Episode 26.

132 38 10
                                    

Menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyedihkan. Saat melihat kucing merasa dirinya besar dan kuat di hadapan tikus, tetapi kecil dan lemah di hadapan singa. Itu kalimat yang cocok menggambarkan diri kami.

Kemarin, saat berhasil mengalahkan sebagian prajurit dan berhasil kabur menerobos hutan belantara, kami merasa hebat, merasa sepuluh kali lebih kuat dari remaja biasa. Namun saat ini, kami benar-benar merasa kecil, kebanggaan itu hilang entah kemana.

Pangeran Archilles tidak pernah main-main saat mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan kami kabur hidup-hidup.

Dia akan terus mengejar dan tidak akan pernah melepaskan mangsanya, mengingat dia juga tahu bahwa Raka adalah orang yang berhasil membuat ayahnya—sang raja—pingsan.

“Apa yang harus kita lakukan, Ann?” Bara menatapku dengan wajah bingung.

“Tidak ada jalan lagi, kita harus melawan,” ucapku dengan tegas yang membuat Raka, Bara, dan Lumi kompak menoleh ke arahku.

“Kamu gila? Kita bahkan tidak punya senjata, Ann.”

“Hei, aku tidak gila, Raka. Kita masih punya keberanian untuk melawan. Dengar, bagi orang yang berani, tidak ada jalan yang tidak dapat dilalui. Kita sudah sejauh ini, aku tidak mau menyerah begitu saja.”

Mereka bertiga terdiam. Di situasi yang seperti ini, tidak akan ada gunanya jika hanya diam saja. Lebih baik melawan walau akhirnya harus mati. Aku pernah membaca kalimat itu di salah satu buku novel kesukaanku.

“Bagaimana?”

Persis saat Bara menoleh hendak menjawab pertanyaanku, belasan anak panah melesat cepat. Kami berempat sontak menoleh saat mendengar kuda yang kami tunggangi tadi meringkik.

Astaga! Itu pemandangan yang benar-benar mengerikan dan tidak akan pernah bisa aku lupakan. Lihatlah, empat anak panah milik para prajurit kerajaan itu tepat mengenai leher, mata, perut, dan kaki-kaki kuda kami.

Darah mengalir deras dari tubuh mereka. Tidak ada yang bisa diselamatkan, kuda-kuda itu telah mati dibunuh oleh mantan tuannya sendiri.

“Itu balasan bagi kuda-kuda yang mengkhianati tuannya,” seru Pangeran Archilles. 

“Sepertinya Anna benar, kita harus melawan.” Raka berkata tegas.

“Tapi, dengan apa?” tanya Lumi.

“Aku punya sesuatu yang bisa membantu. Tunggu sebentar.”

Raka segera berlari menghampiri kuda miliknya yang sudah tergeletak tak berdaya di atas tanah, lantas menyambar ransel yang berada di sampingnya.

“Gunakan ini terlebih dahulu,” ucap Raka sambil memberikan dua pasang sarung tangan kepadaku dan Bara. “Maaf, Lumi, aku tidak punya sepasang lagi untukmu.”

Lumi mengangguk, tersenyum. “Tidak apa, Raka, aku mengerti harus melakukan apa.” Lumi segera melangkah mundur, berlindung di belakang Raka.

“Apa yang harus kita lakukan, Raka?”

The Seekers of The Lost Hope | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang