~Happy Reading
"IZUMI! KELUAR KAMU! AKU TAHU KAMU PASTI ADA DI SEKITAR SINI!"
Teriakan membahana itu mampu membuat gadis yang sedari tadi di teriaki namanya bergetar takut.
Sedikit demi sedikit gadis cantik bernama lengkap Hikaru Izumi itu mengintip dari balik semak belukar, hingga terlihatlah seorang pria tampan dengan Surai merah muda yang tengah mencari keberadaanya bak orang gila.
Sebisa mungkin Izumi menahan agar isak tangisnya tak keluar. Gadis itu mendekap mulutnya kuat-kuat dengan tangan bergetar.
Apa yang di lakukan oleh Levi---mantan kekasihnya sangat mengerikan. Izumi seakan tak mengenali mantan kekasihnya itu, Levi terlihat seperti orang lain.
Izumi tak pernah membayangkan Levi berusaha merenggut mahkotanya. Tak sampai di sana, bahkan pria itu berniat menjualnya ke rumah bordir karena ia menolak sentuhan pria itu.
Sungguh, Izumi menyesal memilih kembali pada pria tak berperasaan seperti Levi. Masih baik ia di kurung di kediaman mewah Bara ketimbang bersembunyi bak buronan besar seperti ini.
Walau suka mengatur sana sini, nyatanya Bara selalu memperlakukannya baik sepenuh hati. Bahkan, dokter tampan itu tak pernah bersikap kasar padanya. Membentak pun rasanya mustahil Bara lakukan.
Tanpa sadar, Izumi terisak. Mengingat pria itu benar-benar membuat dadanya sesak. Berkat kebodohannya Bara menderita bahkan berujung dengan kematian. Gelar dokternya di cabut saat kejahatannya sebagai Psikopat terkuak.
Izumi sangat menyesal. Harusnya ia merasa beruntung karena dapat di cintai oleh sosok seperti Bara. Pria itu sangat sempurna. Tampan, mapan, dan hanya mencintainya seorang. Kurang apa lagi seorang Bara? Ya, hanya fakta bahwa ia seorang Psikopat dan Izumi terlalu naif untuk menerimanya.
"Hahaha ternyata kamu sembunyi di sana ya?"
Izumi menegang mendengar suara Levi yang lagi-lagi terdengar. Gadis itu dengan cepat beranjak dari persembunyiannya, sebisa mungkin berusaha agar tak menimbulkan suara. Namun naas---keberuntungan sedang tak berpihak padanya.
pendengaran Levi terlalu tajam, pria itu menyadari keberadaannya dan segera menyeringai keji saat mata mereka bertubrukan.
Izumi menggeleng kuat dengan air mata bercucuran. Ia tidak Sudi berkerja sebagai wanita malam di rumah bordir itu. Lebih tak Sudi lagi harus di ambil keperawanannya oleh bajingan seperti Levi.
Mata Izumi bergerak cepat menelusuri tempat ini. Hutan belantara---sangat cocok untuk mendefinisikan bagaimana tempat mereka berada saat ini.
Sebuah ide gila pun tiba-tiba terlintas di benak Izumi. Gadis itu mendapati sebuah jurang yang tampak dalam dan terjal. Entah bisikan setan Mana, hingga gadis itu berfikir untuk menerjunkan dirinya ke bawah sana.
Izumi tak perduli, gadis itu bahkan berterimakasih pada iblis-iblis yang mungkin telah membisikkan ide gile itu. Bagi Izumi, lebih baik ia mati dari pada harus berakhir menjadi jalang murahan. Itu sangat menjijikkan. Lagi pula ia tak lagi memiliki tujuan hidup.
Izumi hidup sebatang kara di dunia ini. Gadis itu tak memiliki satupun keluarga yang akan menangisi kepergiannya. Jadi tak masalah bukan jika ia mempercepat kematiannya sendiri?
"Izumi, lebih baik kamu nyerah Atau perlu aku pake kekerasan hm?"
Izumi yang tadinya menangis pasrah kini tersenyum sinis, membuat pria di hadapannya itu sedikit terkejut akan reaksi tak biasa dari gadis cantik itu.
"Najis, gue nyesel udah pernah percaya sama Lo!" Ujar Izumi sinis.
Tanpa ragu Izumi berlari mendekati jurang di belakangnya, kemudian tanpa aba menjatuhkan dirinya tanpa ada raut ketakutan sedikit pun.
Sementara itu, Levi menegang di tempat. Pria itu sama sekali tak menduga Izumi akan nekat menerjunkan dirinya di jurang dalam nan gelap itu.
Seakan tersadar, dengan cepat Levi berlari mendekati jurang terjal itu. Keringat dingin Levi bercucuran. Pria itu menggelengkan kepalanya kuat saat melihat dengan mata kepalanya sendiri Izumi di bawah sana tergeletak tak berdaya dengan darah dimana-mana. Kondisi gadis itu tampak mengerikan.
"IZUMI!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm yours ✔️
FantastikHikaru Izumi---merasa bingung karena tiba-tiba terbangun di sebuah rumah sakit tempat ia akan melaksanakan operasi beberapa tahun yang lalu. Padahal ia baru saja menerjunkan dirinya ke jurang. Apa ia Baru saja mendapat kesempatan untuk mengulang wa...