Raka membuka matanya terlebih dulu, senyumnya langsung mengembang cerah. Memeluk tubuh polos di sampingnya semakin erat. Menghirup aroma tubuh yang kini sudah menjadi candunya.
Tak terbayang betapa bahagianya ia saat ini. Kini sang istri telah menerima dirinya sebagai seorang suami.
Duh betapa menggemaskan istri kecilnya saat cemburu. Ia tak tahu kalau sudah cemburu Vita akan bertindak agresif seperti semalam. Menciumnya lebih dulu, meski hanya menempelkan bibirnya tanpa bergerak.
Membayangkan kejadian tadi malam membuat Raka tersipu malu. Gerakan kecil dari tangan Vita yang meraba dadanya membuat Raka mengerang tertahan. Hanya gerakan kecil saja sudah mampu membuatnya turn on.
Wajah Vita semakin merangsek masuk ke dalam ceruk leher Raka dan embusan nafas teratur gadis itu membuatnya meremang. Oops... maaf mulai sekarang Vita bukan lagi seorang gadis.
Pria itu memainkan rambut istrinya dan sesekali menciuminya gemas.
Vita mengerang dan membuka matanya perlahan. Badannya remuk redam dan tentu saja terasa tidak nyaman di bagian bawah.
"Udah bangun?"
Vita mengangguk diceruk leher Raka malu-malu.
Raka terkekeh geli melihat tingkah Vita yang malu-malu. Pria itu mendengar ringisan pelan yang keluar dari mulut Vita.
"Kenapa?" tanya Raka lembut.
"Badanku sakit semua," cicit Vita.
"Mau aku pijitin," usul Raka dengan suka rela.
"Iya," sahut Vita lirih.
Raka hendak bangun untuk memijat tubuh istrinya, namun Vita tidak mau melepaskan pelukannya.
"Kenapa? Hem!"
"Malu," sahut Vita sedikit merengek.
Raka tertawa renyah mendengar jawaban istri kecilnya.
"Jangan ketawa!" ujar Vita disertai pukulan pelan di dada Raka.
"Oke oke aku nggak ketawa lagi," ujar Raka berusaha menghentikan tawanya.
***
Raka menyiapkan susu hangat dan roti untuk sang istri. Vita yang mendapatkan perlakuan istimewa dari sang suami mau tidak mau merona."Ayo dimakan, supaya tenaga kamu cepat pulih," ujar Raka lalu mengecup kening wanita itu.
Otak Vita dengan otomatis langsung memutar adegan tadi malam yang sangat menguras tenaga.
"Apaan sih." Wajah wanita cantik itu langsung bertambah merah seperti kepiting rebus saking malunya.
"Kamu nggak inget? Oke aku ceritain kejadian semalem supaya kamu inget," goda Raka yang semakin menikmati ekspresi istrinya.
"Stop!" pekik Vita sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Raka. Telunjuk Vita justru digigit manja oleh pria itu. Cepat-cepat Vita menarik jarinya dengan bibir cemberut.
Cup.
Dengan cepat Raka mengecup bibir istrinya yang mengerucut. Mana tahan ia melihat bibir kenyal dan lembut itu.
"Dasar mesum!" Vita memukul lengan Raka yang duduk di sebelahnya bertubi-tubi.
"Emang salah mesumin istri sendiri?"
"Ih... Kesel!" Vita bersedekap sambil memutar tubuhnya hingga membelakangi Raka yang terkekeh.
"Ngambeknya ditunda dulu, diminum susunya mumpung masih anget."
"Susunya buat mas aja," ujar Vita dengan nada terdengar kesal.
"Mas udah kenyang minum susu semalem," sahut Raka dengan nada menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Wife
RomanceVita harus hidup dibawah aturan papanya. Tidak boleh pacaran, bahkan tidak boleh berdekatan dengan seorang pria. Sampai-sampai gadis itu tidak pernah merasakan indahnya pacaran seperti teman-temannya. Hingga suatu hari tepat sebulan sebelum wisuda...