𝕻𝖆𝖘𝖆𝖓𝖌 𝖘𝖆𝖇𝖚𝖐 𝖕𝖊𝖓𝖌𝖆𝖒𝖆𝖓𝖒𝖚, 𝖕𝖊𝖙𝖚𝖆𝖑𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖉𝖎𝖒𝖚𝖑𝖆𝖎!
Kamu harus tahu gadis kecil, dunia ini amat berbeda dengan duniamu. Kekuatanmu belum sempurna, nyalimu masih sangat lemah, tekadmu sama sekali tidak ada. Tetaplah bersembunyi atau kamu akan mati.
Aku terbangun dengan napas tersengal. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, peluh bercucuran membasahi dahi.
Apa itu tadi? Siapa yang mengatakannya? Suara itu seperti berada dalam kepalaku. Menggema, terdengar berat dan mengerikan, aku tidak tahu pasti itu suara laki-laki atau perempuan.
Mataku mengerjap-ngerjap, berusaha menyesuaikan dengan cahaya sekitar yang silau.
“Kamu sudah sadar, Ann?”
Aku beranjak memperbaiki posisi duduk, memicingkan mata, berusaha mengenali pemilik suara. “Singkirkan senter itu dari wajahku, Raka!”
“Eh, maaf.” Raka bergegas mengarahkan senternya ke bawah. “Kamu, sih, dari tadi tidak sadar-sadar. Aku sudah lama menunggumu.”
Aku kembali terdiam mengamati sekitar. Ini dimana? Aku sepertinya sudah tidak berada di ruangan kubus yang gelap tadi.
“Kita ada di dalam gua, Ann.” Raka mengulurkan tangannya, membantuku berdiri. “Portal yang kamu buka tadi mengarah ke sini.”
Aku menatap keluar. Pemandangan hutan segera menyambutku. Langit malam, pohon-pohon menjulang tinggi, dedaunan pohon yang rimbun membuat cahaya bulan tidak bisa menerobos masuk.
Aku teringat sesuatu, lantas menoleh ke sana kemari. Mengapa hanya ada aku dan Raka di sini? Belum sempat aku bertanya, seseorang itu muncul dengan membawa ketapel di tangannya. Tunggu sebentar, darimana dia mendapatkan ketapel?
“Bagaimana keadaan di luar, Bara?”
“Sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita harus turun ke bawah untuk memastikan lebih jauh.” Bara menoleh ke arahku. “Kamu baik-baik saja, Ann?”
Aku ragu-ragu mengangguk. Entahlah, aku sendiri tidak yakin apakah aku baik-baik saja setelah mendengar suara aneh yang tiba-tiba muncul di kepalaku. “Untuk apa ketapel itu, Bara? Dan darimana kamu mendapatkannya?”
“Oh, ini, ketapel ini untuk berjaga-jaga kalau di luar ada sesuatu yang berbahaya, aku membawanya dari rumah.”
“Dari rumah?”
“Yeah, Bara membawa barang-barang aneh di dalam ranselnya, Ann.” Raka menjawab dengan nada mengejek. Dia selalu saja begitu.
“Enak saja! Setidaknya satu-dua barangku bisa membantu. Senter itu contohnya, coba bayangkan jika aku tidak membawanya, kita akan terjebak dan berdiam diri di gua ini semalaman, berteman dengan gelap.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seekers of The Lost Hope | END
FantasySeorang murid perempuan tiba-tiba saja dikabarkan menghilang. Tidak ada satu pun orang yang tahu dia berada di mana, hingga satu minggu setelahnya satu murid lagi menghilang. Anna yang kehilangan dua temannya memutuskan melakukan pencarian secara d...