TIGA

12.3K 688 1
                                    

Setelah melihat Aska basah kuyup, Raka langsung mengambil tali yang ada disitu dan langsung mengikat tangan dan kaki Aska ke belakang dan menutup mulut Aska dengan dasi sekolah Aska lalu menutup kepala Aska dengan ember. Lalu Raka menyuruh teman-temannya memasukkan Aska kedalam toilet dan mengunci pintu tersebut dan menempelkan tulisan wc rusak di depan pintu tersebut. Setelah itu mereka pergi dari sana tanpa merasa bersalah.
Aska yg diikat dan dikunci hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat apa-apa.

"Mmmph hiks mmmph hiks" Tanggis Aska tanpa suara. Aska cuma berdoa semoga mereka berdua bisa menemukannya.

🐰

Vano dan Darren yg menunggu kedatangan Aska pun merasa heran, karena ini terlalu lama Aska izin kekamar mandi. Mereka pun khawatir tapi mereka pun tidak bisa sembarangan meninggalkan pelajaran tersebut. Yang bisa mereka lakukan sekarang hanya menunggu pelajaran selesai.

🐰

Beberapa mobil berhenti didepan sebuah rumah yang tertulis PANTI ASUHAN HARAPAN BUNDA. Dan disalah satu mobil tersebut keluar seorang pria yg memiliki raut dingin, ya pria itulah Alex. Alex yg berjalan ke dalam rumah tersebut sembari melihat-lihat keadaan disekitar panti asuhan tersebut.

"Permisi, saya mau ketemu sama ibu kepala panti ini." Tanya Alex kepada salah satu pengurus panti yg sedang menyuapi seorang anak makan.

"Iya tuan, tuan siapa? Biar saya bisa panggilkan ibu panti? Tanya pengurus tersebut kepada alex.

"Bilang saja nama saya Alex." Jawab Alex dengan dingin.

Pengurus yg mendengar perkataan tersebut langsung masuk kedalam dan memanggilkan ibu panti. Tak berapa lama ibu panti datang dengan pengurus yang memanggilnya tadi.

"Permisi tuan, saya Intan pemilik panti asuhan ini. Ada yg bisa saya bantu?" Tanya ibu panti yg bernama Intan tersebut.

"Sebaiknya kita duduk didalam karena saya yakin pembicaraan kita akan panjang." Ucap Alex.

"Ah iya maaf tuan silahkan masuk ke dalam dan lebih baik kita keruangan saya saja." Ucap Intan sambil berjalan ke ruangannya dan diikuti oleh Alex.

"Silahkan duduk tuan." Mempersilahkan Alex duduk.

"Jadi, ada yg bisa saya bantu tuan?" Tanya Intan sekali lagi.

"Saya ga perlu basa basi, saya kesini cuma mau menanyakan keluarga siapa yg mengadopsi anak yang bernama Askara?" Tanya Alex tanpa basa basi.

Mendengar pertanyaan tersebut, Intan terlihat gugup dan itu tidak lepas dari penglihatan alex.

"Maaf pak disini tidak ada anak yang bernama Askara." Jawab Intan dengan gugup.

Alex yg mendengarkan jawaban tersebut langsung mengeluarkan pistolnya dan membidiknya tepat ke kepala Intan.

"Anda pikir saya bisa dibohongi, orang saya sudah berulang kali menanyakan hal tersebut tapi anda memberikan berbagai macam alasan." Ucap Alex dengan tetap menodongkan senjata tersebut ke kepala Intan.

Intan yg mengalami hal tersebut  merasa ketakutan dan berusaha mengingat ada seorang pria yg selalu menanyakan Askara, tapi tetap berusaha mengelak.

"Maaf tuan, tapi saya benar-benar tidak bisa memberikan informasi tersebut kepada siapapun." Ucap Intan berusaha tegas.

Dor

Satu tembakan langsung menuju sebuah vas yang berada disebelah intan. Pistol yg digunakan Alex pistol yg kedap suara jadi tidak akan terdengar diluar ruangan.

Intan yg terkejut benar-benar ketakutan dan langsung memohon ampun.

"Hiks maaf tuan saya mohon jangan bunuh saya." Mohon Intan sambil menanggis.

"Saya Alexander astaro xavier, jangan pernah main-main dengan saya karena saya bisa membunuh siapapun tanpa kecuali termasuk anak kecil. Jadi katakan siapa yang mengadopsi Askara? Kalau tidak saya akan membunuh anda dan semua yang ada di panti asuhan ini." Ucap Alex dengan dingin dan tetap menodongkan senjatanya kepada Intan.
Intan yg mendengar nama tersebut mengigil ketakutan, karena Intan pernah mendengar nama tersebut. Nama yg membuat orang ketakutan karena sangat kejam.

"Keluarga Wijaya tuan, mereka salah satu donator disini juga tuan." Jawab Intan dengan ketakutan.

"Wijaya?" Tanya Alex

"Iya tuan." Jawab Intan.

"Ok, senang bekerja sama dengan anda buk Intan." Pamit Alex langsung berdiri dan menembak salah satu kaca jendela yang ada disana. Dan langsung menyimpan pistolnya didalam jas.

Setelah Alex sampai didalam mobil Alex langsung menghubungi Ren.

" Ren cari informasi tentang keluarga Wijaya. Salah satu donator tetap dipanti asuhan ini." Perintah Alex kepada Ren.

"Kita ke AVIER HIGH SCHOOL." Perintah Alex kepada supir tersebut.

🐰

Setelah pelajaran selesai Vano dan Darren langsung bergegas keluar dan menuju toilet. Sesampainya di toilet, mereka tidak menemukan hal yang mencurigakan tapi mereka melihat salah satu pintu disana bertuliskan wc rusak. Merasa tidak ada yang salah mereka keluar tapi baru beberapa langkah, Vano merasa ada yang ganjil kembali ke toilet dan langsung menuju pintu yg bertuliskan tersebut. Ternyata pintu tersebut terkunci dan menambah kecurigaan mereka, tanpa berkata apa-apa mereka langsung mendobrak pintu tersebut dan mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat.

"Aska." Panggil Vano sambil membuka ember yang menutup kepala Aska dan sekali lagi mereka terkejut dengan keadaan Aska yg pingsan. Dengan cepat mereka membuka ikatan dimulut, tangan dan kaki Aska, dan Vano langsung menggendong bridal Aska yg terlihat pucat. Mereka bergegas menuju ke uks tanpa mempedulikan pandangan orang-orang.

"Dok, tolong teman saya." ucap Vano dengan meletakkan Aska dibrangkas. Dokter yang bertugas langsung sigap dan memeriksa keadaan Aska.

" Tolong bawakan baju ganti untuk dia." Ucap dokter tersebut sambil memeriksa denyut nadi Aska. Darren yang mendengar perkataan dokter, langsung  pergi mengambil baju ganti untuk Aska.

"Teman kamu terkena hiportemia dan ada faktor kelelahan. Saya sudah menyuntikkan obat ke teman kamu, jadi sekarang tidak apa-apa. Kita cuma perlu nunggu dia sadar aja." Ucap dokter sambil membereskan peralatannya.

"Terima kasih dok." Ucap Vano dengan lega.

"Ini baju gantinya dok." Tiba-tiba Dareen datang dengan membawa baju ganti yang dibutuhkan.

"Iya udah, kalian ganti pakaiannya ya." Ucap dokter tersebut. Vano dan Darren segera mengganti pakaian Aska. saat mengganti pakaian Aska, mereka melihat ada bekas lebam-lebam di badan Aska. Dengan diam dan tanpa berkata apa-apa mereka melanjutkan kegiatan mereka.

"Eughh" Sadar aska dari pingsannya dan membuat vano dan Darren menghampiri Aska.

"Kamu baik-baik aja, ada yang sakit lagi?" Tanya Vano dengan khawatir. Mereka berdua sepakat untuk diam saat ini, karena ga mau membuat Aska tertekan.

"Iya, aku baik-baik aja. Cuma ngerasa kedinginan. Kalian bolos?" Tanya Aska saat sadar melihat vano dan darren disini karena sekilas aska melihat jam di dinding belum menunjukkan waktu pulang.

"Iya, kami menjaga kamu disini sekalian izin sama guru bahwa kamu sakit." Jawab Darren.

Tbc




ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang