24. Pingsan?

58 2 6
                                    

21.15

Happy reading

Suara dentingan sendok saing beradu dimana makan Izora, keluarga itu yang biasanya diisi dengan canda dan tawaan di saat sarapan hilang, putra sangatlah bad mood sedangkan Arsya yang ingin memecah kehilangan dibuat takut saat menatap wajah galak dan badmood ayahnya.

Lelaki itu moodan, dikit dikit bad mood, pernah sekali hari pertama haid, perut Izora sangat lh sakit, ditambah sang ayah teruslah cerewet, dengan nada yang sedikit membentak membuat sang ayah kesal dan balas membentak Izora dan berakhir mereka cekcok.

"Hari ini Arsya yang antar kamu."

"Iya."

Di lain sisi keluarga Ezra juga dengan sarapan pagi seperti Izora. Mereka makan seperti ala bangsawan, diam dan tak membuk suara, kecuali pembicaraan penting.

Mungkin situasi akan berubah jika Izora masuk kedalam keluarga itu. "Hari ini kamu jaga Izora, dia habis pulang dari rumah sakit karena dipaksa ayahnya pulang."ucap Eza, ayah Ezra.

"Iya yah."

"Bunda ga habis pikir sama jalan pikiran putra. Masa anaknya masih sakit, pagi kemaren baru aja dibawa Kerumah sakit masa anaknya dipaksa pulang. Mana dipaksa sekolah lagi."

"Biarin aja nda, jalan pikiran bunda sama keluarga Izora beda. Mungkin ayahnya Izora punya pikiran terbaik."

"Sok bijak kamu."umpat sang ayah.

"Ga ayah ga ayahnya Izora, kalo tegas. Tegesnya kelewatan!"cibir Ezra.

🕢

Mobil Arsya berhenti mendadak."gue ingetin. Kalo lo ketemu sama bumi lagi. Lo harus jauhin."

"Kenapa? Dia kan pacar gue!"rasanya Izora ingin memutahkan isi sarapannya tadi setelah mengatak hal iya ia baru saja katakan.

"Najis!"

"Idih lo ga usah suruh suruh gue, Bumi baik."

"Lo ga tau aslinya gimana! Ga usah sok tau!"

"Idih! Lagian lo kenapa sih? Lo punya masalah apa sih sama calon adek ipar lo?"

Arsya mendelik. "najis calon adek ipar, ogah banget gue punya adek Ipar pembunuh. Lo sekarang turun!"

"Kenapa kok turun sih!"

"Turun!"gertak Arsya.

"Ih." mau gamau Izora menuruti perkataan Arsya.

"Terus?"

Tangan Arsya bergerak memencet tombol yang ada di pintu sopir, dengan otomatis pintu mobil tertutup dari luar. "lo berangkat kesekolah sendiri! Gue bad mut!"

"Anjir kan masih separo perjalanan lagi!"

"Bodo amat anjir!"

Dengan tega Arsya menjalankan mobilnya meninggalkan Izora yang kesal, 10 menit ia harus berjalan kaki, padahal ini sudah hampir jam tujuh?

EzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang