Selamat menikmati akhir dari perjalanan ini~
Seorang Shakespeare pernah berkata bahwa kematian adalah penyamaran yang hebat. Dulu, aku tidak pernah paham arti kalimat itu hingga sekarang aku mengalaminya sendiri.
Beberapa menit lalu, saat aku berhasil menemukan Alya, aku merasa sangat bahagia karena perjalanan kami ternyata tidak sia-sia belaka. Melihat Alya berada dalam keadaan baik-baik saja sudah cukup membuatku lega.
Tapi, bagaimana jika Alya tidak merasakan hal yang sama? Bagaimana jika dia terus menerus mengutuk dirinya sendiri karena aku justru datang untuk menyelamatkannya?
“Seharusnya kamu tidak menyelamatkanku, Ann.”
Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Alya setelah lama kami tidak bertemu. Aku sama sekali tidak paham dengannya. Memangnya apa yang salah jika aku datang menyelamatkannya? Bukankah seharusnya dia senang?
Saat itulah, saat aku masih berusaha mencerna kalimat Alya, sesuatu yang amat mengejutkan terjadi. Lumi yang berada di luar jeruji besi tiba-tiba saja mengangkat tangannya—dan entah bagaimana caranya—dia menutup jeruji besi itu dengan sekali hentakan.
Aku yang masih berusaha menerjemahkan situasi segera mendekat, mencoba membuka kembali jeruji itu, tapi nihil, aku tidak bisa membukanya, jeruji itu sempurna terkunci.
“Apa yang kamu lakukan, Lumi?”
Di luar sana, Raka, Bara, dan Pangeran Archilles sama bingungnya denganku. Kami berempat tidak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sementara Alya, di sebelahku, terus menerus menggelengkan kepalanya.
“Keluarkan kami, Lumi!”
“Masih tidak mengenaliku, heh, gadis kecil?” Lumi tertawa keras, tawa yang sangat mengerikan, sekaligus tidak asing di telingaku.
Aku refleks melangkah mundur, bersandar pada tembok di belakangku. Di situlah aku mulai mengerti. Suara itu, suara yang terus menghantuiku, mengapa justru keluar dari mulut Lumi?
“Lumi? Bagaimana bisa?”
“Dia bukan lagi Lumi, Ann.” Alya berujar lirih, dia menggenggam tanganku yang gemetaran. “Perempuan iblis telah merasuki tubuhnya, Lumi sudah lama mati,” sambung Alya yang membuatku semakin terkejut.
“Apa maksudmu, Alya?” Raka berseru, meminta penjelasan karena semua ini memang tidak mudah untuk kami pahami. Lumi, teman perjalanan kami selama berhari-hari, bagaimana bisa dia sudah lama mati?
“Dia bukan teman kita lagi, tubuhnya sudah dikuasi oleh Ratu Flora, seorang ratu yang sangat berambisi menguasai Negeri Hope.” Alya berkata datar, di matanya tersirat kebencian yang amat dalam.
“Seorang ratu katamu? Ratu Flora? Apakah kamu tidak salah?” tanya Pangeran Archilles yang sepertinya terkejut dengan perkataan Alya.
“Ya. Dia adalah Ratu Flora, ibu tirimu, Pangeran Archilles. Tidakkah kamu tahu? Ratu Flora punya niat jahat, dia ingin merebut kekuasaan ayahmu, maka dengan itu dia merencanakan sesuatu yang jahat.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seekers of The Lost Hope | END
FantasySeorang murid perempuan tiba-tiba saja dikabarkan menghilang. Tidak ada satu pun orang yang tahu dia berada di mana, hingga satu minggu setelahnya satu murid lagi menghilang. Anna yang kehilangan dua temannya memutuskan melakukan pencarian secara d...