16. Makam

47 5 0
                                    

Happy reading

20.30

"Lo... Maupun tunangan gue atau udah jadi istri gue pun. Jangan pernah bahas lagi tentang dia! Jangan pernah ikut campur!"

Tubuh Izora bergetar, Giram yang melihat kakaknya berdiri dibelakang Ezra dan menggigiti kukunya, ia paham akan sesuatu.

Bahwa kakaknya sedang takut dan kecewa. Pasti kakaknya akan menangis, tapi Giram tau Izora tidak bodoh, Giram tau saat ini kakaknya kuat tidak nanti malam.

Ezra berjalan keluar rumah dan duduk di teras. "Zora, jangan bahas cewe itu kalo lagi sama Ezra. Lagian ngapain Lo tanya itu? Lo temennya cewe itu? Kalo emang temennya cukup Lo tau kalo Ezra sama tu cewe pernah deket."

"Jangan ngelebihi batas zor."ucap Arsya serta tangan yang mengelus pundak Izora dengan lembut.

'ngelebihi batas? Bukannya gue berhak tau kenapa kasa sampe sebenci itu sama gue'

"Pulang."ucap Ezra singkat.

"Yaudah, pamit dulu sama kakek nenek Izora, nunggu kakeknya Izora pulang dari masjid dulu."

"Pamit sana nenek Izora aja dulu."ucap Asya..

Yang tadinya Izora bengong akhirnya ia berlari dan berteriak memanggil neneknya."yangtii kak Arsya sama Ezra mau pulang!!"

"Oh wes meh balik?"

"Iya!"

"Cepet men."kekeh yangti.

"Iya eyang, mau pulang keburu malam soalnya."senyum canggung Arsya.

"Oh yauwes hati hati ya."

"nggih eyang."senyum ramah Ezra.

"Giram ayo pulang."

Giram menggeleng. "engga kak, aku tidur disini aja."

"Lah? Kenapa?"

"Gpp."

"Dih gpp gpp pala lu. Yaudah kalo gitu, kita pamit ya eyang."

"Iya."

Dua laki laki itu keluar dari rumah disusul Giram dan Izora yang mengantarkan mereka. Mereka berjalan keluar dari gang karena mobil Ezra tidak bisa parkir di dalam gang, dan harus parkir di dekat sekolah SD.

 Mereka berjalan keluar dari gang karena mobil Ezra tidak bisa parkir di dalam gang, dan harus parkir di dekat sekolah SD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakung!"sapa Izora saat mereka tak sengaja bertemu kakeknya Izora dan Giram.

"Loh meh neng ndi ta?"
(Loh Mau kemana)

"Pulang kung."senyum Arsya.

"Dih sopan bet, padahal dirumah sifat kek taik."celetuk pelan Izora.

"Astaghfirullah, engga ya Zora."

"Zora ga boleh kaya gitu, buktinya nak Arsya sopan, baik, dicontoh ya zor bukan malah ngeledekin."ceramah kakungnya.

"Iya kung."

EzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang