil tersenyum manis.
Vania memutar bola matanya jengah. Begini jadinya kalau perjaka kelamaan, sekalinya merasakan celap-celup, jadi tidak mau berhenti sampai mengurung sang istri di villa berhari-hari lamanya.
"Emang kamu nggak kasihan sama Vita, dia juga mau keluar buat jalan-jalan," ujar Vania gemas dengan tingkah Raka yang menyebalkan itu.
Raka menatap wajah Vita dengan raut serius. "Emang kamu mau jalan-jalan ke pantai?"
Vita menganggukkan kepalanya. Benar apa kata Vania, berada di villa berhari-hari rasanya jenuh. Apalagi badannya juga jadi remuk redam akibat kelakuan sang suami yang selalu minta tambah.
Ia butuh healing untuk mengembalikan tenaganya yang terkuras habis. Spa sepertinya menyenangkan. Apalagi ia belum pernah spa di Bali dengan pemandangan laut.
"Tuh lihat! Istri kamu mau keluar buat jalan-jalan!" Vania tersenyum penuh kemenangan.
Raka memasang wajah memelas. "Nggak usah keluar ya... Di sini aja."
Vita menggigit bibir bawahnya.
"Jangan mau Vita! Jangan turutin kemauannya dia terus. Sekarang kamu harus keluar buat jalan-jalan."
"Ayo!" Tanpa banyak kata Vania langsung menyeret Vita keluar dari villa.
***
Raka duduk di tepi pantai sambil mengamati Jonathan dan anaknya sedang membuat istana pasir. Sesekali pria itu terkekeh saat melihat temannya kerepotan mengasuh Kellan yang mulai aktif. Jonathan harus bolak-balik mengambil cetakan pasir yang dibuang terus-menerus oleh bocah berumur tiga tahun itu. Setiap kali melihat papanya bolak-balik, bocah itu tampak sangat senang.Namun saat ada gadis-gadis muda yang melintas dengan mengenakan bikini, si bocah kecil itu beserta papanya tampak anteng mengamati gadis-gadis muda tersebut.
Jonathan menggendong Kellan berjalan mendekat dan mengambil duduk di samping Raka.
Tiba-tiba beberapa gadis-gadis muda mendekati Kellan karena gemas dengan wajah tampan Kellan yang sangat menggemaskan.
"Hello," sapa mereka seraya tersenyum manis.
"What your name?"
"Namaku Kellan kakak cantik," ujar Jonathan dengan suara seperti anak kecil.
"Oh... Bisa bahasa Indonesia toh? Hahahaha!" Gadis-gadis itu tertawa dengan kompak.
"Kirain nggak bisa," ujar salah satu gadis itu.
"Aku udah lama tinggal di Indonesia," sahut Jonathan.
"Pantes bahasa Indonesianya lancar, ngomong-ngomong Kellan ini anak om?"
"Jonathan, panggil aja Jo," ujar Jonathan sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Windi."
"Namaku Neli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Wife
RomanceVita harus hidup dibawah aturan papanya. Tidak boleh pacaran, bahkan tidak boleh berdekatan dengan seorang pria. Sampai-sampai gadis itu tidak pernah merasakan indahnya pacaran seperti teman-temannya. Hingga suatu hari tepat sebulan sebelum wisuda...